Metode Pengambilan Contoh Komponen Biofisik

4 kelamin, sarana dan prasarana perekonomian, mata pencaharian, kondisi demografi dan data-data lain yang bersumber dari hasil penelitian sebelumnya. Data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Nias, Coremap II-LIPI Jakarta, Kantor BAKOSURTANAL-LIPI- Cibinong, Kantor Kepala Desa Mo’awo, Kantor Kelurahan Pasar Lahewa, dan Kantor Lembaga Pengelolaan Sumberdaya Terumbu Karang LPSTK masing- masing lokasi penelitian. Secara lengkap data sekunder yang dikumpulkan dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini : Tabel 2 Jenis dan sumber data sekunder No. Komponen Jenis Data Sumber DataTahun 1. Biofisik 1.1. Fisika : - Kedalaman perairan - Kecerahan perairan - Kekuatan arus oseanografi - Suhu perairan 1.2. Kimia : - Salinitas perairan - Oksigen terlarut 1.3. Biologi : - Tutupan karang hidup - Kelimpahan ikan karang - Kelimpahan megabentos LIPIDKP Nias2006 LIPIDKP Nias2006 LIPIDKP Nias2006 LIPIDKP Nias2006 LIPIDKP Nias2006 LIPIDKP Nias2006 LIPIDKP Nias2006 LIPIDKP Nias2006 LIPIDKP Nias2006 2. Sosial dan Ekonomi Masyarakat 2.1. Jumlah Penduduk 2.2. Mata Pencaharian 2.3. Kondisi Demografi 2.4. Sarana Perekonomian Profil Desa 2006 Profil Desa 2006 Profil Desa 2006 Profil Desa 2006

3.5 Metode Pengambilan Contoh

Metode pengambilan contoh untuk komponen biofisik dan komponen sosial ekonomi masyarakat dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

