81
terhadap  kepuasan  di  Restoran  ABWS.  Faktor  muatan  loading  factor menujukkan  seberapa  besar  tingkat  kontribusi  atau  tingkat  keeratan  hubungan
antar  variabel  dalam  membentuk  variabel  laten.  Nilai  lamda  yang  paling  besar menunjukkan  bahwa  variabel  indikator  tersebut  berpengaruh  dalam  membentuk
variabel  laten.  Nilai  muatan  faktor  variabel  kepuasan  menunjukkan  besarnya pengaruh variabel laten eksogen terhadap kepuasan. Nilai muatan faktor variabel
laten eksogen yang positif menggambarkan kontribusi positif terhadap kepuasan, sedangkan nilai negatif pada variabel laten eksogen menunjukkan kontribusi yang
negatif terhadap pembentukan kepuasan.
8.4. Uji Kecocokan
Model  yang  telah  diestimasi  harus  diuji  kecocokan  atau  tingkat kebaikannya  dalam  menggambarkan  kepuasan  dan  loyalitas  konsumen  Toko
Trubus  yang  sebenarnya.  Terdapat  beberapa  ukuran  kecocokan  yang  dapat digunakan  untuk  menunjukkan  bahwa  model  secara  keseluruhan  sudah  baik.
Menurut Sitinjak dan Sugiarto 2006 SEM mempunyai uji statistik terbaik yang dapat  menjelaskan  kekuatan  prediksi  model.  Adapun  beberara  fit  indeks  yang
digunakan  dalam  penelitian  antara  lain  dari  Chi-Square  x2df,  Significant Probability P-Value, RMR Root Mean Square Residual, GFI Goodness of Fit,
AGFI Adjusted Goodness of Fit Index.
Model  diagram  lintas  memiliki  ukuran  kebaikan  model  goodness  of  fit yang cukup baik untuk menjelaskan data. Nilai hasil uji degree of freedom model
telah sesuai dengan model fit dimana derajat bebas bernilai positif 422. Model ini memiliki  chi-square  142,00,  dengan  derajat  bebas  422  dan  p-value  1,000  serta
RMSEA  0,000  berdasarkan    nilai  yang  didapat,  keseluruhan.  Dari  hasil  uji diperoleh nilai P-value model sebesar 1.00000 sehingga model dapat menjelaskan
data  secara  konfrehensif  karena  nilai  yang  dihasilkan  lebih  besar  dari  nilai minimum yang disarankan yaitu sebesar ≥ 0,05. Model yang dibangun memiliki
nilai yang sesuai sehingga model dapat menjelaskan informasi empiris sesuai data yang  dikumpulkan.  Adapun  tabel  kebaikan  model  diagram  lintas  penilitian  ini
dapat dilihat pada Tabel 33.
82
Tabel 35 .  Godness of Fit Model SEM
Goodness-of-Fit Cutt-off-Value
Hasil keterangan
Significance Probability P-value 0,05
1.000 Good Fit
RMR Root Mean Square Residual 0,05 atau   0,1
0.069 Good Fit
RMSEA Root Mean square Error of Approximation
0,08 0.000
Good Fit GFI Goodness of Fit
0,90 0.99
Good Fit AGFI Adjusted Goodness of Fit Index
0,90 0.98
Good Fit CFI Comparative Fit Index
0,90 0.99
Good Fit NFI Normed Fit Index
0,95 0.98
Good Fit
8.5.
Hubungan Antar Variabel Structural Equation Model
Hubungan  variabel  indikator  terhadap  variabel  latennya  variabel kepuasan  adalah  sebesar  nilai  faktor  muatan  variabel  tersebut  terhadap  variabel
pembentuknya  .    Berdasarkan  nilai  uji-T  pada  diagram  lintasan,  hubungan  antar variabel tersebut lebih mudah untuk diinterpretasikan. Jika nilai Thitung  Ttabel
dengan  α  0,05  Ttabel=  1,96,  maka  suatu  variabel  berpengaruh  nyata  atau signifikan terhadap variabel lainnya. Jika t-hitung lebih kecil dibandingkan t-tabel
maka variabel tersebut tidak berpengaruh nyata atau signifikan terhadap variabel lainnya.
Pada  penelitian  ini  menggunakan  dimensi  bauran  pemasaran  7P  product, place,  people,  physical  evidence  dan  process.  Dari  hasil  analisis  dengan
menggunakan  SEM  dan  hasil  output  uji-t  dapat  dilihat  pada  Gambar  6  dan Gambar  7,  terdapat  dua  variabel  yang  tidak  berpengaruh  secara  signifikan
terhadap  kepuasan  yaitu    variabel  price  dan  promotion.  Pada  dimensi  price  dan promotion  tidak  memiliki  pengaruh  yang  signifikan  dikarenakan  adanya  atribut
yang  kurang  diperhitungkan  oleh  beberapa  responden.  Keempat  variabel  lainnya yaitu  product,  place,  people,  physical  evidence  dan  process  memiliki  pengaruh
yang  signifikan  dalam  membangun  kepuasan.  Pada  variabel  kepuasanan  dan loyalitas  memiliki  hubungan  yang  signifikan  terhadap  variabel  lainnya.  Berikut
adalah diagram lintasan model kepuasan dan loyalitas konsumen Restoran ABWS berdasarkan  nilai  uji-T  yang  telah  sesuai  dengan  kriteria  goodness  of  fit  model
pada Gambar 8.
