31
a.  Konsumen  sudah  pernah  berkunjung  ke  Restoran  ABWS  lebih  dari  dua  kali dalam  sebulan  dalam  hal  ini  adalah  pelanggan  Restoran  ABWS  cabang
Polonia Medan. b.  Responden  berumur  diatas  16  tahun  dengan    alasan  pada  usia  tersebut
responden  dianggap  telah  dapat  menentukan  pilihan  secara  rasional. Pemilihan  umur  dalam  responden  ini  diacu  dalam  Sumarwan  et  al  2011
yaitu dimulai dari remaja lanjut 16-18 tahun. c.  Hanya  satu  orang  dalam  satu  keluarga,  peneliti  sebelumnya  akan  bertanya
kepada  keluarga  tersebut  siapa  yang  menjadi  keputusan  pembelian  dalam keluarga.
d.  Dalam satu rombongan  teman atau kenalan, maka  yang dipilih adalah orang yang merekomendasikan untuk makan di Restoran ABWS.
e.  Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini menggunakan rule of thumb dari structural equation modeling SEM. Menurut  Bentler 1995  and Chou
1987  diacu  dalam  Golob  2003  ukuran  sampel  untuk  estimasi  maximum likelihood  setidaknya  lima  obeservasi.  Jumlah  variabel  indikator  dalam
penelitian  ini  adalah  29  variabel  indikator,  sehingga  untuk  jumlah  sampel yang dibutuhkan sebanyak 170 responden.
4.4. Data dan Instrumensasi
Data  merupakan  tahapan  dalam  proses  penelitian  yang  penting,  karena hanya  dengan  mendapatkan  data  yang  tepat  maka  proses  penelitian  akan
berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah  ditetapkan.  Penelitian  ini  menggunakan  data  primer  dan  data  sekunder.
Data  primer  yang  merupakan  data  yang  diambil  secara  langsung  ke  narasumber didapat  melalui  wawancara,  pengisian  kuesioner,  serta  observasi  langsung
dilapangan.  Sedangkan  data  sekunder  didapat  melalui  penelusuran  data-data  dari perusahaan  dan  instansi  terkait,  internet,  dan  literatur  yang  relevan  dengan
penelitian ini. Data  dikumpulkan  melalui  berbagai  metode  yaitu,  pengisian  kuesioner,
wawancara, dan studi pustaka :
32
1.  Pengisian Kuesioner Pengisian  kuesioner  dilakukan  dengan  cara  memberikan  daftar  pertanyaan
yang baik sifatnya terbuka maupun tertutup. 2.  Wawancara
Wawancara  dapat  dilakukan  secara  langsung  untuk  mendapatkan  informasi yang lebih mendalam terhadap kondisi yang ingin diteliti dalam hal ini adalah
atribut kepuasan konsumen. 3.  Studi Pustaka
Studi Pustaka dilakukan untuk mendapatkan data-data sekunder yang relevan dengan penelitian ini.
4.5.    Teknik Pengolahan Data
Data  yang  telah  dikumpulkan  selanjutnya  diolah  lebih  lanjut  untuk memperoleh  hasil  yang  dijadikan  jawaban  dari  permasalahan  penelitian.  Data
diolah  secara  kualitatif  maupun  kuantitatif.  Pengolahan  data  kualitatif menggunakan Microsoft Excel 2007 untuk tabulasi data deskriptif dan SPSS 17,0
for  windows  untuk  uji  validitas  dan  reliabilitas.  Data  secara  kualitatif  diolah dengan  menggunakan  analisis  persamaan  structural  SEM,  yang  menggunakan
program Linear Structural Realationship LISREL 8,30.
4.5.1.  Analisis Deskriptif
Analisis  deskriptif  yaitu  suatu  penganalisaan  kasus,  kondisi  social, perilaku manusia, dan sebagainya dengan cara member gambaran atau penjelasan
secara  naratif.  Analisis  deskriptif  yang  digunakan  pada  penelitian  ini  digunakan untuk  menjabarkan  gambaran  umum  perusahaan,  karateristik  pengunjung  yang
berkunjung  ke  Restoran  ABWS  cabang  Polonia  Medan,  perilaku  penggunaan produk  dan  tingkat  kepuasan  dan  loyalitas  pengunjung.  Data  yang  dianalisis
secara  deskriptif  disajikan  dalam  suatu  alinea  uraian  secara  naratif  atau  dalam tabulasi frekuensi sederhana berdasarkan jawaban responden.