3.5.1 Metode Pengambilan Contoh Komponen Biofisik

Pengambilan data biofisik dalam penelitian ini akan dikumpulkan di dua lokasi penelitian. Untuk lebih jelas, dapat dilihat peta titik-titik pengambilan contoh biofisik pada Gambar 4 di bawah ini : 5 Gambar 4 Stasiun pengambilan contoh komponen biofisik di DPL Kelurahan Pasar Lahewa dan DPL Desa Mo’awo 6 Untuk mengetahui kondisi terumbu karang di DPL Kelurahan Pasar Lahewa dan DPL Desa Mo’awo Kecamatan Lahewa, dilakukan pengambilan contoh pada 6 stasiun penelitian, dengan pengambilan contoh ini diharapkan dapat mewakili kondisi ke dua DPL Kelurahan Pasar Lahewa dan DPL Desa Mo’awo. Komponen-komponen utama yang diteliti adalah sebagai berikut : 1 Kualitas Perairan Kualitas perairan pada suatu kawasan ekosistem terumbu karang merupakan salah satu faktor utama yang menentukan keberlangsungan hidup organisme di kawasan tersebut. Untuk mengetahui kondisi kualitas perairan di DPL Kelurahan Pasar Lahewa dan DPL Desa Mo’awo, dilakukan pengukuran terhadap parameter kualitas perairan. Beberapa parameter yang diukur dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3 berikut ini : Tabel 3 Parameter kualitas perairan Parameter Alat Ukur Satuan Ambang Batas Oseanografi Kecepaten arus Floating drough cmdetik - Fisika Kecerahan perairan Secchi disk 15-100 Kedalaman perairan Tali dan Meteran meter 50 meter Suhu perairan Thermometer O C 25-30 o C Kimia Salinitas perairan Refraktometer o oo 32-35 o oo Oksigen terlarut DO meter ppm 5.7-8.5 ppm 2 Bentuk Pertumbuhan Life Form Komunitas Karang Dalam melakukan identifikasi bentuk pertumbuhan life form komunitas karang atau tutupan karang, pengukuran dilakukan dengan metode transek garis menyinggung Line Intercept TransecLIT mengikuti English et al., 1997. Identifikasi dilakukan pada 6 stasiun penelitian di dua DPL, dengan harapan agar hasil pengukuran dapat mewakili keseluruhan kawasan tersebut. Teknis pelaksanaan di lapangan yaitu seorang penyelam meletakkan roll meter sepanjang 70 m sejajar garis pantai dimana posisi pantai ada di sebelah kiri penyelam. Kemudian LIT ditentukan pada garis transek dengan tiga kali ulangan yaitu : 0-10 meter, 30-40 meter, 60-70 meter. Titik stasiun penelitian diusahakan tetap berpedoman pada stasiun penelitian permanen yang telah ditetapkan CRITC-LIPI 2004. 7 Kemudian dilakukan pencatatan terhadap jenis karang yang berada tepat di garis transek dengan ketelitian hingga centimeter, dari data LIT tersebut bisa dihitung nilai persentase tutupan karang, maka untuk mengetahui kondisi karang di lokasi penelitian perlu diketahui penggolongan komunitas karang berdasarkan lifeform serta kodenya. Daftar penggolongan komponen dasar komunitas karang berdasarkan lifeform karang dan kodenya dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini. Tabel 4 Daftar penggolongan komponen dasar komunitas karang berdasarkan bentuk pertumbuhan life form karang dan kodenya Kategori Kode Keterangan Branching ACB Paling tidak 2 o percabangan. Memiliki axial dan radial coralit Encrusting ACE Biasanya merupakan dasar dari bentuk acropora belum dewasa Submassive ACS Tegak dengan bentuk seperti baji Digitate ACD Bercabang tidak lebih dari 2 o Acropora Tabulate ACT Bentuk seperti meja datar Branching CB Paling tidak 2 o percabangan. Memiliki radial oralit Encrusting CE Sebagian besar terikat pada substrat mengerak Paling tidak 2 o percabangan Foliose CF Karang terikat pada satu atau lebih titik, seperti daun, atau berupa piring Massive CM Seperti batu besar atau gundukan Submassive CS Berbentuk tiang kecil, knop atau baji Mushroom CMR Soliter, karang hidup bebas dari genera Heliopora CHL Karang biru Millepora CME Karang api Non-Acropora Tubipora CTU Bentuk seperti pipa-pipa kecil Dead Coral DC Baru saja mati, warna putih atau putih kotor Dead Coral with Alga DCA Karang ini masih berdiri, struktur skeletal masih terlihat Soft Coral SC Karang bertubuh lunak Sponge SP Karang berbentuk tabung Zoanthidae ZO Contoh Platythoa, Protoplatythoa Others OT A nemon, teripang, gorgonian, kima dan lain-lain Algae assemblage AA Terdiri lebih dari satu spesies Coralline alga CA Algae yang mempunyai sruktur kapur Halimeda HA Berumputberwarna coklat daging, merah Macroalga MA Seperti rumputtebal, berwarna coklat, merah. Algae Turf alga TA Algae berfilamen lebat, yang sering ditemukan di dalam teritori damselfish Abiotik Sand S Pasir Rubble R Patahan karang yang ukurannya kecil Silt SI Pasir berlumpur Water W Air atau celah-celah yang lebih dalam dari 50 cm Rock RCK Batu atau pinggiran terumbu yang meliputi boulder batu besar kapur, batuan vulkanik Sumber : English et al., 1997 8 3 Kelimpahan Komunitas Ikan Karang Untuk pengamatan ikan karang dilakukan dengan metode Underwater Visual Census UVC , dimana ikan-ikan yang dijumpai pada jarak 2.5 m di sebelah kiri dan 2.5 m di sebelah kanan garis transek sepanjang 70 m dicatat jenis dan jumlahnya. Sehingga luas bidang yang teramati per transeknya yaitu 5 x 70 = 350 m 2 . Spesies ikan yang didata terdiri dari 3 kelompok utama, English, et al., 1997, yaitu : a Kelompok Ikan Target, yaitu ikan ekonomis penting dan biasa ditangkap untuk konsumsi. Biasanya mereka menjadikan terumbu karang sebagai tempat pemijahan dan sarangdaerah asuhan. Kelompok ikan target ini diwakili oleh family Serranidae ikan kerapu, Lutjanidae ikan kakap, Lethrinidae ikan lencam, Nemipteridae ikan kurisi, Caesionidae ikan ekor kuning, Siganidae ikan baronang, Haemulidae ikan bibir tebal, Scaridae ikan kakak tua dan Acanthuridae ikan pakol. b Kelompok Ikan Indikator, yaitu jenis ikan karang yang khas mendiami daerah terumbu karang dan menjadi indikator kesuburan ekosistem kawasan tersebut. Ikan-ikan indikator diwakili oleh family Chaetodontidae ikan kepe-kepe. c Kelompok Ikan Major, merupakan jenis ikan berukuran kecil, umumnya 5-25 cm, dengan karakteristik pewarnaan yang beragam sehingga dikenal sebagai ikan hias. Kelompok ikan ini umumnya ditemukan melimpah, baik dalam jumlah individu maupun jenisnya. Ikan-ikan ini sepanjang hidupnya berada di terumbu karang, kelompok ini diwakili oleh family Pomacentridae ikan betok laut, Apogonidae ikan serinding, Labridae ikan sapu-sapu, dan Blenniidae ikan peniru. 4 Kelimpahan Komunitas Megabentos Kegiatan ini dilakukan untuk menghitung jumlah biota bentik yang hidup berasosiasi dan berperan dalam menunjang tingkat kesuburan karang Manuputy et al , 2006. Peralatan dan bahan yang digunakan sama dengan metode LIT. 9 Sampling dilakukan sesudah kegiatan LIT, dengan metode Reef Check Benthos , yaitu berupa transek yang sama panjangnya dengan metode LIT karang yaitu 70 m dan lebar 1 meter ke kanan dan 1 meter ke kiri dari garis transek. Sehingga total bidang pengambilan contoh dan pencatatan biota makrobentik : 2 x 70 m 2 = 140 m 2 . Menurut Winardi Anna E.W. Manuputy 2007, biota yang ditemukan sepanjang transek dicatat jenis dan jumlah individunya, biota tersebut adalah : - Lobster udang barong. - Banded coral shrimp udang karang kecil yang hidup di sela cabang karang. - Acanthaster planci bintang bulu seribu. - Diadema setosum bulu babi hitam. - Pencil sea urchin bulu babi seperti pensil. - Holothurian teripang. - Small giant clam kimah kecil dengan ukuran 20 cm. - Large giant clam kimah besar dengan ukuran 20 cm. - Trochus niloticus lola. - Druppella sejenis keong berukuran kecil yang hidup di sela-sela karang. - Mushroom coral Karang Jamur, Fungi sp..

3.5.2 Metode Pengambilan Contoh Sosial dan Ekonomi

Dokumen yang terkait