9 Shu  YJ,  Li  Y,  Wu  NLH,  Bai  X,  Cai  H,  Ji  W,  Zhu  YM.  2010.  Mining  and
identification of SNPs from EST sequences in soybean and converting SNP markers into CAPS. Acta Agron Sin. 364:574-579.
Siise  A,  Massawe  FJ.  2013.  Microsatellites  based  marker  molecular  analysis  of Ghanian  Bambara  groundnut  Vigna  subterranea  L.Verdc  landraces
alongside  morphological  characterization.  Genet  Resour  Crop  Evol. 602:777-787.
Sinaga  S.  1998.  Variasi  Somaklonal  pada  Kacang  Tanah  Arachis  hypogaea  L. Kultivar  Gajah  Hasil  Kultur  Jaringan:  Evaluasi  pada  Generasi  R
. [disertasi]. Bogor ID: Institut Pertanian Bogor.
Solodenko  A,  Yu  S.  2005.  Genotyping  of  helianthus  based  on  microsatelite sequences. Helia. 2842:19-26.
Somta  P,  Chankaew  S,  Rungnoi  O,  Srinives  P.  2011.  Genetic  diversity  of  the Bambara  groundnut  Vigna  subterranea  L.  Verdc.  as  assessed  by  SSR
markers. Genome. 5411:898-910. Stephens  JM.  2003.  Bambara  Groundnut  Voandzeia  subterranea  L.  thouars.
Florida US: IFAS Extension. Sunyaev  S,  Ramensky  V,  Koch  I,  Lathe  W,  Kondrashov  AS,  Bork  P.  2001.
Prediction of deleterious human alleles. Hum Mol Genet. 106:591-597. Widoretno W, Arumningtyas EL, Sudarsono. 2003. Metode induksi pembentukan
embrio somatik dari kotiledon dan regenerasi planlet kedelai secara in vitro. Hayati. 101:19-24.
Wu  A-J,  Andriotis  VME,  Durrant  MC,  Rathjen  JP.  2004.  A  patch  of  surface- exposed  residues  mediates  negative  regulation  of  immune  signaling  by
tomato Pto kinase. Plant Cell. 1610:2809-2821. Yi  JY,  Lee  GA,  Lee  JR,  Lee  MC,  Kang  MJ,  Baek  HJ,  Kim  CK.  2011.  Genetic
diversity assessment and phylogenetic analysis of peanut Arachis hypogaea L.  in  RDA  genebank  collection  using  SSRs.  Korean  Journal  of  Plant
Resources. 243: 272-279.
Zuyasna.  2004.  Studi  Genetik  Kemampuan  Membentuk  Embrio  Somatik  pada Kacang  Tanah  Arachis  hypogaea  L..  [disertasi].  Bogor  ID:  Institut
Pertanian Bogor.
10
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Kacang Bogor
Kacang  bogor  atau  Bambara  groundnut  termasuk  kedalam  famili Leguminosae,  subfamili  Papilionoideae.  Tanaman  ini  pertama  kali  disebutkan
dalam  literatur  abad  ke-17  Marcgrav  de  Liebstad  1648,  yang  disebut  sebagai mandubi  dAngola.  Pada  tahun  1763,  Linnaeus  mengelompokkan  kedalam
Spesies  Plantarum,  dan  menamakan  tanaman  ini  dengan  Glycine  subterranea, sesuai dengan sistem tata nama. Du Petit-Thouars 1806 menemukan tanaman ini
di  Madagaskar,  dengan  nama  daerah  voanjo,  kemudian  ditulis  sebagai voandzou,  dalam  bahasa  Perancis,  Voandzeia  subterranea  L.  Thouars.
Penelitian  botani  yang  lebih  rinci  dilakukan  oleh  Marechal  et  al.  1978 menemukan kesamaan besar antara Bambara groundnut dan spesies tanaman dari
genus  vigna.  Studi  tersebut  telah  dikonfirmasi  oleh  Verdcourt,  dan  pada  tahun 1980  nama  botani  tanaman  ini  berubah  menjadi  Vigna  subterranea  L.  Verdc
Goli 1997.
Kacang  bogor  Vigna  subterranea  L.  Verdc.  memiliki  jumlah  kromosom 2n=2x=22  Uguru  et  al.  2006.  Selama  beberapa  abad,  tanaman  ini  telah
dibudidayakan  sebagai  tanaman  asli  di  daerah  tropis  Afrika  bagian  selatan  dari gurun  Sahara.  Kacang  bogor  ini  termasuk  kedalam  kelompok  kacang-kacangan
yang sering ditanam sendiri atau sebagai tanaman sela dengan tanaman yang tahan kekeringan  seperti  milet.  Kacang  bogor  dapat  mentolerir  cekaman  biotik  dan
abiotik pada sistem pertanian dengan input yang rendah Zeven 1998.
2.2 Morfologi, Budidaya dan Manfaat Kacang Bogor
Tanaman  kacang  bogor  adalah  tanaman  in-determinate,  herba  tahunan dengan  tinggi  mencapai  30  cm,  bercabang  banyak,  batang  yang  berdaun  lateral
yang berada di  atas permukaan tanah. Tipe perkecambahan kacang  bogor adalah hipogeal Linneman dan Azam-Ali 1993. Morfologi umum dari tanaman kacang
bogor yaitu: tersusun atas batang, akar, daun dan polong Gambar 2.1. Batangnya pendek sehingga secara visual tanaman seperti tidak mempunyai batang, memiliki
banyak  cabang.  Tanaman  tampak  merumpun  yang  terdiri  atas  kumpulan  daun dengan  tangkai  yang  panjang.  Helaian  daun  berbentuk  lancip  dan  trifoleat.
Rangkaian  bunga  berwarna  kuning,  setelah  bunga  mengalami  penyerbukan, tangkai  dari  bunga  yang  telah  terserbuki  akan  memanjang  dan  masuk  ke  dalam
permukaan tanah Basu et al. 2007.
Bunga  kacang  bogor  bertipe  kupu-kupu  dan  muncul  dari  ketiak  daun, tumbuh  menyebar  di  atas  permukaan  tanah  dengan  tangkai  bunga  yang  tidak
terlalu panjang  1.5 cm dan berbulu, mahkota bunga berukuran kecil, berwarna kuning muda, kuning tua, kemerah-merahan atau beberapa jenis lainnya berwarna
merah  muda.  Sistem  penyerbukan  tanaman  kacang  bogor  adalah  menyerbuk sendiri.  Masa  reseptif  anter  dan  stigma  terjadi  pada  hari  yang  sama  Basu  et  al.
2007.  Setelah  penyerbukan  ginofor  memanjang  dan  mendorong  bakal  buah masuk ke dalam tanah. Buah berbentuk polong bulat atau pipih pada sisi lainnya.