46 X3 = Pengalaman bertanam karet tahun
X4 = Jumlah anggota keluarga orang X5 = Penghasilan rumah tangga rupiah
X6 = Luas lahan tanaman karet produksi hektar X7 = Partisipasi dalam kegiatan Sosial 1 = jika berpartisipasi dalam kegiatan
sosial dan 0 = jika tidak. X8 = Keanggotan kelompok tani 1 = jika anggota kelompok tani dan 0 = jika
tidak. X9 = Keberadaan PPL di Desa 1 = ada PPL yang berdomisili di desa tempat
tinggal petani dan 0 = jika tidak ada. X10 = Harga Rp
β = Konstanta
β
1
, β
2
,.. β
13
= Koefisien dugaan dari variabel independen. � 1 = � � = 1 � merupakan peluang bersyarat kejadian Y=1 yaitu peluang
petani memroduksi koagulump harian lebih tinggi
6.2. Koefisien atau Parameter Dugaan Model Regresi Logistik Binner Faktor-Faktor yang Menentukan
Jenis Bahan Olah Karet yang Diproduksi
Langkah kedua setelah pendugaan model adalah pendugaan parameter atau koefisien variabel independen di dalam model. Sebagaimana telah disebutkan di
Bab IV Metode Penelitian, dalam model regresi logistik koefisien diduga dengan menggunakan teknik maximum likelihood ML estimation. Dalam penelitian ini,
pendugaan koefisien dilakukan dengan menggunakan bantuan perangkat lunak komputer Minitab 14. Hasil pendugaan koefisien variabel dapat dilihat pada Tabel
5.
47
Tabel 5. Hasil Pendugaan Model Regresi Logistik Biner Faktor-Faktor yang
Menentukan Jenis Bahan Olah Karet yang Diproduksi
Predictor Coef
SE Coef Z
P Odds Ratio
Constant 11,5340
8,80844 1,31
0,190 Usia Tahun
-0,0529408 0,0684944
-0,86 0,387
0,94 Pendidikantahun
-0,237045 0,272365
-0,87 0,384
0,79 PengalamanTahun
0,0443664 0,0839939
0,53 0,597
1,05 Jumlah anggota
keluarga orang -0,726772
0,551795 -1,32
0,188 0,48
Penghasilan rumah tangga Rp
0,0000000 0,0000003
0,02 0,981
1,00 Luas lahanhektar
2,37541 1,26947
1,87 0,061
10,76 Kegiatan sosial
-1,59856 1,63581
-0,98 0,328
0,20 Kelompok tani
-2,81144 1,98093
-1,42 0,156
0,06 PPL
3,86599 2,24806
1,72 0,085
47,75 Harga
-0,0039305 0,0021833
-1,80 0,072
1,00 Test that all slopes are zero: G = 24,175, DF = 10, P-Value = 0,07
Model regresi logistik biner menunjukkan bahwa variabel luas lahan,
pengalaman, ada tidaknya PPL di desa tempat petani tinggal memiliki koefesien regresi yang bernilai positif.
Sementara itu, variabel usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga, keikutsertaan petani dalam kegiatan sosial, keanggotaan petani
dalam kelompok tani, harga memiliki nilai koefisien regresi negatif. � � = 11,5340 − 0,0592408�
1
− 0,237045�
2
+ 0,0443664 �
3
− 0,726772�
4
+ 0,0000000 �
5
+ 2,37541 �
6
− 1,59856�
7
− 2,81144�
8
+ 3,86599 �
9
− 0,0039305�
10
dimana � � = ��
�� 1
− �� sedangkan
� � = �
��
1 + �
��
6.3. Uji Signifikansi Model dan Koefisien Variabel Faktor-faktor yang Memengaruhi Petani dalam Menentukan Jenis Bahan Olah Karet yang
Diproduksi Pengujian signifikansi model dilakukan dengan menggunakan nilai G
statistic atau P-value. Pada Tabel
13 pada baris Test that all slopes are zero
48 terlihat bahwa P-value dari G statistic adalah 0,07.