83
X 11
18.69
X 12
20.13
X 13
16.96
X 14
15.24
X 15
17.63
X 16
17.83
X 2 1
16.34
X 2 2
12.71
X 2 3
15.94
X 2 4
8.08
X 3 1
24.60
X 3 2
24.60
X 4 1
1.07
X 4 2
6.18
X 51
24.60
X 52
24.60
X 53
24.60
X 54
24.60
X 6 1
17.53
X 6 2
13.73
X 6 3
10.77
X 6 4
11.47
X 6 5
14.17
X 6 6
9.80
X 71
15.19
X 72
15.18
X 73
18.75
X 74
17.15
X 75
9.22 X1
X2 X3
X4 X5
X6 X7
KEPUASANœ LOYALITA€
Y11 11.29
Y21 12.36
Y22 10.62
Y23 9.35
Chi-Square=142.00, df=422, P-value=1.00000, RMSEA=0.000
15.08
27.50 28.19
28.64 26.60
28.69 32.45
27.73 30.31
31.45 31.34
32.25 34.49
20.20 13.58
34.21 25.09
17.55 17.62
17.40 17.86
20.47 27.66
33.46 32.27
28.82 33.89
34.67 34.23
27.77 30.72
39.16 21.57
2.00 0.00
5.28 0.49
2.26 -8.14
4.12
5.77
Gambar 8. Diagram Lintasan Model Kepuasan dan Loyalitas Konsumen
Restoran ABWS Berdasarkan Nilai T-Value
8.5.1.   Hubungan Antara Variabel Indikator
λ
x
terhadap variabel laten Eksogen  Dimensi 7P
ξ
Pada  penelitian  ini,  menggunakan  instrument  bauran  pemasaran  7P meliputi product, price, place, promotion, people, physical evidence  dan process
untuk  menganalisis  hubungan  setiap  variabel  eksogen  yang  dibentuk  dimensi bauran  pemasaran  7P.  Faktor  muatan    atau  lamda  menujukkan  seberapa  besar
tingkat  kontribusi  atau  pengaruh  variabel  indikator  dalam  membentuk  variabel laten.  Nilai  lamda  yang  paling  besar  menunjukkan  bahwa  variabel  indikator
tersebut  berpengaruh  dalam  membentuk  variabel  laten.  Semakin  besar  nilai muatan faktor yang dimiliki maka semakin besar pengaruh dari indikator tersebut
terhadap  variabel  latennya  yang  mampu  membentuk  kepuasan  konsumen  pada Restoran ABWS. Nilai muatan faktor variabel indikator model pengukuran dapat
dilihat pada masing-masing penjelasanan dibawah ini. 1
Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Product Produk Berdasarkan  hasil  analisis  data  pada  uji-T,  menunjukkan  bahwa  enam
variabel  indikator  yang  diamati  untuk  mengukur  variabel  laten  product  produk memiliki nilai uji-t diatas 1,96 tingkat signifikan 5 persen. Hal ini menunjukkan
84
bahwa  seluruh  variabel  indikator  berpengaruh  signifikan  terhadap  dimensi product produk.
Berdasarkan  Tabel  34  dapat  diketahui  variabel  indikator  tertinggi  pada pada dimensi product adalah kesesuaian menu ayam bakar dengan pesanan X14
sebesar  0,59.  Hal  ini  dikarenakan  atribut  tersebut  menjadi  pertimbangan  utama dalam  membentuk  kepuasan  pada  dimensi  product.  Sebagian  besar  responden
menyatakan  Restoran  ABWS  menjanjikan  gambar  menu  ayam  bakar  sesuai dengan  kenyataan  pesanan.  Responden  biasanya  mudah  tertarik  dengan  gambar
visual  seperti  foto  menu  makanan  dan  minuman.  Hal  ini  dibuktikan  bahwa terdapat 132 orang responden merasa puas dan 25 orang responden yang merasa
sangat  puas  dengan  kesesuaian  menu  ayam  bakar  dengan  pesanan  di  Restoran ABWS.    Oleh  karena  itu  pihak  manajemen  harus  menajdikan  hal  ini  sebagai
prioritas utama dalam meningkatkan kepuasan konsumen pada dimensi product.
Tabel 36. Nilai Faktor Muatan Dimensi Product Produk
Variabel Indikator Ket
SS Cita rasa masakan khas ayam bakar  dari Restoran ABWS
X11 0,49
Aroma ayam bakar X12
0,44 Porsi ayam bakar
X13 0,51
Kesesuaian menu ayam bakar dengan pesanan X14
0,59
Ketersediaan beragam menu  pilihan makanan dan minuman
X15 0,47
Cita rasa menu makanan selain menu ayam bakar X16
0,53 Indikator  cita  rasa  menu  makanan  selain  menu  ayam  bakar  X16
menjadi indikator kedua terbesar pertimbangan utama dalam membetuk kepuasan karena  cita  rasa  merupakan  daya  tarik  pertama  bagi  seorang  konsumen  untuk
membeli makanan. Hal ini dibuktikan dari 114 responden berpendapat bahwa cita rasa  menu  makanan  selain  menu  ayam  bakar  sudah  lezat  walaupun  masih
terdapat  tujuh  responden  yang  merasa  cita  rasa  menu  makanan  selaian  menu ayam  bakar  belum  terlalu  lezat.  Cita  rasa  makanan  selain  menu  ayam  bakar
berkaitan  erat  dengan  mutu  bahan  baku  yang  digunakan,  dengan  cita  rasa  yang enak  dapat  mempengaruhi  responden  dalam  melakukan  pembelian  ulang.  Untuk
itu  perlu  diperhatikan  oleh  pihak  manajemen  Restoran  ABWS  dalam  hal memperbaiki cita rasa menu makanan selain ayam bakar.
85
Variabel indikator yang terkecil dalam mengukur dimensi  product adalah aroma ayam bakar X2 dengan nilai muatan faktor sebesar 0,44. Rendahnya nilai
faktor  muatan  dari indikator aroma  ayam  bakar  kemungkinan  disebabkan  karena setiap indra penciuman responden berbeda-beda, biasanya apabila pesanan sudah
datang  responden  langsung  menyantap  menu  ayam  bakar  tanpa  mencium aromanya  terlebih  dahulu, membuat indikator tersebut menjadi hal  yang biasa  di
mata konsumen dan dianggap tidak memiliki pengaruh yang besar.  Namun pada cita rasa masakan khas ayam bakar  dari Restoran ABWS memiliki muatan faktor
lebih  besar 0,05 dari  aroma ayam bakar. Artinya responden lebih  mementingkan atribut  cita  rasa  ayam  bakar  dibandingkan  dengan  aroma  ayam  bakar.  Secara
keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur dimensi product  dan  yang  paling  memenuhi  harapan  responden  adalah  kesesuaian  menu
ayam bakar dengan pesanan. 2  Hubungan Variabel Indikator terhadao Dimensi Price
Berdasarkan  hasil  analisis  data  pada  uji-T,  menunjukkan  bahwa  empat variabel  indikator  yang  diamati  untuk  mengukur  variabel  laten  price  harga
memiliki nilai uji-t diatas 1,96 tingkat signifikan 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa  seluruh  variabel  indikator  berpengaruh  signifikan  terhadap  dimensi  price
harga.  Faktor muatan pada dimensi price secara berurutan pada Tabel 35.
