Pengelolaan Berbasis Ekosistem Pengelolaan Terumbu Karang

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan Terumbu Karang

Terumbu karang merupakan bagian dari sumberdaya alam di wilayah pesisir yang pengelolaannya tidak terlepas dari pengelolaan sumberdaya alam lainnya seperti hutan mangrove, dan padang lamun. Oleh karena itu, pengelolaan terumbu karang harus memperhatikan dan menggunakan pendekatan menyeluruh dan terpadu. Berikut ini beberapa model pengelolaan terumbu karang di Indonesia DKP RI, 2004.

2.1.1 Pengelolaan Berbasis Ekosistem

Pengelolaan berbasis ekosistem adalah salah satu konsep pengelolaan modern sumber daya alam. Pengelolaan ekosistem mendefinisikan sebuah paradigma bahwa biofisik dan sosial sebagai objek yang harus diperhatikan dari keindahan, kesehatan, dan keberlanjutan ekosistem itu sendiri. Baik sosial dan ekologi dalam dinamika yang fleksibel dan proses adaptif. Pengelolaan ekosistem adalah kesadaran dalam pikiran kita dengan harapan untuk masa depan Cornett, 1994. Pengelolaan berbasis ekosistem di suatu kawasan, minimal ada dukungan hukum dalam melindungi lingkungan, mempertahankan kesehatan ekosistem agar keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan tetap lestari. Pengelolaan sebagai sebuah konsep yang sering diperdebatkan dan setidaknya ada tiga alasan penggunaan konsep pengelolaan berbasis ekosistem : pertama, konsep ini telah banyak digunakan oleh politisi dan pejabat. Setidaknya dapat menyimpulkan apakah pengelolaan ekosistem berhasil atau tidak, kedua, mungkin saja menjadi konsep baru sangat berbeda dan lebih tepat dalam pengelolaan ekosistem, dan ketiga, kebutuhan masyarakat pesisir sangat dipengaruhi oleh keberadaan ekosistem yang ada di pesisir, maka konsep yang diterapkan harus sesuai dengan kondisi setempat. Masalah dalam pengelolaan ekosistem memiliki beberapa karakteristik umum: 1 secara umum dan mendasar pada nilai-nilai prioritas yang menimbulkan sengketa, sehingga sebagian atau seluruhnya saling memerlukan keputusan alternatif; 2 tekanan politik untuk membuat perubahan lebih cepat secara signifikan dalam kebijakan publik; 3 dengan biaya cukup besar dan resiko tinggi mengakibatkan kerugian; 4 fakta-fakta teknis, ekologis dan sosiologis, sangat pasti; 5 ekosistem dan masalah kebijakan yang besar dalam kerangka keputusan kebijakan akan menimbulkan efek permasalahan. Pengelolaan berbasis ekosistem yang luas, populer dan profesional sebagai pilihan terkini dan cara pengelolaan sumber daya alam dan ekosistem. Dengan semangat menganjurkan pengelolaan berbasis ekosistem sebagai salah satu pendekatan untuk melindungi lingkungan, menjaga kesehatan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati yang berinteraksi di dalamnya, dan pengelolaan yang berkelanjutan. Ada 7 tujuh prinsip-prinsip atau pilar yang ditetapkan dalam pengelolaan berbasis ekosistem yaitu : 1 Nilai-nilai dan prioritas. Pengelolaan ekosistem yang menggambarkan tahapan dalam melanjutkan perubahan dari nilai-nilai sosial dan ekonomi, dan merupakan prioritas utama dari pilar ini Lackey, 1994; Stanley, 1995. 2 Daerah perbatasan. Pengelolaan berbasis ekosistem, kawasan dan batas-batas harus jelas dan ditetapkan secara resmi. 3 Kesehatan Ekosistem. Pengelolaan ekosistem harus memelihara ekosistem dalam kondisi yang sesuai untuk mencapai tujuan dan manfaat sosial yang ditetapkan oleh masyarakat, bukan ilmuwan Rapport, 1989; Costanza et al., 1992; Norton, 1992; Grumbine, 1994. 4 Stabilitas Ekosistem. Pengelolaan ekosistem dapat mengambil keuntungan dari kemampuan ekosistem untuk menanggapi berbagai tekanan alam dan tekanan manusia, dengan batas-batas kemampuan untuk menampung semua tekanan di kawasan ekosistem tersebut Kaurfman, 1993. 5 Perbedaan. Pengelolaan ekosistem berhasil atau tidak berhasil, dapat mengakibatkan tekanan pada keanekaragaman hayati Goodman, 1975;Shrader-Frechette and McCoy, 1993. 6 Kesinambungan. Istilah kesinambungan, jika digunakan di dalam pengelolaan ekosistem, harus jelas defenisinya, waktu, kerangka pengelolaan, manfaat biaya, dan prioritas Norton, 1991; Goodland et al., 1993. 7 Informasi Ilmiah. Informasi ilmiah penting untuk pengelolaan ekosistem agar lebih efektif, namun salah satu unsur dalam proses pengambilan keputusan adalah penentuan pilihan antara masyarakat umum atau pihak swasta Ludwig et al., 1993.

2.1.2 Pengelolaan Terumbu Karang Berbasis Masyarakat

Dokumen yang terkait