Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Sampel

24

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di kawasan industri tempe Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan kawasan tersebut merupakan salah satu sentra industri tempe terbesar di Bogor. Kegiatan pengambilan data dilakukan pada bulan Desember 2012 – Februari 2013.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang telah digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui survei menggunakan teknik wawancara dipandu dengan kuesioner yang telah disiapkan. Data primer pada penelitian mencakup karakteristik usaha produksi tempe seperti teknik pengolahan kedelai menjadi tempe, jumlah produksi, biaya produksi, upaya penyesuaian dalam menghadapi kenaikan harga kedelai, serta informasi lainnya yang berguna untuk menunjang penelitian ini. Data sekunder merupakan data pelengkap yang bersumber dari literatur-literatur yang relevan. Data sekunder diperoleh dari catatan, laporan, maupun dokumen dari pihak terkait, seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian Kabupaten Bogor, Koperasi Produsen Tempe Tahu KOPTI Kabupaten Bogor. Selain itu, dilakukan penelusuran melalui internet, serta buku-buku dan penelitian sebelumnya yang dapat digunakan sebagai rujukan dalam penelitian ini.

4.3 Metode Pengumpulan Sampel

Populasi yang diambil adalah pengrajin tempe di Desa Citeureup Kabupaten Bogor berjumlah 188 unit usaha. Pemilihan sampel berdasarkan kriteria utama yaitu lama usaha lebih dari satu tahun agar dapat melihat pengaruh kenaikan harga kedelai yang terjadi. Adapun jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 unit usaha. Metode pemilihan sampel yang digunakan yaitu simple random sampling dengan cara memberi nomor setiap pengrajin pada populasi kemudian dikocok hingga mendapat 30 sampel terpilih. Pada saat pengecekan terhadap sample terpilih di lapangan ternyata terdapat kendala, adanya ketidakcocokan dengan sampel tersebut, sehingga dilakukan pengocokan ulang 25 untuk mendapatkan sampel yang baru. Metode ini dipilih karena populasinya relatif homogen sehingga memiliki peluang yang sama untuk dipilih.

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data