Tabel 37. Nilai Faktor Muatan Dimensi Price Harga
Berdasarkan  Tabel  35,  dapat  diketahui  variabel  indikator  tertinggi  pada pada  dimensi  price  adalah    kesesuaian  harga  dengan    kualitas  ayam  bakar  yang
disajikan  X24  sebesar  0,76.  Hal  ini  dikarenakan  atribut  tersebut  menjadi pertimbangan  utama  dalam  membentuk  kepuasan  pada  dimensi  price.  Hal  ini
sesuai dengan pernyataan responden sebesar 77 persen puas dan 16 persen sangat Variabel Indikator
Ket SS
Harga berbagai menu makanan yang disajikan selain menu ayam bakar
X21 0,59
Harga berbagai menu minuman yang disajikan X22
0,66 Harga menu ayam bakar
X23 0,60
Kesesuaian harga dengan  kualitas ayam bakar yang disajikan
X24 0,76
86
puas  terhadap harga produk yang ditawarkan oleh Restoran ABWS sudah sesuai dengan yang responden harapkan. Namun pada kesesuaian harga dengan  kualitas
menu  ayam  bakar  yang  disajikan  memiliki  muatan  faktor  lebih  besar  0,16  dari harga  menu  ayam  bakar,  harga  yang  ditetapkan  oleh  Restoran  ABWS  sudah
terjangkau.  Variabel  indikator    yang  terkecil  dalam  mengukur  dimensi  price adalah  Harga berbagai menu makanan yang disajikan selain menu ayam bakar
X21  dengan nilai muatan faktor sebesar 0,59. Sebagian besar responden merasa harga  berbagai  menu  makanan  yang  disajikan  selain  menu  ayam  bakar  sudah
sesuai,  namun  masih  ada  konsumen  yang  merasa  harga  menu  makanan  selain ayam  bakar  cukup  mahal  bila  dibandingkan  dengan  restoran  lain  yang  sejenis.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur dimensi  price  dan  yang  paling  memenuhi  harapan  responden  adalah  kesesuaian
harga dengan  kualitas ayam bakar yang disajikan X24. 3  Hubungan Variabel Indikator terhadao Dimensi Place
Berdasarkan  hasil  analisis  data  pada  uji-T,  menunjukkan  bahwa  dua variabel  indikator  yang  diamati  untuk  mengukur  variabel  laten  place  tempat
memiliki  nilai  uji-t  diatas  1,96  tingkat  signifikan  lima  persen.  Hal  ini menunjukkan  bahwa  seluruh  variabel  indikator  berpengaruh  signifikan  terhadap
dimensi place tempat. Faktor muatan pada dimensi place secara berurutan pada Tabel 36.
Tabel 38.
Nilai Faktor Muatan Dimensi Place Tempat
Pada dimensi place terdapat dua variabel indikator yaitu kemudahan dalam menjangkau  lokasi  dan  ketersediaan  sarana  parkir.  Berdasarkan  Tabel  36,  dapat
diketahu  bahwa  muatan  faktor  tertinggi  pada  variabel  kemudahan  dalam menjangkau  lokasi  restoran  X31    yaitu  sebesar  0,90.  Hal  ini  dapat  dibuktikan
bahwa  terdapat 116 orang responden merasa puas dan 31 orang responden merasa sangat  puas  dalam  kemudahan  menjangkau  lokasi  Restoran.  Restoran  ABWS
terletak  berdekatan  dengan  jalan  utama  Kota  Medan,  berada  di  dekat  Bandara Variabel Indikator
Ket SS
Kemudahan dalam menjangkau lokasi restoran X31
0,90
Ketersediaan sarana parkir X32
0,59
87
Internasional  Polonia  pusat  perumahan  serta  beberapa    perkantoran.  Sehingga memudahkan  konsumen  mencari  lokasi  restoran  yang  sesuai  dengan  jangkauan
konsumen.  Lokasi  ini  menyebabkan  terpenuhinya  kepuasan  konsumen,  karena konsumen  dapat  dengan  mudah  dan  cepat  sampai  ke  Restoran  ABWS.  Pada
penelitian  ini  berbeda  dengan  Sari  2008  yaitu  kemudahan  memperoleh  tempat parkir  yang  paling  mempengaruhi  kepuasan  konsumen  terhadap  Restoran  Ayam
Geprek Istimewa Bogor. Sementara  itu,  variabel  indikator  terkecil  yang  mengukur  dimensi  place
adalah ketersediaan sarana parkir X32  sebesar 0,52. Sebagian besar responden menyatakan  bahwa  ketersediaan  sarana  parkir  yang  disediakan  sangat  luas  dan
mudah,  namun  adapula  konsumen  yang  menyatakan  fasilitas  parkir  di  Restoran ABWS  sangat  luas  tapi  belum  dikelola  dengan  baik.  Para  pengendara  sepeda
motor cukup sulit untuk mengetahui area parkir khusus untuk pengendara sepeda motor.  Untuk  itu  perlu  di  perhatikan  adanya  pengelolaan  ketersediaan  tempat
parkir khusus mobil dan sepeda motor agar konsumen lebih mudah untuk parkir. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur
dimensi place dan yang paling memenuhi harapan responden adalah Kemudahan dalam menjangkau lokasi restoran X31.
4  Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Promotion Berdasarkan  hasil  analisis  data  pada  uji-T,  menunjukkan  bahwa    dua
variabel  indikator  yang  diamati  untuk  mengukur  variabel  laten  promotion promosi memiliki nilai uji-t diatas 1,96 tingkat signifikan lima persen. Hal ini
menunjukkan  bahwa  seluruh  variabel  indikator  berpengaruh  signifikan  terhadap dimensi  promotion  promosi.  Faktor  muatan  pada  dimensi  promotion  secara
berurutan pada Tabel 37.
Tabel 39.
Nilai Faktor Muatan Dimensi Promotion Promosi Variabel Indikator
Ket SS
Pencantuman logo dan nama restoran X41
0,97
Promosi penjualan melalui  media cetak  elektronik
X42 0,81
88
Pada  dimensi  promotion    terdapat  dua  variabel  indikator  yaitu pencantuman logo dan nama restoran X41 dan promosi penjualan melalui media
cetak dan elektronik X42 . Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahu bahwa muatan faktor  tertinggi  pada  variabel  indikator  pencantuman  logo  dan  nama  restoran
X41  yaitu sebesar 0,97.  Papan nama yang menunjukan identitas sebuah usaha yang memuat berbagai informasi yang jelas dan mampu menarik minat konsumen.