Nilai P-value yang lebih kecil
dari dari α = 20 persen memberikan arti bahwa model regresi logistik biner yang dibangun mampu menggambarkan pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen jenis bahan olah karet yang diproduksi dengan baik pada selang kepercayaan 80
persen bahkan mampu hingga 90 persen. Pada Tabel
13 terdapat kolom yang dinotasikan “ P ”. Notasi P “
merupakan pernyataan dari P-value uji Wald Wald Test. Apabila P-value dari Wald Test lebih kecil dari
pada α maka tolak H the null hypothesis. Sehingga,
apabila P-value uji Wald dari suatu variabel lebih kecil dari α, maka dapat
dikatakan bahwa variabel tersebut berpengaruh nyata di dalam model pada taraf nyata α.
Hasil pendugaan model yang ditunjukkan oleh Tabel 5 menyatakan bahwa dari
kesepuluh variabel di dalam model, terdapat lima variabel yang berpengaruh
nyata terhadap keputusan petani dalam menentukan jenis bahan olah karet yang diproduksinya.
Kelima variabel tersebut adalah jumlah anggota keluarga, luas lahan yang dimiliki, keanggotaan petani dalam kelompok tani, ada tidaknya PPL
yang menetap di desa tempat petani tinggal, harga koagulump yang diterima petani. Pengujian signifikansi variabel menunjukkan bahwa faktor usia,
pendidikan, pengalaman,
penghasilan rumah tangga, keikutsertaan petani dalam kegiatan sosial tidak signifikan dalam memengaruhi jenis bahan olah karet yang
diproduksi oleh petani di Kecamatan Tulang Bawang Tengah. Tidak signifikannya pengaruh kelima faktor tersebut terlihat dari nilai P-value yang
lebih besar dari taraf nyata 20 persen.
6.4. Interpretasi dan Pembahasan Koefisien Variabel yang Memengaruhi Keputusan Petani Dalam Menentukan Jenis Bahan Olah Karet yang
Diproduksi Hasil pendugaan koefisien dan uji signifikansi variabel menunjukkan
bahwa Usia
merupakan variabel yang memiliki pengaruh negatif dengan nilai koefisien sebesar
-
0,0529408 dan odds ratio sebesar 0,94. Variabel usia tidak
signifikan di dalam model regresi logistik biner karena memiliki P-value 0,387 yang lebih dari α = 20 persen. Hal ini menunjukkan bahwa dalam menentukan
jenis bahan olah karet yang diproduksi, petani tidak dipengaruhi oleh faktor usia.
49 Berapapun usia petani, mereka memiliki kesempatan yang sama untuk
memroduksi jenis bahan olah karet baik berupa koagulump harian maupun koagulump dua harian.
Pendidikan merupakan variabel yang tidak signifikan P-value lebih dari
α dalam memengaruhi jenis bahan olah karet yang diproduksi oleh petani di dalam model regresi logistik biner. Salah satu alasan petani dalam
memroduksi koagulump dua harian adalah karena dari lahan karet yang diusahakannya petani
hanya mampu menghasilkan sedikit koagulump jika dijual harian. Dari hal itu, maka alasan dari tidak signifikannya pengaruh tingkat pendidikan formal terhadap
keputusan petani dalam menentukan jenis bahan olah karet yang diproduksi oleh petani dikarenakan untuk meningkatkan produktivitas koagulump per satuan luas
lahan tidak memerlukan tingkat pendidikan formal yang tinggi. Hal ini dikarenakan inovasi teknologi yang diperlukan untuk meningkatkan produktivitas
koagulump tidaklah rumit, sehingga dapat diterapkan oleh petani baik petani yang memiliki tingkat pendidikan formal tinggi maupun petani yang memiliki tingkat
pendidikan formal yang rendah.
Faktor pengalaman memiliki nilai 0,0443664 dan odds ratio sebesar 1,05
namun tidak signifikan di dalam model karena memiliki P-value 0,597
yang lebih dari α = 20 persen.
