Anggota Keluarga Lama Usaha

32 tidak tinggi pengrajin tempe di desa ini dapat menjalankan usahanya hingga sekarang secara turun temurun dan dapat menghidupi keluarga mereka secara cukup. Berdasarkan Tabel 9 tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan dalam membuat tempe tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan.

5.2.3 Anggota Keluarga

Jumlah anggota keluarga memiliki pengaruh terhadap usaha pembuatan tempe. Semakin banyak anggota keluarga maka biaya yang ditanggung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari semakin besar. Namun disisi lain banyak tenaga kerja dapat membantu dalam proses produksi sebagai pengganti tenaga kerja dari luar keluarga. Sebagian besar pengrajin tempe di Desa Citeureup menggunakan tenaga kerja dari dalam keluarga tetapi pekerja tersebut diberikan upah sesuai dengan pekerjaannya. Berikut disajikan data sebaran responden berdasarkan jumlah anggota keluarga pada Tabel 10. Tabel 10. Sebaran Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Tahun 2012 Jumlah Angggota Skala Produksi Total responden Persentase I II III - 1 - 1 3 1-2 8 4 - 12 40 3-4 2 10 2 14 47 ≥5 1 1 1 3 10 Jumlah 11 16 3 30 100 Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat rentang jumlah anggota keluarga dari pengrajin mulai dari yang tidak memiliki tanggungan sebanyak satu orang. Sebagian besar jumlah anggota keluarga pada pengrajin tempe skala I paling banyak memiliki tanggungan keluarga sebanyak satu hingga dua orangsecara keseluruhan dari 30 responden rata-rata memiliki tanggungan paling banyak tiga hingga empat orang yaitu 47 persen, sedangkan untuk pengrajin skala II paling banyak memiliki tanggungan keluarga sebanyak tiga hingga empat 33 orang. Dengan demikian semakin banyak anggota keluarga tidak mempengaruhi skala produksi pembuatan tempe.

5.2.4 Lama Usaha

Usaha dalam membuat tempe merupakan usaha yang turun temurun dilakukan para pengrajin tempe di wilayah ini. Pekerjaan menjadi pengrajin tempe merupakan mata pencaharian utama bagi mereka. Dilihat dari lamanya usaha pembuatan tempe yang dilakukan sangat dipengaruhi oleh pengalaman pengrajin itu sendiri. Berdasarkan Tabel 11 dapat dilihat dari 30 pengrajin sebagian besar sudah melakukan usaha antara satu hingga sepuluh tahun dengan persentase 46,7 persen. Selain itu jumlah terbanyak ada pada lama usaha 11 hingga 20 tahun sebanyak 30 persen. Sementara untuk sebaran lama pengalaman terkecil setiap skala usaha beragam, untuk skala I memiliki pengalaman usaha terkecil pada lama usaha lebih dari 20 tahun, sedangkan skala II pada lama usaha lebih dari 30 tahun. Berdasarkan uraian tersebut, maka lamanya usaha bukanlah jaminan apakah usaha berkembang baik atau tidak, karena masih ada faktor lain seperti modal yang dimiliki ataupun motivasi pengrajin dalam mengembangkan usahanya. Untuk lebih jelasnya data mengenai sebaran responden berdasarkan lama usaha dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11. Sebaran Responden Berdasarkan Lama Usaha Tahun 2012 Lama Usaha tahun Skala Produksi Total responden Persentase I II III 0-10 5 9 - 14 46,7 11-20 4 3 2 9 30 21-30 1 2 1 4 13,3 .30 1 2 - 3 10 Jumlah 11 16 3 30 100 34

5.2.5 Penggunaan Jumlah Kedelai