benih sebesar 0.928 menunjukkan elastisitas 0 Ep 1, terlihat bahwa penggunaan benih berada pada daerah rasional daerah II. Hal ini menunjukkan
bahwa dengan penggunaan benih pada tingkat tertentu dapat tercapai output optimum atau maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf
α = 0.20, benih memiliki pengaruh terhadap produksi usahatani padi anorganik.
7.2.3. Pupuk Kompos KPS
Nilai koefisien pupuk kompos sebesar 0.003, artinya penambahan satu Persen pupuk kompos akan meningkatkan produksi usahatani padi anorganik
sebesar 0.003 Persen dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus. Koefisien pupuk kompos sebesar 0.003 menunjukkan elastisitas 0 Ep 1,
terlihat bahwa penggunaan pupuk kompos berada pada daerah rasional daerah II. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan pupuk kompos pada tingkat
tertentu dapat tercapai output optimum atau maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf
α = 0.20 pupuk kompos memiliki pengaruh terhadap produksi usahatani padi anorganik.
7.2.4. Pupuk Urea UREA
Nilai koefisien pupuk urea sebesar 0.062, artinya penambahan satu Persen pupuk urea akan meningkatkan produksi usahatani padi anorganik sebesar 0.062
Persen dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus. Koefisien pupuk urea sebesar 0.062 menunjukkan elastisitas 0 Ep 1, terlihat bahwa penggunaan
pupuk urea berada pada daerah rasional daerah II. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan pupuk urea pada tingkat tertentu dapat tercapai output
optimum atau maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf α = 0.20 pupuk urea tidak
memiliki pengaruh terhadap produksi usahatani padi anorganik.
7.2.5. Pupuk KCL KCL
Nilai koefisien pupuk KCL sebesar 0.005, artinya penambahan satu Persen pupuk KCL akan meningkatkan produksi usahatani padi anorganik sebesar 0.005
Persen dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus. Koefisien pupuk KCL sebesar 0.005 menunjukkan elastisitas 0 Ep 1, terlihat bahwa penggunaan
pupuk KCL berada pada daerah rasional daerah II. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan pupuk KCL pada tingkat tertentu dapat tercapai output
optimum atau maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf α = 0.20 pupuk KCL
memiliki pengaruh terhadap produksi usahatani padi anorganik.
7.2.6. Pupuk NPK NPK
Nilai koefisien pupuk NPK sebesar 0.006, artinya penambahan satu Persen pupuk NPK akan meningkatkan produksi usahatani padi anorganik sebesar 0.006
Persen dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus. Koefisien pupuk NPK sebesar 0.006 menunjukkan elastisitas 0 Ep 1, terlihat bahwa penggunaan
pupuk NPK berada pada daerah rasional daerah II. Hal ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan pupuk NPK pada tingkat tertentu dapat tercapai output
optimum atau maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf α = 0.20 pupuk NPK
memiliki pengaruh terhadap produksi usahatani padi anorganik.
7.2.7. Pestisida P
Nilai koefisien pestisida sebesar 0.019, artinya penambahan satu Persen pestisida akan meningkatkan produksi usahatani padi anorganik sebesar 0.019
Persen dengan faktor lain dianggap tetap ceteris paribus. Koefisien pestisida sebesar 0.019 menunjukkan elastisitas 0 Ep 1, terlihat bahwa penggunaan
pestisida berada pada daerah rasional daerah II. Hal ini menunjukkan bahwa
dengan penggunaan pestisida pada tingkat tertentu dapat tercapai output optimum atau maksimal. Berdasarkan uji-t pada taraf
α = 0.20 pestisida tidak memiliki pengaruh terhadap produksi usahatani padi anorganik.
7.2.8. Tenaga Kerja Setara Laki-laki TKSL