Diduga petani karet yang lebih berpengalaman dalam menjalankan usahatani karet memiliki pengetahuan baik dari segi teknis budidaya
maupun dari segi ekonomi yang lebih baik tentang usahatani karet jika dibandingkan dengan petani karet yang kurang berpengalaman. Dari hal ini
diharapkan petani karet yang lebih berpengalaman akan memroduksi koagulump yang lebih menguntungkan dibanding petani yang kurang berpengalaman,
sehingga dapat diduga bahwa peluang petani karet yang lebih berpengalaman dalam memroduksi koagulump dua harian akan lebih besar dibanding petani karet
yang kurang berpengalaman. Ditinjau dari hipotesis ini maka
alasan dari tidak signifikannya pengaruh pengalaman terhadap keputusan petani dalam menentukan
jenis bahan olah karet yang diproduksinya adalah karena untuk mengetahui jenis bahan olah karet mana yang lebih menguntungkan tidak memerlukan pengalaman
yang lama. Setiap petani baik yang baru memulai maupun yang sudah lama
50 menanam karet dapat mengetahui jenis bahan olah karet mana yang lebih
memberikan keuntungan hanya dari informasi teman atau petani lainnya.
Pengaruh jumlah anggota keluarga terhadap penentuan jenis bahan olah
karet yang diproduksi petani di dalam model dapat dilihat dari koefisien regresi yang bernilai
-0,726772. Nilai odds ratio yang dimiliki faktor jumlah anggota
keluarga adalah sebesar 0,48.
P-value variabel jumlah anggota keluarga adalah 0,188 yang menunjukkan bahwa variabel ini signifikan di dalam model.
Interpretasi dari odds ratio jumlah anggota keluarga 0,48 adalah petani karet yang memiliki jumlah anggota keluarga yang mampu membantu penyelenggaraan
usahatani satu orang lebih banyak maka peluang petani tersebut memroduksi
koagulump harian menurun atau lebih kecil 0,48 kali petani yang memiliki jumlah anggota keluarga satu orang di bawahnya.
Ukuran keluarga yang lebih besar dan terdiri dari anggota keluarga yang mampu melakukan dan membantu penyelenggaraan usahatani, menjadikan
keluarga petani tersebut mampu melakukan kegiatan-kegiatan yang lebih banyak atau lebih berat, karena pekerjaan untuk memroduksi koagulump harian lebih
banyak maka diduga petani yang memiliki jumlah keluarga lebih banyak akan berpeluang lebih besar untuk memroduksi koagulump harian. Hipotesis ini
ternyata tidak terbukti secara statistik. Berdasarkan hasil analisis statistik, jika petani memiliki jumlah anggota keluarga satu orang lebih banyak maka peluang
petani tersebut untuk memroduksi koagulump harian menurun atau lebih kecil 0,48 kali petani yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih sedikit satu orang.
Hal ini memberikan arti bahwa sebagai makhluk yang rasional maka petani akan memilih untuk memroduksi koagulump yang memberikan keuntungan lebih
banyak dalam penelitian ini adalah koagulump dua harian.
Penghasilan rumah tangga family income merupakan variabel yang
tidak signifikan P-value lebih dari α dalam memengaruhi
penentuan jenis bahan olah karet yang diproduksi di dalam model regresi logistik biner.
Semakin rendah pendapatan petani, maka diduga petani tersebut tidak akan terlebih dulu
mengumpulkan koagulump yang dihasilkannya untuk dijual saat kuantitas yang dimilikinya sudah banyak. Hal ini dikarenakan petani tersebut didesak oleh
kebutuhan hariannya, sehingga petani yang pendapatannya rendah akan
51 mengandalkan hasil dari penjualan koagulump setiap harinya. Dari sini dapat
diduga bahwa semakin rendah penghasilan rumah tangga seorang petani, maka peluang petani tersebut untuk memroduksi koagulump segar harian akan lebih
besar dibanding petani yang penghasilan rumah tangganya tinggi. Ditinjau dari hipotesis tersebut maka alasan dari tidak signifikannya pengaruh penghasilan
rumah tangga terhadap penentuan jenis bahan olah karet yang diproduksi adalah
karena petani tidak membutuhkan waktu yang lama untuk menjual koagulump dua harian jika dibandingkan dengan menjual koagulump harian, sehingga petani
tidak terlalu terdesak oleh kebutuhan.