Berdasarkan  hasil  wawancara,  responden  menilai  bahwa  papan  nama  Restoran ABWS    dianggap  baik  karena  menurut  responden  papan  nama  dipasang  sangat
menarik,  apalagi  logo  pada  Restoran  ABWS  sudah  banyak  berubah  sejak  logo Restoran  ABWS  berdiri.  Hal  ini  dapat  dibuktikan  bahwa  terdapat  114  orang
responden  merasa  puas  dan  37  orang  responden  merasa  sangat  puas  dalam pencantuman logo dan nama Restoran ABWS.
Variabel  indikator  promosi  penjualan  melalui  media  cetak    elektronik X42 merupakan variabel indikator terkecil dalam mengukur dimensi promotion
dengan  nilai  muatan  faktor  0,81.  Walaupun  promosi  merupakan  salah  satu  cara yang  efektif  untuk  memperkenalkan  suatu  produk  kepada  konsumen,  pihak
Restoran  ABWS  sudah  jarang  promosi  melalui  media  cetak  dan  elektronik. Sehingga  konsumen  tidak  merasakan  adanya  promosi  dari  Restoran  ABWS.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur dimensi  promotion  dan  yang  paling  memenuhi  harapan  responden  adalah
pencantuman logo dan nama restoran X41. 5  Hubungan Variabel Indikator terhadao Dimensi People
Berdasarkan  hasil  analisis  data  pada  uji-T,  menunjukkan  bahwa  empat variabel  indikator  yang  diamati  untuk  mengukur  variabel  laten  people  orang
memiliki nilai uji-t diatas 1,96 tingkat signifikan 5persen. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel indikator berpengaruh signifikan terhadap dimensi people
orang. Faktor muatan pada dimensi promotion secara berurutan pada Tabel 38.
89
Tabel 40.
Nilai Faktor Muatan Dimensi People orang
Pada  dimensi  people    terdapat  empat    variabel  indikator  kesigapan pramusaji  X51,  kesopanan    keramahan  pramusaji  X52,  penampilan
pramusaji  X53  dan  pengetahuan  pramusaji  terhadap  menu  X54.  Berdasarkan Tabel  35,  dapat  diketahu  bahwa  muatan  faktor  tertinggi  pada  variabel  indikator
pengetahuan  pramusaji  terhadap  menu  X54    yaitu  sebesar  0,81.  Pengetahuan pramusaji terhadap produk adalah bagaimana pramusaji mengerti dan memahami
makanan  dan  minuman  yang  ditawarkan  mulai  dari  rasa,  bahan  dasar,  dan  jenis. Konsumen  terkadang  ingin  mencoba  menu  baru  yang  belum  pernah  dicoba
sebelumnya. Hal ini mengharuskan konsumen bertanya kepada pramusaji tentang produk baru tersebut. Sebagian responden menyatakan pramusaji sudah memiliki
pengetahuan  yang  memadai  mengenai  semua  menu  makanan  dan  minuman, walaupun  masih  ada  responden  yang  menyatakan  bahwa  pramusaji  di  Restoran
ABWS  harus  lebih  ditingkatkan  lagi  pengetahuannya  dalam  memberikan informasi  yang  lebih  lengkap  kepada  konsumen.  Pada  penelitian  ini  berbeda
dengan penelitian Sari 2008 yaitu kecepatan pelayanan merupakan variabel yang paling mempengaruhi kepuasan terhadap Restoran Ayam Geprek Istimewa Bogor.
Variabel  indikator  kesopanan    keramahan  pramusaji  X52,    kesigapan pramusaji  X51  dan  penampilan  pramusaji  X53  memiliki  nilai  muatan  faktor
yang  cukup  besar,  namun  yang  memiliki  faktor  muatan  terbesar  yaitu  indikator kesopanan    keramahan  pramusaji  X52  sebesar  0,77,  sedangkan  indikator
kesigapan pramusaji X51 memiliki muatan faktor yang tidak jauh berbeda yaiu 0,76.  Sedangkan  indikator  penampilan  pramusaji  X51  sebesar  0,72.    Hal  ini
berarti  kesopanan    keramahan  pramusaji  menjadi  pertimbangan  utama dibanding  kesigapan  karyawan  dan  penampilan  pramusaji.  Secara  keseluruhan
dapat disimpulkan bahwa variabel indikator dalam mengukur dimensi people  dan yang paling memenuhi harapan responden adalah pengetahuan pramusaji terhadap
menu X54. Variabel Indikator
Ket SS
Kesigapan pramusaji X51
0,76 Kesopanan  keramahan pramusaji
X52 0,77
Penampilan pramusaji X53
0,72
1  Pengetahuan pramusaji terhadap  menu X54
0,81
90
6  Hubungan Variabel Indikator terhadao Dimensi Physical Evidence Berdasarkan hasil analisis data pada uji-T, menunjukkan
bahwa enam  variabel indikator yang diamati untuk mengukur variabel laten
physical evidence
bukti fisik memiliki  nilai  uji-t  diatas  1,96  tingkat  signifikan  5persen.
Hal  ini  menunjukkan bahwa  seluruh  variabel  indikator  berpengaruh  signifikan  terhadap  dimensi
physical  evidence  bukti  fisik
.  Faktor  muatan  pada  dimensi
physical  evidence
secara berurutan pada Tabel 39.
Berdasarkan Tabel 40, dapat diketahui bahwa muatan faktor tertinggi pada variabel  indikator  ketersedian  fasilitas  Musholla    taman  X66    yaitu  sebesar
0,77.  Ketersediaan  fasilitas  Musholla    taman  memiliki  kontribusi  terbesar dalam  permbentukan  kepuasan  konsumen.  Konsumen  akan  merasa  puas  jika
Musholla  yang  ada  bersih,  wangi,  tersedianya  perlengkapan  beribadah  sehingga konsumen  merasa  senang  menggunakannya.  Taman  dengan  dekorasi  yang  indah
serta  dipenuhi  dengan  tanaman-tanaman  yang  bagus  akan  membuat  mata konsumen  merasa  segar  dan  merasa  nyaman.  Walaupun  demikian,  terdapat
beberapa  responden  yang  menyatakan  perlengkapan  beribadah  pada  Musholla kurang bersih dan masih ada kotoran sampah di area taman.