4.5.2.  Skala Likert
Skala  likert  banyak  digunakan  karena  skala  ini  member  peluang  kepada responden  untuk  mengekpresikan  perasaan  mereka  dalam  bentuk  persetujuan
33
terhadap  suatu  pernyataan.  Pernyataan  diberikan  berjenjang,  mulai  dari  tingkat terendah sampai tertinggi Sumarwan et al, 2011
Skala  likert  yang  digunakan  dalam  penelitan  ini  merupakan  skala seimbang.  Menurut  Sumarwan,  et  al  2011  skala  seimbang  merupakan  angka
untuk kategori yang menyenangkan dan tidak menyenangkan mempunyai jumlah yang  sama.  Skala  yang akan  digunakan  menggunakan  skala  yang  seimbang  agar
dapat  menghasilkan  data  yang  objektif.  Adapaun  empat  skala  yang  digunakan yaitu, sangat puas, puas, tidak puas dan sangat tidak puas.
4.5.3.  Pengujian Kuesioner
Kuisioner  yang  akan  disebarkan  kepada  responden  sebelumnya  harus dilakukan pengujian apakah memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Kuisioner  yang  telah  dipersiapkan  juga  harus  benar-benar  mengukur  apa  yang ingin  diukur.  Dengan  melakukan  pengujian  tersebut  ,  maka  data  yang  terkunpul
benar-benar  dapat  menggambarkan  fenomena  yang  diukur  dan  agar  hasil  riset dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
4.5.3.1.  Uji Validitas
Menurut Umar 2010 validitas merupakan suatu penyataan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuisioner dapat mengukur apa yang ingin
diukur. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel atau atribut-atribut yang yang ditanyakan dapat dipakai sebagai alat ukur.
Uji  Validitas  dapat  digunakan  untuk  memperoleh  konstruksi  atau kerangka  suatu  konsep  yang  valid.  Apabila  terdapat  konsistensi  antara  variabel
satu  dengan  variabel  lainnya,  maka  konstruksi  tersebut  telah  memiliki  validitas. Pengujian  validitas  kuesioner  pada  penilitian  ini  menggunakan  software  SPSS
17,0  for  windows.Bila  diperoleh  hasil  r
hitung
lebih  besar  dari  r
tabel
dari  product moment  pada  taraf  nyata
α  =  0,05  maka  susunan  pertanyaan  pada  kuesioner memiliki  validitas  dan  konsistensi.  Berdasarkan  uji  validitas  yang  dilakukan
terhadap  29  atribut  pertanyaan  da;am  kuisioner,  29  atribut  pertanyaan  memiliki validitas yang baik.
34
4.5.3.2.   Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesalahan pengukuran. Relibilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator
dari  variable  atau  konstruk.  Suatu  kuisioner  diakatan  konsisten  atau  stabil  dari waktu  ke  waktu  Ghozali,  2007.  Menurut  Umar  2010  reliabilitas  merupakan
suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama secara berulang dua kali atau lebih.
Pada penilitian ini digunakan teknik pengukuran reliabilitas dengan teknik Pengukuran  reliabilitas  menggunakan  metode  Alpha  Croncbach,  yaitu  metode
perhitungan  reliabilitas  yang  dikembangkan  oleh  cronbach.  Uji  reliabilitas dilakukan  dengan  menggunakan  software  SPSS  17,0.  Nilai  koefisien  reliabilitas
berkisar  antara  0-1.  Semakin  tinggi  nilai  koefisien  reliabilitas,  semakin  reliable sebuah  kuesioner.  Kuesioner  reliabilitas  yang  dianggap  baik  adalah  nilai  yang
lebih  besar  dari  0,7.  Hasil  uji  reliabilitas  dalam  penelitian  analisis  hubungan kepuasan  dan  loyalitas  konsumen  Restoran  Ayam  Bakar  Wong  Solo  cabang
Polonia  Medan,  sebanyak  29  atribut  pertanyaan  dalam  kuesioner  memiliki validitas yang baik.  Hasil uji validitas penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran
2.