Luas lahan karet yang telah berproduksi memiliki P-value dan nilai odds
rasio sebesar 0,061 dan 10,76. Nilai P-value yang kurang dari α menunjukkan
bahwa luas lahan karet ang telah berproduksi berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani dalam menentukan kenis bahan olah karet yang. Interpretasi dari
odds ratio luas lahan karet yang telah berproduksi 10,76 adalah petani karet yang memiliki luas lahan karet yang telah berproduksi satu hektar lebih banyak maka
peluang petani tersebut memroduksi
koagulump harian meningkat atau lebih besar 10,76 kali petani yang memiliki luas lahan karet yang telah berproduksi satu
hektar dibawahnya. Peningkatan peluang ini sesuai dengan dugaan penulis yang disebutkan di
dalam bab kerangka pemikiran. Semakin besar luas lahan yang dimiliki petani maka akan semakin banyak juga koagulump yang bisa dihasilkan petani tiap
harinya, sehingga penulis menduga bahwa semakin besar luas lahan yang dimiliki oleh petani maka petani tersebut akan cenderung memroduksi koagulump harian.
Hal ini dikarenakan salah satu alasan petani untuk tidak menjual koagulump harian adalah jika mereka menjual hasil kebun mereka tiap harinya harian maka
koagulump yang dijual oleh mereka sedikit. Oleh karena itulah para petani lebih memilih untuk mengumpulkan terlebih dahulu koagulump yang mereka hasilkan
untuk dijual bersamaan dengan koagulump yang mereka hasilkan keesokan harinya.
Partisipasi dalam kegiatan sosial merupakan variabel yang tidak
signifikan P-value lebih dari α dalam memengaruhi
penentuan jenis bahan olah karet yang diproduksi di dalam model regresi logistik biner. Penulis menduga
52 bahwa dengan semakin aktifnya petani di dalam kegiatan sosial di lingkungan
tempat mereka tinggal maka petani tersebut akan semakin mudah memperoleh informasi Hal ini dikarenakan didalam kegiatan sosial yang dilakukan oleh petani
diharapkan akan terjadi proses pertukaran informasi mengenai karet, sehingga petani diharapkan akan lebih mudah mendapatkan informasi mengenai jenis bahan
olah karet mana yang lebih menguntungkan untuk diproduksi. Hipotesis yang dibangun pada kerangka pemikiran mengenai partisipasi petani dalam kegiatan
sosial ternyata tidak terbukti secara statistik. Hal ini memberikan arti bahwa dalam menentukan jenis bahan olah karet yang akan diproduksinya petani tidak
dipengaruhi oleh faktor tersebut, tetapi ada faktor lain yang lebih memengaruhinya.
Keanggotaan dalam kelompok tani
merupakan variabel yang memiliki koefisien negatif dan signifikan di dalam mempengaruhi keputusan petani dalam
menentukan jenis bahan olah karet yang akan diproduksi oleh petani. Besarnya koefesien variabel keanggotaan dalam kelompok tani adalah -2,81144, sedangkan
nilai odds rationya adalah 0,06. Nilai odds ratio sebesar 0,06 pada variabel keanggotaan dalam kelompok tani memberikan arti bahwa apabila petani yang
semula tidak bergabung dengan kelompok tani kemudian bergabung maka peluang petani untuk memroduksi koagulump harian menjadi lebih rendah
sebanyak 0,06 kali semula .
Penurunan peluang ini dikarenakan kelompok tani dapat menjadi sarana petani untuk berinteraksi sesama petani karet dan melakukan
transfer informasi perkaretan termasuk informasi mengenai jenis bahan olah karet mana yang lebih menguntungkan untuk diproduksi. Oleh karena itu petani yang
bergabung dalam kelompok tani lebih memungkinkan untuk mengetahui jenis bahan olah karet mana yang lebih menguntungkan, sehingga petani itu akan
cenderung memilih bahan olah karet ersebut untuk dia produksi.
Keberadaan PPL yang berdomisili di desa petani responden memiliki
koefisien positif dan signifikan. Nilai koefisien, P-value, dan odds ratio variabel keberadaan PPL berturut-turut adalah 3,86599; 0,085; dan 47,75. Dengan
keberadaan PPL yang berdomisili di desa petani responden maka diharapkan petani akan mendapatkan informasi mengenai jenis bahan olah karet mana yang
lebih menguntungkan sehingga petani tersebut akan memroduksi jenis bahan olah
53 karet tersebut. Dilihat dari dugaan tersebut maka seharusnya variabel keberadaan
PPL memiliki koefisien yang negatif bukannya positif. Bertolak belakangnya harapan penulis terhadap fungsi PPL dengan hasil yang penulis temui di lapangan
tidak langsung memberi makna bahwa PPL memberi informasi kepada petani untuk cenderung memroduksi jenis bahan olah karet yang lebih tidak
menguntungkan, namun keberadaan PPL belum memberikan fungsi atau pengaruh terhadap usahatani karet sebagaimana mestinya pengaruh positif. Sehingga
menyebabkan petani di desa tempat PPL berdomisili cenderung memroduksi koagulump yang lebih tidak menguntungkan karena usahatani karetnya masih
dijalankan dengan metode konvensional perkiraan petani sendiri tanpa referensi dari PPL. Diharapkan dengan berubahnya sifat PPL menjadi multi bidang
pertanian pengaruh PPL dapat menjadi lebih baik.
