Jumlah Keluarga Petani Kelembagaan Petani

44 dibanding dengan petani dengan luas lahan yang relatif sempit. Sebaran responden menurut luas lahan karet produksi mereka dapat dilihat pada Tabel 3.

5.2.6. Jumlah Keluarga Petani

Lebih dari separuh 57,81 persen responden memiliki jumlah anggota keluarga 2-4 orang yang tinggal satu rumah dengan kepala keluarga. Responden yang memiliki jumlah anggota keluarga 5-7 orang sebesar 39, 06 persen. Hanya 3,12 persen yang memiliki anggota keluarga lebih dari tujuh orang. Giroh et al. 2006 menjelaskan bahwa ukuran jumlah anggota keluarga yang besar dapat dijadikan sebagai sumber tenaga kerja pertanian. Sebaran responden berdasarkan jumlah anggota keluarganya dapat dilihat pada tabel 3.

5.2.7. Kelembagaan Petani

Kelembagaan petani responden di wilayah penelitian terdiri dari kelompok tani dan kegiatan sosial seperti kegiatan keagamaan pengajian, gereja dan karang taruna. Berdasar data yang didapat di lapang petani responden yang menjadi anggota kelompok tani ada 19 orang atau sebanyak 29,69 persen sedangkan yang tidak menjadi anggota kelompok tani ada 45 orang atau sebesar 70,31 persen. Dari data diatas dapat dilihat bahwa lebih dari separuh petani responden tidak ikut menjadi anggota kelompok tani, hal ini dikarenakan mereka berpendapat bahwa tidak ada keuntungan tambahan yang mereka peroleh jika menjadi anggota kelompok tani. Petani responden yang mengikuti kegiatan sosial sebanyak 56 orang atau sebesar 87,50 persen sedangkan yang tidak ikut kegiatan sosial hanya sebanyak 8 orang atau sebesar 12,50 persen. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa petani di wilayah penelitian merupakan orang yang aktif dalam kegiatan sosial. Kelembagaan petani yang dimaksud disini baik yang berupa keanggotaan kelompok tani maupun kegiatan sosial dapat berimplikasi pada kemudahan transfer informasi di kalangan para petani karet. Petani yang lebih aktif dalam kelembagaan petani akan lebih mudah menerima informasi baru tentang perkaretan sehingga diharapkan petani tersebut akan lebih mampu memroduksi koagulump yang lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan petani yang tidak aktif dalam kelembagaan sosial. 45 VI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEPUTUSAN PETANI DALAM MENENTUKAN JENIS BAHAN OLAH KARET YANG DIPRODUKSI 6.1. Model Dugaan Regresi Logistik Biner Berdasarkan literatur yang telah disebutkan dalam Bab III terdapat sepuluh variabel independent yang diduga memengaruhi keputusan petani dalam menentukan jenis bahan olah karet yang diproduksi. Kesepuluh variabel tersebut terdiri dari satu faktor teknis dan sembilan faktor sosial ekonomi petani. Faktor teknis yang diduga memengaruhi kualitas karet adalah luas lahan. Sembilan faktor sosial ekonomi yaitu usia, pendidikan, pengalaman, jumlah anggota keluarga, penghasilan rumah tangga, partisipasi petani dalam kegiatan sosial, keanggotan kelompok tani, keberadaan PPL di desa tempat petani tinggal. Berdasarkan hasil analisis, variabel luas lahan, pengalaman, ada tidaknya PPL di desa tempat petani tinggal memiliki koefesien regresi yang bernilai positif, sedangkan variabel usia, pendidikan, jumlah anggota keluarga, keikutsertaan petani dalam kegiatan sosial, keanggotaan petani dalam kelompok tani, harga memiliki nilai koefisien regresi negatif. Dengan menyubstitusi variabel-variabel independen dan dugaan tanda koefisiennya ke dalam model umum regresi logistik biner maka akan didapatkan model regresi logistik biner faktor-faktor yang memengaruhi kualitas karet perkebunan rakyat. Model tersebut adalah sebagai berikut: � � = � − � 1 � 1 − � 2 � 2 + � 3 � 3 − � 4 � 4 + � 5 � 5 + � 6 � 6 − � 7 � 7 − � 8 � 8 + � 9 � 9 − � 10 � 10 dimana � � = �� �� 1 − �� dan � � = � �� 1 + � �� Dimana � � = � � = 1 � merupakan peluang bersyarat kejadian Y=1. X1 = Usia petani tahun X2 = Pendidikan formal petani tahun 46 X3 = Pengalaman bertanam karet tahun X4 = Jumlah anggota keluarga orang X5 = Penghasilan rumah tangga rupiah X6 = Luas lahan tanaman karet produksi hektar X7 = Partisipasi dalam kegiatan Sosial 1 = jika berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan 0 = jika tidak. X8 = Keanggotan kelompok tani 1 = jika anggota kelompok tani dan 0 = jika tidak. X9 = Keberadaan PPL di Desa 1 = ada PPL yang berdomisili di desa tempat tinggal petani dan 0 = jika tidak ada. X10 = Harga Rp β = Konstanta β 1 , β 2 ,.. β 13 = Koefisien dugaan dari variabel independen. � 1 = � � = 1 � merupakan peluang bersyarat kejadian Y=1 yaitu peluang petani memroduksi koagulump harian lebih tinggi

6.2. Koefisien atau Parameter Dugaan Model Regresi Logistik Binner Faktor-Faktor yang Menentukan