4.5.4.  Analisis Structural Equation Modeling SEM
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan konsumen dapat diidentifikasi dengan  melihat  faktor  eksternal  dan  internal  yang  mempengaruhi  kepuasan
konsumen  dengan  menggunakan  analisis  SEM.  Model  persamaan  struktural SEM  adalah  sekumpulan  teknik-teknik  statistikal  yang  memungkinkan
pengujian  sebuah  rangkaian  hubungan  relatif murni  “rumit”  secara  simultan
Ferdinand  2000.    Analisis  SEM  disebut  sebagai  confirmatory  factor  analysis karena analisis SEM yang digunakan telah disusun sebelumnya dan lebih bersifat
teoritis  serta  apakah  sesuai  dengan  data  yang  diperoleh  dari  pada  exploratory mencari  model  yang  sesuai  dengan  data.  Analisis  SEM  sering  disebut  juga
sebagai  LISREL  Analysis  Linear  Structural  Relationship  karena  LISREL merupakan  salah  satu  perangkat  lunak  yang  paling  sering  dipakai  dalam
mengestimasi model SEM Firdaus  Farid 2008.
35
Model  SEM  lebih  banyak  bersifat  teoritis  sesuai  dengan  bidang  terapan serta  diarahkan  untuk  evaluasi  kesesuaiannya  dengan  data  yang  diperoleh.
Terdapat tujuh langkah dalam pemodelan SEM, yaitu Firdaus dan Farid, 2008  : 1.  Pengembangan Model Teoritis
Pada prinsipnya merupakan pengujian kualitas secara empiris dari teori yang sudah  ada  dan  digunakan  untuk  mengkonfirmasi  model  teoritis  tersebut.
Hubungan  kasualitas  dapat  dibuat  dalam  berbagai  bentuk  dan  arti,  namun pola hubungan akan menjadi rasional bila dilandaskan pada suatu teori.
2.  Pengembangan Diagram Path atau Diagram Alur Diagram dibangun berdasarkan pada konstruk untuk menunjukkan hubungan
kasualitas. Cara membangun konstruk dengan mencari peubah penjelas yang dapat  menjelaskan  konstruk  tersebut.  Konstruk  tadalah  suatu  konsep  yang
dilandaskan  pada  teori dan  berperan  sebagai  pembatas  dalam  mendefiniskan pola hubungan.
3.  Mengkonversi Diagram Path kedalam Persamaan Diagram  path  dikonversikan  ke  dalam  bentuk  persamaan  structural  untuk
menyatakan hubungan kasualitas. 4.  Menetukan Matrik Input dan Estimasi Model
Data  unput  SEM  merupakan  matriks  kovarian  untuk  melakukan  pengujian model  dari  teori  yang  ada  setara  dengan  regresi  untuk  digunakan  dalam
penjelasan atau prediksi fenomena yang dikaji. 5.  Penduga Koefisien Model
Kadangkala  proses  pendugaan  memberikan  hasil  yang  irasional.  Hal  ini disebabkan ketidakmampuan struktur model dalam menduga hasil yang unik
atau  setiap  koefisien  memerlukan  model  tersendiri  atau  terpisah  dalam pendugaannya.  Untuk  menanggulangi  model  tak  teridentifikasi  perlu
dilakukan  menetapkan  beberapa  nilai  koefisien  pada  niali  tertentu  fix coefficient  dan  peubah  laten  yang  hanya  memiliki  satu  peubah  indikator
ditetapkan nilainya umumnya satu.
36
6. Evaluasi kriteria goodness-of-fit
SEM  tidak  mempunyai  alat  uji  statistic  tunggal  untuk  menguji  antara model  dengan  data  yang  disajikan.  Beberapa  indeks  kesesuaian  dan  cut-
off-value yang umumnya digunakan adalah sebagai berikut : a.  Degree of Freedom DF harus positif yang menandakan model tidak
underidentified.  CMINDF  umumnya  berkisar  an tara  ≤    β,0  –  3,0
sebagai  salah  satu  indikator  untuk  mengukur  tingkat  kesesuaian model.
b.  RMSEA Root Means Square Error of Approximation adalah indeks untuk
mengkonpensasikan chi-square
dalam contoh
besar, menunjukkan  kesesuaian  yang  dapat  diharapkan  bila  model
diestimasi.  RMSEA  ≤  0,08  adalah  syarat  agar  model  menunjukkan close fit dari model tersebut.
c.  GFI  Goodness  of  Fit  =  R2  dalam  regresi  dan  AGFI  Adjusted  R2 adalah rentang ukuran antara 0 poor fit sampai dengan 1 perfect fit
yang memperhitungkan proporsi tertimbang dari varian dalam sebuah matriks  kovarian  contoh.  Nilai  GFI  dan  AGFI  ≥  0,09  menunjukkan
marginal fit sedang. d.  CFI Comparative Fit Index merupakan index yang besarannya tidak
dipengaruhi oleh ukuran contoh sehingga sangat baik untuk mengukur tingkat  penerimaan  sebuah  model.  Nilai  yang  diharapkan  adalah  ≥
0,95. 7.  Inteprtasi  dan  modifikasi  model.  Setelah  model  diterima,  interpetasi
dilakukan  mengikuti  teori  yang  mendasarinya.  Modifikasi  hanya  boleh dilakukan  dengan  kehati-hatian  dan  modifikasi  dilakukan  jika  terdapat
perubahan yang signifikan dengan dukungan data empirik.