Tabel 41.
Nilai
Muatan Dimensi Physical Evidence bukti fisik
Kebersihan  peralatan  makanan  X62  menempati  urutan  kedua  sebagai variabel indikator yang memiliki pengaruh besar dalam kepuasan konsumen yaitu
sebesar 0,75. Kebersihan dan  kerapihan  restoran X64 menempati urutan ketiga sebagai  variabel  indikator  yang  memiliki  pengaruh  besar  dalam  kepuasan
konsumen  yaitu  sebesar  0,73.  Kerbersihan  dan  kerapihan  restoran    juga  turut mempengaruhi kepuasan konsumen. Berdasarkan pendapat responden, kebersihan
dan  kerapihan  Restoran  ABWS    tidak  tertata  dengan  baik.  Hali  ini  dapat  dilihat Variabel Indikator
Ket SS
Dekorasi ruangan restoran X61
0,49 Ketersediaan toilet  wastafel
X62 0,65
Kebersihan peralatan makanan X63
0,75 Kebersihan dan kerapihan restoran
X64 0,73
Kesejukan restoran X65
0,65 Ketersedian fasilitas Musholla  taman
X66 0,77
91
dari  masih  adanya  kotoran  atau  debu  di  atas  meja  makan  dan  lantai.  Sehingga membuat konsumen sedikit terganggu dengan adanya kotoran tersebut.
Sementara  itu,  variabel  indikator  terkecil  yang  mengukur  kepuasam dimensi  physical evidence adalah dekorasi ruangan restoran X61  sebesar 0,49.
Pada  saat  ini  Restoran  ABWS    sedang  dalam  tahap  pembangunan  dan  renovasi, sehingga  pada  saat  responden  datang  ke  Restoran  ABWS,  dekorasi  ruangan
belum selesai dan  menurut beberapa responden hal tersebut sangat mengganggu pemandangan.  Secara  keseluruhan  dapat  disimpulkan  bahwa  variabel  indikator
dalam    mengukur  dimensi  physical  evidence  bukti  fisik  dan  yang  paling memenuhi  harapan  responden  adalah  ketersedian  fasilitas    Musholla    taman
X66. 7  Hubungan Variabel Indikator terhadao Dimensi Process
Berdasarkan  hasil  analisis  data  pada  uji-T,  menunjukkan  bahwa  lima variabel  indikator  yang  diamati  untuk  mengukur  variabel  laten  process  proses
memiliki nilai uji-t diatas 1,96 tingkat signifikan 5 persen. Hal ini menunjukkan bahwa seluruh variabel indikator berpengaruh signifikan terhadap dimensi process
proses. Faktor muatan merupakan besarnya kontribusi relative terhadap variabel indikator  terhadap  dimesinya,  Faktor  muatan  pada  dimensi  process    secara
berurutan pada Tabel 40. Berdasarkan  data  pada  Tabel  40,  dapat  diketahu  bahwa  muatan  faktor
tertinggi  pada  variabel  indikator  transaksi  pembayaran  X75  yaitu  sebesar  0,74. Kecepatan  transaksi  adalah  kecepatan  pramusaji  dalam  melayani  pembayaran
konsumen. Pembayaran dilakukan dengan dua cara yaitu konsumen datang sendiri ke  kasir  Restoran  ABWS    atau  pramusaji  yang  datang  kepada  konsumen.
Berdasarkan  hasil  wawancara  kepada  responden,  kecekatan  yang  dimiliki  kasir Restoran  ABWS  dirasa  cukup  cepat  sehingga  konsumen  tidak  perlu  menunggu
lama. Sebagian responden menyatakan kecepatan transaksi terasa lama pada hari- hari tertentu seperti hari sabtu dan minggu.
92
Tabel 42. Nilai Muatan Dimensi Process Proses
Kecepatan  pramusaji  melayani  dari  mulai  konsumen    duduk  X71 menempati urutan kedua sebagai variabel indikator yang memiliki pengaruh besar
dalam  kepuasan  konsumen  yaitu  sebesar  0,60.  Kecepatan  penyajian  makanan terhitung dari waktu pemesanan X72 menempati urutan ketiga sebagai variabel
indikator yang memiliki pengaruh besar dalam kepuasan konsumen yaitu sebesar 0,59.  Atribut  ini  menjadi  pertimbangan  pendukung  yang  dirasa  penting
keberadaannya.  Hal  ini  dikarenakan  atribut  tersebut  membentuk  kepuasan konsumen.  Pramusaji  yang  cepat  dalam  melayani  dari  konsumen  duduk  namun
jika  tidak  cepat  dalam  penyajian  makanan  terhitung  dari  waktu  pemesanan  akan mempengaruhi  kepuasan  konsumen.  Kecepatan  penyajian  ini  menjadi  sangat
penting  bagi  konsumen  karena  kondisi  di  saat  konsumen  yang  sedang lapar.  Hal ini  dapat  dibuktikan  dari  26  orang  responden  merasa  tidak  puas  dan  10  orang
responden    merasa  sangat  tidak  puas  terhadap  kecepatan  penyajian  makanan terhitung  dari  waktu  pemesanan.  Responden  yang  merasa  tidak  puas  dan  sangat
tidak puas terhadap kecepatan penyajian makanan terhitung dari waktu pemesanan disebabkan  oleh  faktor  permasalahan  di  lapangan  seperti    staff  di  dapur  dalam
pembuatan  makanan  dan  minuman  dirasa  masih  kurang  cepat  sehingga  hal tersebut  berpengaruh  terhadap  kecepatan  pramusaji  dalam  mengantar  makanan
dan  minuman.  Secara  keseluruhan  dapat  disimpulkan  bahwa  variabel  indikator dalam mengukur dimensi process dan yang paling memenuhi harapan responden
adalah transaksi pembayaran X75. Variabel Indikator
Ket SS
Kecepatan pramusaji melayani dari  mulai konsumen  duduk X71
0,60 Kecepatan penyajian makanan terhitung dari waktu
pemesanan X72
0,59 Jam buka  Restoran ABWS  yaitu  pukul 09.00  WIB
X73 0,45
Jam  tutup  Restoran ABWS yaitu pukul 23.00 WIB X74
0,51
Kecepatan transaksi pembayaran X75
0,74
Kecepatan pramusaji melayani dari  mulai konsumen  duduk X71
0,60 Kecepatan penyajian makanan terhitung dari waktu
pemesanan X72
0,59
93
8.5.2.  Hubungan  Antara  Variabel  Indikator
λ
y
terhadap  Variabel  Laten Endogen Kepuasan
η
1
dan Loyalitas
η
2
Hubungan  dari  setiap  indikator  memiliki  hubungan  yang  berbeda-beda terhadap  variabelnya.  Pada  Tabel  38,  menjelaskan  seberapa  besar  variabel
indikator mengukur variabel endogen kepuasan dan loyalitas.
