Biaya Usahatani Konsep Pendapatan Usahatani

21

3.2. Biaya Usahatani

Menurut Hernanto 1995 dan Soekartawi 1995 biaya usahatani meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah biaya yang relatif jumlahnya dan tidak berpengaruh terhadap besarnya jumlah produksi. Biaya tetap meliputi pajak, penyusutan alat produksi, bunga pinjaman, sewa lahan dan iuran irigasi. Sedangkan biaya variabel merupakan biaya yang jumlahnya selalu berubah dan besarnya tergantung dari jumlah produksi. Biaya variabel meliputi biaya input produksi dan upah tenaga kerja. Pengelompokan biaya usahatani yang lain adalah biaya tunai dan biaya tidak tunai diperhitungkan Hernanto, 1995. Biaya tunai dan tidak tunai berasal dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap yang termasuk dalam biaya tunai adalah iuran irigasi dan pajak tanah. Sedangkan untuk biaya variabel meliputi biaya input produksi dan upah tenaga kerja. Biaya diperhitungkan yang merupakan biaya tetap adalah biaya penyusutan dan biaya tenaga kerja keluarga. Dan yang termasuk dalam biaya variabel yaitu sewa lahan.

3.3. Konsep Pendapatan Usahatani

Soekartawi 2002 menyatakan bahwa penerimaan usahatani adalah hasil perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut: TR= Y. Py Yaitu : TR = Total penerimaan Y = produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Py = Harga Y Biaya usahatani biasanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: a biaya tetap fixed cost dan b biaya tidak tetap Variable cost. Total biaya TC adalah jumlah dari biaya tetap FC dan biaya tidak tetap VC; maka: TC = FC + VC Pendapatan usahatani adalah selisisih antara penerimaan dan semua biaya. Jadi: 22 Pd = TR – TC Pd = pendapatan usahatani TR = total penerimaan TC = total biaya Pendapatan selain diukur dengan nilai mutlak, juga dinilai efisiensinya. Salah satu ukuran efisiensi pendapatan adalah rasio penerimaan R untuk setiap biaya C yang dikeluarkan RC. RC ini menunjukkan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk memproduksi. Analisis rasio ini dapat digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan relatif terhadap kegiatan usahatani sehingga dapat dijadikan penilaian terhadap keputusan petani untuk menjalankan usahatani tertentu. Usahatani efisien apabila RC lebih besar dari 1 RC1 artinya untuk setiap Rp. 1,00 biaya yang dikeluarkan akan memberikan penerimaan lebih dari Rp. 1,00. Sebaliknya jika rasio RC lebih kecil satu RC 1 maka dikatakan bahwa untuk setiap Rp. 1,00 yang dikeluarkan akan memberikan penerimanaan lebih kecil dari Rp. 1,00 sehingga usahatani dinilai tidak efisien.

3.4. Faktor-faktor yang Memengaruhi Keragaman Jenis Bahan Olah Karet Rakyat