4.5.4.1.   Formulasi Model SEM
Secara umum model SEM dapat juga dinyatakan dalam bentuk persamaan tiga buah matrik berikut ini Firdaus 2008 :
37
η
mx1 =   mxm
η
mx1 + mxn ξ nx1 +   mx1
У px1 = λypxm
η
mx1 +  px1 X qx1 =
λxqxn  ξ nx1 +  qx1 Keterangan :
η
= peubah laten endogen ξ = peubah laten eksogen
= besarnya pengaruh dari peubah endogen ke peubah endogen lainnya = besarnya pengaruh dari peubah eksogen ke peubah endogen
= model hubungan antar peubah laten yang melibatkan komponen acak
У = peubah manifest yang berkaitan dengan peubah laten endogen X = peubah manifest yang berkaitan dengan peubah laten eksogen
λ = besarnya loading antara peubah laten dengan peubah manifesnya = kesalahan pengukuran yang berkaitan dengan peubah endogen
= kesalahan pengukuran yang berkaitan dengan peubah eksogen
Model  SEM  dinyatakan  juga  dalam  bentuk  diagram  lintas.  Keuntungan digunakannya  path  diagram  antara  lain  mempermudah  dalam  memahami
hubungan antar  peubah baik dalam model pengukuran maupun model struktural. Berikut ini adalah keterangan yang berkaitan dengan diagram lintas dalam model
SEM : a.  Peubah Laten
Peubah laten didalam model SEM digambarkan dalam bentuk oval. Peubah  laten  di  dalam  model  SEM  dapat  berupa  peubah  endogen,  apabila
dipengaruhi oleh peubah laten lain, ataupun berupa peubah eksogen,  apabila hanya  mempengaruhi  peubah  laten  lain.  Peubah  endogen  dilambangkan
dengan huruf yunani “eta”
η
, sedangkam peubah eksogen dengan “ksi” ξ. Peubah  endogen  dicirikan  dengan  peubah  yang  menjadi  target  paling  tidak
satu  panah  satu  arah,  sedangkan  peubah  eksogen  dicirikan  dengan  peubah yang tidak dituju oleh panah satu arah.
b.  Model Struktural Hubungan  antar  peubah  laten  diasumsikan  linier,  walaupun  hubungan  ini
dapat diperluas pada kasus nonlinier. Pada diagram lintas model SEM, panah
38
satu  arah  menunjukkan  hubungan  pengaruh  sedangkan  panah  dua  arah menunjukkan hubungan korelasi. Besarnya pengaruh dari peubah endogen ke
peubah  endogen  lain  dilambangkan  dengan  “beta”   ,  sedangkan  besarnya pengaruh  dari  peubah  eksogen  ke  peubah  endogen  dilambangkan  dengan
“gamma”   .  Untuk  besarnya  koragam  antar  peubah  laten,  dilambangkan dengan “phi” Φ.
c.  Galat Struktural Structural Error Sebagaimana  dengan  model  hubungan  antar  peubah  biasa  yang  bersifat
stokastik  melibatkan  komponen  acakgalat,  model  hubungan  atar  peubah laten  juga  melibatkan  komponen  acal,  yang  dinamakan  galat  structural.  Di
dalam  diagram  lintas,  galat  ini  dilambangkan  dengan  “zeta”   .  Untuk memperoleh  dugaan  parameter  yang  konsisten,  galat  struktural  diasumsikan
tidak  berkorelasi  dengan  peubah  eksogen.  Meskipun  demikian,  galat structural dapat berkorelasi dengan galat structural lain.
d.  Peubah Manifes Peubah  manifest  digambarkan  dalam  bentuk  kotak.  Peubah  manifest  yang
berkaitan dengan peubah laten endogen, dilambangkan dengan Y, sedangkan yang berkaitan dengan peubah laten eksogen dilambangkan dengan X.
e.  Model Pengukuran Model  pengukuran  merupakan  model  antara  peubah  laten  dengan  peubah-
peubah  manifesnya.  Penyusunan  peubah  laten  dari  peubah-peubah manifesnya  menggunakan  analisis  faktor,  dimana  peubah  laten  merupakan
common  factor  yang  mendasari  peubah-peubah  manifesnya.  Besarnya loading antara peubah laten dengan peubah manifesnya dilambangkan dengan
“lamda” λ, dengan λ
x
untuk peubah eksogen λ
y
untuk peubah endogen. f.
