Parameter Lingkungan Utama yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekosistem Terumbu Karang

dari atas permukaan laut. Contoh tipe terumbu karang tepi adalah terumbu karang yang ada di Pulau Nias, Mentawai, Lombok. 2 Terumbu karang penghalang barrier reef adalah serupa dengan karang tepi, dengan kekecualian jarak antara terumbu karang dengan garis pantai atau daratan cukup jauh, dan umumnya dipisahkan perairan yang dalam, pada umumnya terumbu karang ini hidup sampai kedalaman 40-70 m dari atas permukaan laut. Contoh terumbu karang penghalang ditemukan di Kep. Togean, Sulawesi Tengah, dan di Kalimantan Timur. 3 Terumbu karang cincin atoll adalah terumbu tepi yang berbentuk seperti cincin dan ditengahnya terdapat goba danau dengan kedalaman mencapai 45 meter. Contoh terumbu karang cincin ditemukan di Takabonerate di Sulawesi Selatan. 4 Terumbu karang datartakat terumbu patch reef. Gosong terumbu patch reefs, terkadang disebut juga sebagai pulau datar flat island . Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu DKI Jakarta, Kepulauan Ujung Batu Aceh.

2.2.3 Parameter Lingkungan Utama yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekosistem Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang sangat rentan terhadap gangguan akibat kegiatan manusia, dan pemulihannya memerlukan waktu yang lama. Berbagai pendapat menyatakan hal yang sebaliknya, bahwa ekosistem terumbu karang merupakan suatu ekosistem yang dinamis, tidak mapan dan mampu memperbaiki dirinya sendiri dari gangguan alami. Menurut Nybakken 1988 distribusi dan pertumbuhan ekosistem terumbu karang tergantung beberapa faktor, yaitu 1 kecerahan, 2 temperatur, 3 salinitas, 4 sirkulasi arus dan sedimentasi dan 5 substrat. 1 Kecerahan Cahaya matahari merupakan salah satu parameter utama yang berpengaruh dalam pembentukan terumbu karang. Penetrasi cahaya matahari merangsang terjadinya proses fotosintesis oleh zooxanthellae simbiotik dalam jaringan karang. Tanpa cahaya yang cukup, laju fotosintesis akan berkurang dan bersamaan dengan itu kemampuan karang untuk membentuk terumbu CaCO 3 akan berkurang pula. Kebanyakan terumbu karang dapat berkembang dengan baik pada kedalaman 25 meter atau kurang. Pertumbuhan karang sangat berkurang saat tingkat laju produksi primer sama dengan respirasinya zona kompensasi yaitu kedalaman dimana kondisi intensitas cahaya berkurang sekitar 15-20 persen dari intensitas cahaya lapisan permukaan air. 2 Temperatur Pada umumnya, terumbu karang tumbuh secara optimal pada kisaran suhu perairan laut rata-rata tahunan antara 25 o C - 29 o C, namun suhu di luar kisaran tersebut masih bisa di tolerir oleh spesies tertentu dari jenis karang hermatipik untuk dapat berkembang dengan baik. Karang hermatipik dapat bertahan pada suhu di bawah 20 o C selama beberapa waktu, dan dapat mentolerir suhu sampai 36 o C dalam waktu yang singkat. Nontji 1987 menyatakan bahwa buangan air panas dari industri gas alam cair LPG di Bontang, Kalimantan Timur yang mencapai suhu 37 o C telah menyebabkan kematian terumbu karang di sekitarnya. 3 Salinitas Banyak spesies karang peka terhadap perubahan salinitas yang besar. Umumnya, terumbu karang tumbuh dengan baik di sekitar wilayah pesisir pada salinitas 30-35 o oo . Meskipun terumbu karang mampu bertahan pada salinitas di luar kisaran tersebut, pertumbuhannya menjadi kurang baik bila dibandingkan pada salinitas normal. Namun demikian, ada juga terumbu karang yang mampu berkembang di kawasan perairan dengan salinitas 42 o oo , seperti di wilayah Timur Tengah. 4 Sirkulasi arus dan Sedimentasi Arus diperlukan dalam proses pertumbuhan karang dalam hal menyuplai makanan berupa mikroplankton. Arus juga berperan dalam proses pembersihan dari endapan-endapan material dan menyuplai oksigen yang berasal dari laut lepas. Oleh karena itu, sirkulasi arus sangat berperan penting dalam proses transfer energi. 5 Substrat Substrat yang keras sangat diperlukan untuk pelekatan larva karang planula. Substrat yang disukai larva karang planula untuk melakukan penempelan dalam membentuk koloni baru seperti batu keras, bangkai kapal yang tenggelam. Sedangkan substrat pasir tidak disukai oleh larva karang planula untuk melakukan penempelan.

2.3 Fungsi dan Manfaat Terumbu Karang

Dokumen yang terkait