54 kenaikan harga kedelai maupun setelah kenaikan harga kedelai. Dikarenakan
pada skala ini relatif dapat menekan biaya variabel yang dikeluarkan.
6.3 Biaya Total Usaha Tempe di Desa Citeureup
Biaya total adalah penjumlahan dari keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh pengrajin tempe yang meliputi biaya tetap ditambah biaya
variabel. Untuk melihat besaran biaya total dapat dilihat pada Tabel 17. Berdasarkan pada Tabel 17 jumlah biaya total yang dikeluarkan oleh pengrajin
dari sebelum kenaikan harga kedelai memperlihatkan persentase biaya variabel yang besar yaitu lebih dari 90 persen. Persentase biaya variabel tertinggi
adalah pada skala produksi besar III dan jumlah paling kecil adalah skala produksi kecil I. Sebagai perbandingan pada saat kenaikan harga kedelai
dapat dilihat pada Tabel 18 yang menyajikan data struktur biaya usaha setelah kenaikan harga kedelai.
Berdasarkan Tabel 17 dan 18 dapat dilihat perbandingan pengaruh dari kenaikan harga kedelai terhadap struktur biaya pada tiga skala usaha produksi
tempe, dari kondisi sebelum kenaikan harga dan setelah kenaikan harga. Pada saat setelah kenaikan harga kedelai struktur biaya dari tiga skala meningkat
terutama pada biaya variabel. Berdasarkan kedua tabel tersebut dapat dilihat perbandingan besarnya biaya total rata-rata per kg kedelai untuk masing-
masing skala, dimana terlihat kecenderungan pada skala I biaya per kg kedelai lebih mahal dibandingkan pada skala II, dan skala III. Hal ini menjadi alasan
bahwa untuk usaha tempe di lokasi penelitian semakin besar skala usaha maka biaya total produksi per kg kedelainya menjadi lebih murah.
55
Tabel 17.
Struktur Biaya Produksi Usaha Tempe Sebelum Kenaikan Harga Kedelai di Desa Citeureup Per 100 kg Tahun 2012.
Uraian Skala I
Skala II Skala III
Biaya Rp
Biaya Rp
Biaya Rp
Biaya Variabel
919.809 93,35 857.833 95,21
842.962 97,07
Biaya Tetap
65.497 6,65
43.188 4,79 25.452
2,93
Jumlah biaya total
985.306 100
901.021 100
868.414 100
Biaya per kg
9.853 9.010
8.684
Maksimum
11.028 9.499
9.132
Minimum
8.709 8.499
8.454
Standar deviasi
701 305
388
Berikut adalah struktur biaya setelah kenaikan harga kedelai pada tiga skala produksi per 100 kg kedelai, dapat dilihat pada Tabel 18. Terlihat pada Tabel
18 komponen biaya variabel dari ketiga skala meningkat.
Tabel 8. Struktur Biaya Produksi Usaha Tempe Setelah Kenaikan Harga
Kedelai di Desa Citeureup Per 100 kg Tahun 2012.
Uraian Skala
Skala Skala
Biaya Biaya
Biaya Biaya Variabel
1.077.698 94,42 1.005.691 96,20
996.772 97,56
Biaya Tetap
65.497 5,73
43.188 4,10
25.452 2,49
Jumlah Total Biaya 1.143.195
100 1.048.879
100 1.022.224
100
Biaya per kg
11.431 10.488
10.222
Maksimum
12.628 11.012
10.632
Minimum
10.309 9.582
9.954
Standar deviasi
702 380
360
Tabel 17 dan 18 menunjukkan, responden pada skala I cenderung menunjukkan skala yang relatif lebih mahal dalam mengeluarkan biaya
produksi per kg kedelai dibandingkan skala II dan III. Hal ini dikarenakan penggunaan komponen biaya masih belum efisien sehingga menyebabkan
biaya menjadi mahal. Apabila dilihat pada kondisi setelah kenaikan harga kedelai, ketiga skala menunjukkan hal yang sama yaitu kenaikan terhadap biaya
variabel.. Dengan demikian skala produksi yang dinilai relatif paling murah dalam berproduksi adalah pada pengrajin skala III. Keadaan ini apabila
56 digambarkan dalam hubungan skala usaha dengan biaya dapat dilihat seperti
pada Gambar 12.
Gambar 12.
Hubungan Biaya dengan Skala Usaha Tempe Di Sentra
IndustriTempe Citeureup, Kabupaten Bogor
Keterangan: : Sebelum kenaikan harga kedelai
: Setelah kenaikan harga kedelai Berdasarkan pada Gambar 12, dapat dilihat hubungan skala usaha
dengan biaya produksi tempe di Desa Citeureup, yang menunjukkan bahwa skala efisien dicapai pada skala III, dikarenakan biaya produksi rata-rata per kg
kedelai semakin rendah. Sementara pada skala I merupakan skala tidak efisien karena biaya produksi rata-rata per kg kedelai lebih mahal. Pada skala III
jumlah produksi yang semakin tinggi menyebabkan pengrajin menambah kapasitas produksi. Adanya penambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan
produksi menjadi lebih efisien karena adanya penghematan penggunaan biaya.
57
6.4 Penerimaan, Keuntungan, dan RC Rasio Usaha Tempe di Desa