Tabel 43.
Nilai
Muatan Faktor
λ Variabel Dalam Model Pengukuran
1  Hubungan  Variabel  Indikator  Kepuasan  Seacara  Keseluruhan  Terhadap Variabel Laten Endogen Kepuasan
Pada  penelitian  ini,  variabel  indikator  untuk  mengukur  variabel  kepuasan adalah variabel secara keseluruhan Y11. Variabel indikator tersebut merupakan
atribut  untuk  mengetahui  informasi  mengenai  kepuasan  responden  secara keseluruhan terhadap fasilitas dan produk yang ditawarkan oleh Restoran ABWS.
Pada Tabel 12 diketahui bahwa muatan faktor indikator Y11 adalah sebesar 0,58. Nilai  muatan  faktor  Y11  yang  cukup  besar  disebabkan  oleh  terdapat  114  orang
responden yang merasa puas dan 49 orang merasa sangat puas terhadap pelayanan dan produk yang ditawarkan oleh Restoran ABWS secara keseluruhan.
2  Hubungan  Variabel  Indikator  Kepuasan  Seacara  Keseluruhan  Terhadap Variabel Laten Endogen Kepuasan
Variabel  indikator  loyalitas  pada  penelitian  ini  diukur  oleh  tiga  variabel indikator, yaitu pembelian ulang Y11, kesediaan membeli jika harga naik Y22
dan  rekomendasi  kepada  orang  lain  Y23.  Berdasarkan  nilai  muatan  faktornya variabel indikator terbesar dalam mengukur variabel loyaltas adalah rekomendasi
kepada  orang  lain  Y23  sebesar  0,73.  Tingginya  nilai  muatan  faktor  tersebut disebabkan terdapat 129 orang responden yang setuju dan 39 orang sangat setuju
untuk  merekomendasikan  Restoran  ABWS  kepada  orang  lain.  Berdasarkan  hasil Variabel laten
Endogen Ket
Variabel Indikator SS
Uji-t Kepuasan
η
1
Y11 Kepuasan Secara Keseluruhan
0,58 15,08
Loyalitas
η
2
Y21 Pembelian Ulang
0,66 -
Y22 Kesediaan memebeli jika harga
naik 0,70
27,50 Y23
Rekomendasi kepada orang lain 0,73
28,19
94
wawancara  sebagian  besar  responden  sudah  melakukan  rekomendasi  kepada orang  lain  baik  itu  kepada  keluarga,  kolega  atau  teman.  Hal  ini  cukup  potensial
dalam  pemasaran,  karena  biasnaya  konsumen  akan  mempercayai  informasi  dari dari konsumen lain yang sudah pernah mencoba suatu produk atau jasa.
Variabel  indikator  terkecil  dalam  mengukur  loyalitas  konsumen  Restoran ABWS  adalah  variabel  kesediaan  membeli  jika  harga  naik  Y22  sebesar  0,66.
Hal ini berdasarkan sebanyak 133 responden menyatakan setuju dan 35 responden menyatakan  sangat  setuju  untuk  kesediaan  membeli  jika  harga  naik.  Alasan
responden  sebagian  besar  merasa  harga  yang  ditawarkan  sudah  sesuai  dengan kualitas yang diberikan, namun hanya satu orang responden yang tidak setuju dan
satu orang responden menyatakan sangat tidak setuju untuk kesesiaanya membeli jika harga naik. Hal ini disebabkan jika harga pada menu di Restoran ABWS naik,
maka responden tersebut akan mencari produk serupa di restoran lain. Dari ketiga variabel  indikator  tersebut  yang  dapat  mengukur  variabel  loyalitas  konsumen
adalah keinginan untuk merekomendasikan Restoran ABWS kepada orang lain. Untuk  nilai  Uji-t  yang  terbesar  adalah  variabel  pembelian  ulang  dengan
nilai  tak  terhingga  yang  berarti  variabel  ini  menjadi  menjadi  yang  paling signifikan.  Nilai  signifikansi  tersebut  adalah  tanggapan  dari  responden  terhadap
variabel  tersebut.  Sedangkang  nilau  Uji-t  terbesar  kedua  berturut-turut  adalah rekomendasi  kepada  orang  lain  dan  kesediaan  membeli  jika  harga  naik  dengan
nilai  signifikansi  sebesar  28,19  dan  27,50.  Dari  hasil  penelitian  ini  variabel pembelian ulang mendapat tanggapan yang paling baik dari responden.
8.5.3.  Hubungan  Dimensi  Bauran  Pemasaran  7P
ξ
terhadap  Variabel Kepuasan
η
1
dan Loyalitas
η
2
Keeratan  hubungan  dari  setiap  kualitas  pelayanan  dengan  variabel kepuasan dan loyalitas tergambar dari model struktural. Koefisien gamma   dan
beta dari  hubungan  antar  variabel  laten  dalam  model  struktural  dapat  dilihat
pada Tabel 42 di bawah ini.
95
Tabel 44.
Nilai Gamma   dan Beta   dari Hubungan Antar Variabel Laten dalam   Model Struktural
1  Hubungan  Variabel  Indikator  terhadap  Dimensi  Product  Produk  dengan Kepuasan
Pada  dimensi  product  dibangun  oleh  enam  variabel  indikator  yaitu,  cita rasa  yam  bakar,  aroma  ayam  bakar,  porsi  ayam  bakar,  kesesuaian  menu  ayam
bakar  dengan  pesana,  ketersediaan  beragam  menu  pilihan  makanan  dan minuman,  dan  cita  rasa  makanan  selain  menu  ayam  bakar.  Berdasarkan  hasil
analisis data dimensi product pada uji-T yaitu sebesar 2.00 yaitu lebih besar dari nilai koefisiennya yaitu sebesar 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dimensi
product  produk  berpengaruh  secara  signifikan  atas  terbentuknya  kepuasam konsumen. Pada Tabel 42, dapat dilihat dimensi product merupakan dimensi yang
memiliki  hubungan  keeratan  keempat  dengan  kepuasan  dan  menjadi pertimbangan oleh responden dalam melakukan kunjungan ke Restoran ABWS.