Kesalahan Pengukuran Measurement Error Pengukuran  peubah  laten  lewat  peubah-peubah  manifesnya  seringkali
dianggap  tidak  sempurna  atau  masih  terdapat  kesalahan  pengukuran.  Dalam kaitannya  dengan  analisis  faktor  pada  model  pengukuran  di  atas,  kesalahan
pengukuran ini adalah unique factor yang bersesuaian dengan masing-masing peubah  manifest.  Kesalahan  pengukuran  yang  berkaitan  dengan  peubah
39
eksogen dilambangkan dengan “delta”  , sedangkan yang berkaitan  dengan peubah endogen dilambangkan dengan “epsilon”  .
4.5.4.2.   Implementasi  Model SEM
Model  SEM  pada  penelitian  ini  terdiri  dari  satu  variable  laten  endogen loyalitas,  tujuh  variable  laten  eksogen  bauran  7P,  dan  27  variabel  manifest
yang teramati. Setiap variabel laten harus dilandasi suatu teori para ahli, sehingga variabel yang mendasari variabel lainnya terdapat suatu korelasi.
Adapun hipotesis yang disusun dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.  Variabel  laten  endogen  yakni  variabel  kepuasan  yang  dibangun  dan mempunyai  hubungan  dengan  7P  bauran  pemasaran  product,  price,  place,
promotion,  people,  physical.  evidence  dan  process  teori  ini  berdasarkan hipotesis dari  Tjiptono 2007
2.  Tingkat kepuasan dilandasi oleh pemikiran Engel et al. 1994 dan  Griffin 2005 yaitu Kepuasan konsumen akan berdampak pada pembelian ulang
terhadap produk atau jasa. 3.  Variabel loyalitas laten endogen merefleksikan variabel manifest antara lain
pembelian  ulang,  sikap  terhadap  kenaikan  harga  dan  rekomendas  terhadap orang  lain  Lovelock    writz  1987.  Menurut  Griffin  2005,  loyalitas
konsumen  adalah  komitmen  yang  kuat  dari  konsumen  sehingga  bersedia melakukan  pembelian  ulang  terhadap  produk  atau  jasa  yang  disukai  secara
konsisten  dan  dalam  jangka  panjang,  membeli  dan  menggunakan  produk secara  berulang,  menunjukkan  kekebalan  terhadap  tarikan  dari  pesaing,  dan
merekomendasikan produk perusahaan kepada orang lain.
41
λ
γ
Gambar 6. Model Persamaan Struktur
ξ λ
x
42
λ
x
66 λ
x
65
ξ 72 ξ 65
ξ 42
ξ 74 λ
x
15
λ
γ
23 λ
γ
22 λ
x
16
ξ 66 ξ 63
ξ 51 ξ 14
λ
x
74 ξ 32
λ
x
23 λ
x
22
ξ 71 ξ 64
ξ 62 ξ 24
ξ 23 ξ 22
ξ 54 ξ 11
λ
x
73 λ
x
72 λ
x
71 λ
x
64 λ
x
63 λ
x
62 λ
x
61 λ
x
54 λ
x
53 λ
x
52 λ
x
51
λ
λ
x
41 λ
x
24 ξ 31
λ
x
21
λ
x
31 λ
x
14 λ
x
13 λ
x
12 λ
x
11
λ
γ
21
γ γ
γ γ
γ γ
Product
Price
Place
Promotio n
People
Physics Evidence
Process Kepuasan
Loyalitas
Y21
β
ξ 13
ξ 61 ξ 15
ξ 21
ξ 53
Ƞ
2
Y22
ξ 21 ξ 22
Y11
Ƞ
1
ξ 11
λ
y
11
ξ 73 X74
ξ 16
X73 X72
X71 X66
X65 X64
X63 X62
X61 X54
X51 X52
X53 X42
X41 X31
X32 X24
X23 X22
X21 X15
X16 X14
X13 X12
X11
γ
Y23
ξ 23 ξ 12
ξ 41
ξ 52
100
IX. ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN IMPLIKASI ALTERNATIF BAURAN PEMASARAN