Penghasilan Keluarga Faktor Pendukung

24

3.4.1.3. Pendidikan

Korelasi positif antara pendidikan dan adopsi inovasi baru telah ditemukan oleh van den Ban and Hawkins. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa petani karet dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi akan lebih mudah dalam menerapkan inovasi teknologi dalam upaya peningkatan produksi hasil usahataninya. Sehingga diharapkan petani karet yang memiliki pendidikan tinggi mampu memroduksi koagulump lebih banyak dibanding petani dengan pendidikan rendah. Dari sini dapat diduga bahwa peluang petani karet dengan pendidikan tinggi dalam memroduksi koagulump harian akan lebih besar dibanding peluang petani karet dengan pendidikan rendah. Hal ini disebabkan salah satu alasan petani karet memroduksi koagulump 2 harian adalah karena dari lahan karet yang diusahakannya petani hanya mampu menghasilkan sedikit koagulump jika dijual harian.

3.4.1.4. Pengalaman

Pengalaman petani karet dalam menjalankan usahatani karet juga diduga mempengaruhi keputusan petani dalam menentukan jenis bahan olah karet yang akan diproduksinya. Petani karet yang lebih berpengalaman dalam menjalankan usahatani karet diharapkan memiliki pengetahuan baik dari segi teknis budidaya maupun dari segi ekonomi yang lebih baik tentang usahatani karet jika dibandingkan dengan petani karet yang kurang berpengalaman. Dari hal ini diharapkan petani karet yang lebih berpengalaman akan memroduksi koagulump yang lebih menguntungkan dibanding petani yang kurang berpengalaman, sehingga dapat diduga bahwa peluang petani karet yang lebih berpengalaman dalam memroduksi koagulump dua harian akan lebih besar dibanding petani karet yang kurang berpengalaman.

3.4.1.5. Penghasilan Keluarga

Pendapatan keluarga diduga dapat memengaruhi keputusan petani dalam memroduksi jenis bahan olah karet yang akan dijual oleh petani. Semakin rendah pendapatan petani, maka diduga petani tersebut tidak akan terlebih dulu mengumpulkan koagulump yang dihasilkannya untuk dijual saat kuantitas yang dimilikinya sudah banyak. Hal ini dikarenakan petani tersebut didesak oleh 25 kebutuhan hariannya, sehingga petani yang pendapatannya rendah akan mengandalkan hasil dari penjualan koagulump setiap harinya. Dari sini dapat diduga bahwa semakin rendah pendapatan petani, maka peluang petani tersebut untuk memroduksi koagulump segar harian akan lebih besar dibanding petani yang pendapatannya tinggi.

3.4.1.6. Faktor Pendukung

Faktor pendukung yang dimaksud penulis disini berupa sumber informasi yang digunakan oleh petani untuk mengetahui hal-hal tentang perkaretan. Giroh et al. 2006 telah mencatat berbagai hasil penelitian yang menyatakan bahwa penggunaan sumber-sumber informasi memiliki hubungan yang signifikan dengan perilaku adopsi para petani, karenanya penggunaan sumber informasi efektif pada tiap tahap proses adopsi. Hal ini mendukung pernyataan Rogers 1983 bahwa orang yang memiliki partisipasi sosial lebih banyak, hubungan luar yang luas, lebih sering berhubungan dengan PPL, mengakses media masa, dan memiliki pengetahuan tentang inovasi yang lebih luas akan lebih cepat mengadopsi suatu inovasi. Dalam penelitian ini penulis menduga beberapa faktor pendukung yang diduga memengaruhi petani dalam menentukan jenis bahan olah karet yang diproduksinya. Faktor-faktor pendukung tersebut adalah keikutsertaan petani karet dalam kegiatan sosial di daerah tempat mereka tinggal, keanggotaan petani karet dalam suatu wadah kelompok tani, dan keberadaan PPL di desa tempat petani tinggal. Diduga petani yang lebih banyak mendapat informasi dari faktor-faktor pendukung tersebut akan memiliki peluang lebih besar untuk memroduksi koagulump yang lebih menguntungkan dibanding dengan petani karet yang lebih sedikit mendapat informasi dari faktor-faktor pendukung tersebut.

3.4.1.7. Harga