62
Tabel 14. Perbandingan Biaya Tenaga Kerja per Hektar per Tahun
Uraian Koagulump segar
Koagulump dua harian Penyadap
8.875.816 8.700.796
Pemupukan 95.304
85.950 Penyapuan daun kering
227.193 232.659
Total biaya tenaga kerja 9.198.313
9.019.405
7.4. Pendapatan Usahatani Karet
Pendapatan usahatani karet merupakan selisih antara total penerimaan usahatani dengan total pengeluaran usahatani.
Komponen pendapatan usahatani meliputi 1 pendapatan tunai yakni total penerimaan setelah dikurangi biaya tunai
dan 2 pendapatan total yakni total penerimaan setelah dikurangi total biaya. Analisis RC rasio digunakan untuk menunjukkan perbandingan antara nilai
output terhadap nilai inputnya sehingga dapat diketahui kelayakan usahatani karet yang dilakukan.
Dalam penelitian ini, penulis membandingkan pendapatan usahatani petani karet yang memroduksi koagulump segar dengan usahatani karet
petani yang memroduksi koagulump dua harian. Setelah dibandingkan maka dapat diketahui usahatani mana yang memberikan pendapatan lebih besar.
Tabel 15
menunjukkan bahwa penerimaan usahatani karet yang
memroduksi koagulump segar lebih besar jika dibandingkan dengan penerimaan usahatani yang memroduksi koagulump dua harian. Nilai RC rasio atas biaya
tunai koagulump segar sebesar 8,68 dan nilai RC rasio atas biaya tunai untuk
koagulump dua harian sebesar 10,51. Hal ini berarti bahwa setiap seribu rupiah biaya tunai yang dikeluarkan petani responden maka akan memperoleh
penerimaan sebesar Rp 8.680,00 petani
koagulump segar dan Rp
10.510,00 petani
koagulump dua harian. Sedangkan untuk nilai RC rasio atas biaya total
koagulump segar sebesar 2,15 dan nilai RC rasio untuk koagulump dua harian sebesar 2,24. Hal ini berarti
setiap seribu rupiah biaya total yang dikeluarkan, petani koagulump segar akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 2.150,00 dan petani koagulump dua harian
akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 2.240,00.
63
Tabel 15. Perbandingan Pendapatan Usahatani Karet Koagulump Segar dengan
Koagulump Dua Harian per Hektar per Tahun
Uraian Koagulump
harian Koagulump dua
harian Penerimaan usahatani karet
Rp 26.627.449 Rp 26.102.388
BIAYA TUNAI
Pupuk Rp 2.239.370
Rp 1.436.743 Koagulan
Rp 749.550 Rp 965.397
Pajak Lahan Rp 12.104
Rp 10.856 Perlalatan Produksi
Rp 65.839 Rp 69.909
Ember Penampung Rp 22.950
Rp 22.671 Pisau Sadap
Rp 42.889 Rp 47.238
Total Biaya Tunai Rp 3.066.863
Rp 2.482.905 BIAYA YANG DIPERHITUNGKAN
Biaya Penyusutan peralatan Sadap Talang
Rp 43.014 Rp 32.971
Mangkuk Rp 37.962
Rp 41.376 Cincin Mangkuk
Rp 12.617 Rp 14.659
Tali Cincin Rp 12.969
Rp 22.899 Ember Pengangkut
Rp 8.799 Rp 19.723
Total biaya penyusutan alat Rp 115.361
Rp 131.628
Tenaga Kerja Dalam Keluarga Penyadap
Rp 8.875.816 Rp 8.700.796
Pemupukan Rp 95.304
Rp 85.950 Penyapuan Daun Kering
Rp 227.193 Rp 232.659
total biaya tenaga kerja dalam keluarga
Rp 9.198.313 Rp 9.019.405
Total Biaya Diperhitungkan Rp 9.313.674
Rp 9.151.033 Total Biaya Usahatani
Rp 12.380.537 Rp 11.633.938
pendapatan usahatani thdp biaya tunai Rp 23.560.586
Rp 23.619.483 Pendapatan Usahatani thdp biaya total
Rp 14.246.912 Rp 14.468.451
RC terhadap Biaya tunai 8,68
10,51 RC terhadap Biaya Total
2,15 2,24
64 Berdasarkan tabel 15, dapat diketahui bahwa kedua usahatani karet baik
yang memroduksi koagulump harian maupun dua harian layak untuk dijalankan, karena dilihat dari hasil analisis yang menunjukkan nilai RC yang lebih dari satu.
Akan tetapi, baik dilihat dari RC atas biaya tunai maupun RC atas biaya total hasil analisis menunjukkan bahwa usahatani karet yang memroduksi koagulump
dua harian lebih menguntungkan dibandingkan dengan usahatani karet yang memroduksi koagulump harian. Nilai RC total koagulump dua harian adalah
sebesar 2,24, sedangkan untuk koagulump perbedaannya tidak terlalu besar yaitu 2,15. Namun, jika dibandingkan dari nilai RC atas biaya tunai, maka terdapat
perbedaan yang cukup besar, yaitu 10,51 untuk koagulump dua harian dan 8,68 untuk koagulump harian.
Perbedaan nilai RC yang begitu besar antara RC atas biaya tunai dengan RC atas biaya total dialami oleh kedua jenis usahatani karet. Hal ini dikarenakan
terdapat biaya diperhitungkan yang jumlahnya sangat besar. Diantara biaya-biaya yang diperhitungkan dalam usahatani, biaya penyadapan merupakan biaya yang
paling tinggi. Biaya penyadapan pada usahatani karet baik yang memroduksi koagulump harian maupun dua harian tidak begitu berbeda yaitu mencapai nilai
diatas Rp 8.000.000. Tingginya biaya ini dikarenakan sistem pembayaran upah yang diberlakukan petani karet kepada pekerja penyadap di Tulang Bawang
adalah sistem bagi hasil. Proporsi yang didapat oleh penyadap karet sebesar sepertiga dari total hasil sadapan karet yang diperolehnya, sedangkan sisanya dua
pertiga untuk petani pemilik. Upah yang diterima oleh penyadap merupakan sepertiganya dari penerimaan yang diperoleh petani pemilik dari hasil sadapan
karet yang diperoleh. Dalam penelitian ini, biaya penyadapan merupakan biaya diperhitungkan karena dilakukan oleh tenaga kerja dalam keluarga.
65
VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan