Bahan dan Alat Bahan dan Metode

30 Penambahan ZPT NAA konsentrasi 0.5 mg L -1 menyebabkan penurunan persentase eksplan berakar. Persentase akar yang terbentuk sebesar 33.33. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mongomake et al. 2009. Auksin sangat diperlukan pada periode pertumbuhan awal dari akar, ini biasa disebut sebagai inisiasi akar. Pada keadaan ini diperlukan auksin dalam konsentrasi tertentu sampai batas maksimal. Auksin yang melewati batas maksimal akan menghambat pertumbuhan dan pembentukan akar. Selain pembentukan akar, satu eksplan mata tunas yang dikulturkan menghasilkan kalus Gambar 3.5B. Kalus yang dihasilkan muncul dari bagian bekas potongan eksplan. Kalus yang terbentuk berwarna putih kekuningan dengan struktur kalus yang kompak. Namun, kalus tersebut tidak mampu diregenerasikan menjadi tunas. NAA sangat mempengaruhi bentuk akar yang dihasilkan. Pemberian ZPT NAA sebanyak 0.1 mg L -1 menghasilkan bentuk akar yang lebih besar dan terlihat keras dengan warna kuning kecoklatan Gambar 3.5C, sedangkan pada media induksi perakaran tanpa pemberian NAA menghasilkan akar dengan bentuk yang lebih halus dan berwarna putih kekuningan Gambar 3.5A dan 3.5B.

3.3.2 Perbanyakan Tanaman Secara Embriogenesis

a. Induksi dan Proliferasi Kalus

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa induksi kalus kacang bogor dipengaruhi oleh interaksi antara jenis ekspla n dengan media perlakuan terhadap persentase ekplan berkalus. Kalus mulai terbentuk pada minggu ke 1-2 setelah tanam. Hal tersebut ditandai dengan pembengkakan jaringan pada bagian eksplan yang ditanam. Persentase eksplan berkalus berkisar antara 47.93 –96.67. Media terbaik untuk induk kalus kacang bogor adalah media yang mengandung 5 mg L -1 Gambar 3.5 Keragaan perakaran kacang bogor pada media induksi perakaran. A MS0, B BAP 2 mg L -1 , C BAP 2 mg L -1 + NAA 0.1 mg L -1 . k = kalus; t = tunas; a = akar. Tabel 3.2 Pengaruh BAP dan NAA terhadap persentase tunas berakar pada kultur in vitro kacang bogor 8 MST BAP mg L -1 NAA mg L -1 Jumlah Sampel 0.0 0.1 0.5 0.0 8.33 b 16.67 b - 12 2.0 25.00 b 83.33 a 33.33 b 12 Ket: Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT α = 0.05 A C B t a k 31 2,4-D dengan persentase kalus yang terbentuk yaitu 96.67, diikuti oleh media yang mengandung 3 mg L -1 picloram dengan persentase eksplan berkalus sebesar 88.33 Tabel 3.3. Penggunaan ZPT 2,4-D dan picloram dalam menginduksi kalus kacang bogor telah dilaporkan oleh Konate et al. 2013. Persentase eksplan berkalus tertinggi didapatkan pada media yang mengandung 0.5 mg L -1 picloram yaitu sebesar 98,89, sedangkan penggunaan 0.5 mg L -1 2,4-D hanya mampu menginduksi kalus sebesar 78.33. Penggunaan auksin yang dikombinasikan dengan berbagai sitokinin BAP, KIN, TDZ dan Zeatin menurunkan persentase eksplan berkalus 10 sampai 65. Induksi kalus embriogenik pada berbagai media induksi dengan komposisi yang berbeda-beda akan menghasilkan respon yang berbeda pula. Hartweck et al. 1988 menyatakan bahwa untuk menginduksi kalus embriogenik sangat bergantung pada kadar auksin di dalam media induksi serta jaringan eksplan yang digunakan. Pada Tabel 3.3 terlihat bahwa eksplan daun muda in vitro memberikan hasil tertinggi dalam induksi kalus 70.69, tidak berbeda nyata dengan eksplan axis 67.29 tetapi berbeda nyata dengan eksplan petiol in vitro 60.94. Konate et al. 2013 melaporkan penggunaan jenis eksplan kotiledon proximal, median, dan distal hanya mampu menghasilkan persentase eksplan berkalus sebesar 39.84 sampai 59.24. Selain jenis eksplan, genotipe tanaman juga berpengaruh terhadap keberhasilan kultur in vitro. Konate et al. 2013 melaporkan pada tanaman kacang bogor, induksi kalus terbaik didapatkan pada genotipe Ci7 sebesar 70. Pada tanaman legume lainnya seperti kacang tanah Sinaga 1998; Zuyasna 2004, Tabel 3.3 Pengaruh 2,4-D, Picloram dan BAP terhadap induksi dan proliferasi kalus kacang bogor 8 MST Perlakuan Persentase Kalus Komposisi Media MS0 tanpa ZPT 0.00 g MS0 + 1 mg L -1 2,4-D 47.93 f MS0 + 3 mg L -1 2,4-D 49.73 f MS0 + 5 mg L -1 2,4-D 96.67 a MS0 + 1 mg L -1 picloram 81.67 bc MS0 + 2 mg L -1 picloram 85.00 bc MS0 + 3 mg L -1 picloram 88.33 b MS0 + 4 mg L -1 picloram 83.33 bc MS0 + 1 mg L -1 2,4-D + 1 mg L -1 picloram 51.67 f MS0 + 1 mg L -1 2,4-D + 0,001 mg L -1 BAP 69.17 ed MS0 + 1 mg L -1 picloram + 0,001 mg L -1 BAP 76.67 cd MS0 + 1 mg L -1 2,4-D + 2 mg L -1 BAP 65.53 e Eksplan Axis 67.29 a Daun 70.69 a Petiol 60.94 b Ket: Angka-angka pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf kecil yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT α = 0.05.