2  Hubungan  Variabel  Indikator  terhadap  Dimensi  Price  Harga  dengan Kepuasan
Pada  dimensi  price  dibangun  oleh  empat  variabel  indikator  yaitu  harga berbagai menu makanan, harga berbagai menu minuman, harga menu ayam bakar
dan  kesesuaian  harga  dengan  kualitas  ayam  bakar  yang  disajikan.  Berdasarkan hasil  analisis  data  dimensi  price  pada  uji-T  yaitu  sebesar  0.00  yaitu  lebih  kecil
dari  nilai  koefisiennya  yaitu  sebesar  1,96.  Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa dimensi  price  harga  tidak  berpengaruh  secara  signifikan  atas  terbentuknya
kepuasam  konsumen.  Pada  Tabel  42,  dapat  dilihat  dimensi  price  merupakan dimensi yang memiliki keeratan hubungan yang paling lemah terhadap kepuasan.
Variabel Laten Eksogen Variabel Laten Endogen
Koefisien ,
Product Kepuasan
0,20 Price
Kepuasan 0,00
Place Kepuasan
0,76
Promotion Kepuasan
0,02 People
Kepuasan 0,11
Physical Evidence Kepuasan
-0,32 Process
Kepuasan 0,50
Kepuasan Loyalitas
1,00
96
Hubungan  yang  tidak  signifikan  antara  dimensi  price  dengan  kepuasan diindikasikan  karena  keragaman  data  homogen  dimana  responden  cenderung
memilih jawaban puas dan sangat puas. Berdasarkan hasil wawancara, responden merasa harga yang ditawarkan oleh Restoran ABWS sudah sesuai dengan kualitas
ayam  bakar  yang  disajikan.  Responden  juga  berpendapat  bahwa  harga  yang ditawarkan  oleh  Restoran  ABWS  cukup  bersaing  dengan  restoran  yang
menawarkan menu sejenis. Hal ini disebabkan bahwa konsumen puas berkunjung ke  Restoran  ABWS  karena  pengaruh  dari  kinerja  place,  process,  physical
evidence, product dan people bukan disebabkan oleh kinerja price dan promotion. Konsumen menilai bahwa kinerja  place, process, physical evidence, product  dan
people memiliki keunggulan dibandingkan dengan restoran lain yang menawarkan menu  ayam  sedangkan  untuk  kinerja  price  dan  promotion  relatif  sama  dengan
restoran  lain  sehingga  price  dan  promotion  Restoran  ABWS  tidak  signifikan membetuk kepuasan konsumen Restoran ABWS.
3  Hubungan  Variabel  Indikator  terhadap  Dimensi  Place  Tempat  dengan kepuasan
Pada dimensi place dibangun oleh duavariabel indikator yaitu kemudahan dalam  menjangkau  lokasi  restoran  dan  ketersediaan  sarana  parkir.  Berdasarkan
hasil  analisis  data  dimensi  place  pada  uji-T  yaitu  sebesar  5.28  yaitu  lebih  besar dari  nilai  koefisiennya  yaitu  sebesar  1,96.  Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa
dimensi place tempat berpengaruh secara signifikan atas terbentuknya kepuasam konsumen.  Pada  Tabel  42,  dapat  dilihat  dimensi  place  merupakan  dimensi  yang
memiliki  keeratan  hubungan  terbesar  terhadap  kepuasan  dan  memberikan kontribusi  terbesar  yang  menjadi  pertimbangan  responden  dalam  berkunjung  ke
Restoran  ABWS  dan  nilai  koefisien  yang  bernilai  positif  memilik  arti  bahwa dimensi  place  turut  menjadi  faktor  yang  dapat  meningkatkan  tingkat  kepuasan
konsumen.  Hal  ini  dapat  dilihat  dari  indikator  kemudahan  dalam  menjangkau lokasi  restoran  memiliki  nilai  faktor  muatan  terbesar  dalam  dimensi  place  yaitu
sebesar  0,90.  Berdasarkan  proses  keputusan  konsumen  hal  yang  paling menentukan  responden  untuk  berkunjung  ke  Restoran  ABWS  sebanyak  25,8
persen  adalah  kemudahan  mencapai  lokasi  restoran.  Lokasi  Restoran  ABWS sangat strategis yang berdekatan dengan jalan utama Kota Medan.
97
4  Hubungan Variabel Indikator terhadap Dimensi Promotion Promosi dengan Kepuasan
Pada  dimensi  promotion  dibangun  oleh  dua  variabel  indikator  yaitu pencantuman logo dan nama restoran dan promosi penjualan melalui media cetak
elektronik.. Berdasarkan hasil analisis data dimensi promotion pada uji-T yaitu sebesar  0,49  yaitu  lebih  besar  dari  nilai  koefisiennya  yaitu  sebesar  1,96.  Hasil
tersebut  menunjukkan  bahwa  dimensi  promotion  promosi  tidak  berpengaruh secara  signifikan  atas  terbentuknya  kepuasam  konsumen.  Pada  Tabel  42,  dapat
dilihat dimensi promotion merupakan dimensi  yang memiliki keeratan hubungan yang  sangat  kecil  terhadap  kepuasan  dan  nilai  koefisien  yang  bernilai  positif
memilik arti bahwa dimensi place turut menjadi faktor yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen.