Harga merupakan variabel yang memiliki koefisien negatif dan signifikan
di dalam mempengaruhi keputusan petani dalam menentukan jenis bahan olah
karet yang diproduksinya. Besarnya koefisien variabel harga adalah –0,0039305,
sedangkan nilai odds rationya adalah 1,00. Nilai negatif koefisien dan nilai odds ratio 1,00 pada variabel harga memberikan arti bahwa kenaikan harga sebesar Rp.
1,00 akan membuat peluang petani untuk memroduksi jenis bahan olah karet yang lebih menguntungkan atau dalam penelitian ini adalah koagulump dua harian
menjadi meningkat sebanyak 1,00 kali semula. Hal ini sesuai dengan kenyataan di lapangan, karena koagulump dua harian memang relatif lebih tinggi harganya jika
dibandingkan dengan koagulump harian.
54
Tabel 6. Perbandingan Hipotesis dengan Hasil Uji Statistik
Hipotesis Hasil
Faktor usia petani karet : H
: β
1
= 0 H
1
: β
1
≠ 0 P-value = 0,387 P-value 20
Terima H Faktor usia tidak signifikan dalam
mempengaruhi keputusan petani Faktor pendidikan petani karet :
H :
β
2
= 0 H
1
: β
2
≠ 0 P-value = 0,384 P-value 20
Terima H Faktor pendidikan petani karet tidak signifikan
dalam mempengaruhi keputusan petani Faktor pengalaman :
H :
β
3
= 0 H
1
: β
3
≠ 0 P-value = 0,597 P-value 20
Terima H Faktor pengalaman tidak signifikan dalam
mempengaruhi keputusan petani Faktor jumlah anggota keluarga :
H :
β
4
= 0 H
1
: β
4
≠ 0 P-value = 0,188 P-value 20
Tolak H Faktor jumlah anggota keluarga berpengaruh
signifikan dalam mempengaruhi keputusan petani
Faktor pendapatan keluarga : H
: β
5
= 0 H
1
: β
5
≠ 0 P-value = 0,981 P-value 20
Terima H Faktor pendapatan keluarga tidak signifikan
dalam mempengaruhi keputusan petani Faktor luas lahan karet yang dimiliki :
H :
β
6
= 0 H
1
: β
6
≠ 0 P-value = 0,061 P-value 20
Tolak H Faktor luas lahan karet berpengaruh signifikan
dalam mempengaruhi keputusan petani Faktor keikutsertaan dalam kegiatan sosial :
H :
β
7
= 0 H
1
: β
7
≠ 0 P-value = 0,328 P-value 20
Terima H Faktor keikutsertaan dalam kegiatan sosial tidak
signifikan dalam mempengaruhi keputusan petani
Faktor keanggotaan dalam kelompok tani : H
: β
8
= 0 H
1
: β
8
≠ 0 P-value = 0,156 P-value 20
Tolak H Faktor keanggotaan dalam kelompok tani
berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi keputusan petani
Faktor keberadaan pegawai penyuluh lapang : H
: β
9
= 0 H
1
: β
9
≠ 0 P-value = 0,085 P-value 20
Tolak H Faktor keberadaan pegawai penyuluh lapang
berpengaruh signifikan dalam mempengaruhi keputusan petani
Faktor harga yang diterima oleh petani : H
: β
10
= 0 H
1
: β
10
≠ 0 P-value = 0,072 P-value 20
Tolak H Faktor harga yang diterima petani berpengaruh
signifikan dalam mempengaruhi keputusan petani
55
VII ANALISIS USAHATANI KARET PRODUKSI
7.1. Analisis Pendapatan Usahatani Karet Produksi