Hubungan  yang  tidak  signifikan  antara  dimensi  promotion  dengan kepuasan  diindikasikan  karena  keragaman  data  homogen  dimana  responden
cenderung memilih jawaban puas dan sangat puas. Berdasarkan hasil wawancara, responden merasa Restoran ABWS sudah terkenal. Hal ini dikarenakan Restoran
ABWS  sudah  berdiri  sejak  tahun  1993  di  Kota  Medan  dan  berdasarkan  proses keputusan  konsumen,  responden  mengetahui  informasi  mengenai  Restoran
ABWS  berasal  dari  Relasi  temankeluarga  sebanyak  50  persen.  Hal  ini disebabkan  bahwa  konsumen  puas  berkunjung  ke  Restoran  ABWS  karena
pengaruh dari kinerja place, process, physical evidence, product dan people bukan disebabkan  oleh  kinerja  price  dan  promotion.  Konsumen  menilai  bahwa  kinerja
place,  process,  physical  evidence,  product  dan  people  memiliki  keunggulan dibandingkan  dengan  restoran  lain  yang  menawarkan  menu  ayam  sedangkan
untuk  kinerja  price  dan  promotion  relatif  sama  dengan  restoran  lain  sehingga price  dan  promotion  Restoran  ABWS  tidak  signifikan  membetuk  kepuasan
konsumen Restoran ABWS. 5  Hubungan  Variabel  Indikator  terhadap  Dimensi  People  Orang  dengan
Kepuasan Pada  dimensi  people  dibangun  oleh  empat  variabel  indikator  yaitu
kesigapan  pramusaji,  kesopanan    keramahan  pramusaji,  penampilan  pramusaji, dan  pengetahuan  pramusaji  terhadap  menu.  Berdasarkan  hasil  analisis  data
98
dimensi  promotion  pada  uji-T  yaitu  sebesar  2,26  yaitu  lebih  besar  dari  nilai koefisiennya  yaitu  sebesar  1,96.  Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  dimensi
people  orang    berpengaruh  secara  signifikan  atas  terbentuknya  kepuasam konsumen. Pada Tabel 42, dapat dilihat dimensi people merupakan dimensi yang
memiliki  keeratan  hubungan  yang  cukup  kecil  terhadap  kepuasan  dan  nilai koefisien  yang  bernilai  positif  memilik  arti  bahwa  dimensi  people  turut  menjadi
faktor yang dapat meningkatkan tingkat kepuasan konsumen. 6  Hubungan  Variabel  Indikator  terhadap  Dimensi  Physical  Evidence  Bukti
Fisik dengan Kepuasan Pada  dimensi  physical  evidence  dibangun  oleh  enam  variabel  indikator
yaitu  dekrasi  ruangan  restoran,  ketersediaan  toilet    wastafel,  kebersihan peralatan  makanan,  kebersihan    kerapihan  restoran,  kesejukan  restoran,  dan
ketersediaan fasilitas Musholla  taman. Berdasarkan hasil analisis data dimensi promotion nilai uji-T sebesar -8,14 yaitu lebih besar dari nilai koefisiennya yaitu
sebesar 1,96. Hasil tersebut menunjukkan bahwa dimensi physical evidence bukti fisik  berpengaruh secara signifikan atas terbentuknya kepuasan konsumen. Pada
Tabel  42,  dapat  dilihat  dimensi  physical  evidence  memiliki  hubungan  keeratan ketiga  terhadap  kepuasan  dan  memiliki  koefisien  bernilai  negatif  yang  berarti
dimensi  physical  evindence  memberikan  pengaruh  terhadap  penurunan  kepuasan secara total.
Berdasarkan  pengamatan  selama  dilapangan,  Restoran  ABWS  sedang melakukan  tahap  renovasi  gedung  dan  dekorasi.  Hal  ini  diperkuat  pada  variabel
indikator  dekorasi  ruangan  restoran  memiliki  faktor  muatan  terendah  dalam mengukur  dimensi  physical  evindence.  Sebagian  responden  menyatakan,  mereka
sangat terganggu dengan adanya perbaikan dekorasi ruangan restoran yang belum selesai. Oleh karena itu, pihak manajemen Restoran ABWS  segera mempercepat
perbaikan  dekorasi  ruangan  agar  responden  nyaman  dan  akan  meningkatkan kepuasan konsumen.
99
7  Hubungan  Variabel  Indikator  terhadap  Dimensi  Proces    Proses  dengan kepuasan
Pada dimensi proces dibangun oleh lima variabel indikator yaitu kecepatan pramusaji  melayani  dari  mulai  konsumen  duduk,  kecepatan  penyajian  makanan
terhitung  dari  waktu  pemesanan,  jam  buka  restoran,  jam  tutup  retoran  dan kecapatan  transaksi  pembayaran.  Berdasarkan  hasil  analisis  data  dimensi  proces
pada uji-T yaitu sebesar 4,12 yaitu lebih besar dari nilai koefisiennya yaitu sebesar 1,96.  Hasil  tersebut  menunjukkan  bahwa  dimensi  people  orang    berpengaruh
secara  signifikan  atas  terbentuknya  kepuasam  konsumen.  Pada  Tabel  42,  dapat dilihat  dimensi  proces  merupakan  dimensi  memiliki  keeraan  hubungan  terbesar
kedua  terhadap  kepuasan  dan  nilai  koefisien  yang  bernilai  positif  memilik  arti bahwa  dimensi  people  turut  menjadi  faktor  yang  dapat  meningkatkan  tingkat
kepuasan konsumen. Keeratan  hubungan  ini  disebabkan  oleh  salah  satu  faktor  yaitu  kecepatan
transaksi  pembayaran  dan  kecepatan  pramusaji  melayani  dari  mulai  kosnumen duduk. Responden merasa pramusjai sigap dalam emlayani dari mulai konsumen
duduk,  memesan  produk  hingga  proses  transaksi  pembayaran.  Kesigapan pramusaji  juga  ditunjang  oleh  kecekatan  yang  dimiliki  kasir  sehingga  proses
transaksi pembayaran cepat sehingga responden tidak perlu menunggu lama. Hal ini  membuat  responden  merasa  puas  karena  pelayanan  dari  awal  duduk  hingga
proses pembayaran akhir terlayani dengan baik. 8  Hubungan Variabel Indikator Kepuasan dengan Loyalitas
Kepuasan memiliki hubungan keeratan yang kuat dengan variabel loyalitas adalah  sebesar  1.00  dengan  nilai  uji-t  yang  lebih  besar  dari  1,96  yakni  sebesar
21,57.  Nilai  yang  besar  tersebut  menunjukkan  bahwa  kepuasan  memiliki hubungan  yang  erat  dengan  loyalitas  Kepuasan  yang  dirasakan  konsumen  dapat
menciptakan  kesetiaan  dan  kepercayaan  terhadap  Restoran  ABWS  dengan pembelian  ulang  produk,  kesediaan  membeli  jika  harga  naik  serta
merekomendasikan  Restoran  ABWS  kepada  orang  lain.  Hubungan  yang signifikan antara kepuasan dengan loyalitas menunjukkan bahwa dimensi product,
price, place, promotion, people, physical evidence dan process dipandang mampu untuk menjelaskan kepuasan.
113
X.  KESIMPULAN DAN SARAN