Input Produksi Usahatani Padi Semiorganik dan Anorganik Output Usahatani Padi Semiorganik dan Anorganik

lahan sempit dapat digolongkan dalam skala usaha kecil yang akan berdampak pada produksi yang rendah, sehingga pendapatan yang diterima petani rendah. Tabel 21. Sebaran Petani Padi Responden Berdasarkan Luas Lahan Garapan Orang Luas Lahan Ha Anggota KKT-LK Non Anggota KKT-LK Semiorganik Anorganik Semiorganik Anorganik ≤ 0.49 19 6 18 15 0.5 - 0.99 7 1 9 1 - 1.99 3 2 6 2 - ≥4.99 1 1 1 Total 30 7 30 22 Sumber: Data Primer 2012

6.2.2. Karakteristik Usahatani Padi Semiorganik dan Anorganik

Karakteristik usahatani diklasifikasikan berdasarkan penggunaan input dan output produksi. Karakteristik usahatani diduga mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani.

6.2.2.1. Input Produksi Usahatani Padi Semiorganik dan Anorganik

Input produksi yang digunakan dalam usahatani padi semiorganik dan anorganik yaitu benih, pupuk organik, pupuk anorganik, pestisida atau biopestisida, dan tenaga kerja setara laki-laki TKSL. Penggunaan rata-rata input produksi usahatani padi semiorganik dan anorganik pada Tabel 22. Tabel 22. Penggunaan Rata-rata Input Produksi Usahatani Padi Semiorganik dan Anorganik Input Produksi Anggota KKT-LK Non Anggota KKT-LK Semiorganik Anorganik Semiorganik Anorganik Semiorganik Anorganik 1.Benih KgHa 20.96 21.94 20.52 22.02 20.74 22.00 2.Kompos KgHa 7 726.89 8 500.71 6 417.27 5 977.97 7 072.08 6 719.95 3.Pupuk Kandang KgHa 1 446.36 1 600.00 1 301.67 1 920.83 1 386.07 1 920.83 4.Urea KgHa 169.28 200.51 173.98 209.78 171.63 207.54 5.TSP Kg Ha 61.91 51.07 61.63 52.52 61.75 52.17 6.KCL KgHa 0.00 35.71 45.63 27.29 45.63 29.82 7.NPK KgHa 114.90 52.14 0.00 84.72 114.90 71.69 8.Pestisida LtHa 0.00 2.04 0.00 2.38 0.00 2.30 9.Biopestisida LtHa 2.58 0.00 0.00 0.00 2.58 0.00 10.TKSL HOKHa 116.86 103.82 135.28 135.90 126.07 128.16 Sumber: Data Primer 2012 Tabel 22 menunjukkan bahwa penggunaan input pada masing-masing strata belum menyesuaikan dengan rekomendasi budidaya padi yang dianjurkan oleh pemerintah Jawa Barat. Sebagian besar input yang digunakan usahatani padi semiorganik lebih banyak dibandingkan usahatani padi anorganik. Penggunaan input produksi yang lebih banyak pada usahatani padi semiorganik akan berpengaruh terhadap biaya dan pendapatan usahatani.

6.2.2.2. Output Usahatani Padi Semiorganik dan Anorganik

Output yang dihasilkan usahatani padi semiorganik maupun anorganik berupa gabah basah. Tabel 23 menunjukkan bahwa rata-rata output dan rata-rata harga gabah padi semiorganik lebih tinggi dibandingkan padi anorganik. Berdasarkan keanggotaan KKT-LK diketahui bahwa produksi dan harga gabah paling tinggi pada usahatani padi semiorganik anggota KKT-LK. Harga output dan jumlah output yang dihasilkan berpengaruh terhadap pendapatan usahatani. Tabel 23. Rata-rata Output Usahatani Padi Semiorganik dan Anorganik Input Produksi Anggota KKT-LK Non Anggota KKT-LK Semiorganik Anorganik Semiorganik Anorganik Semiorganik Anorganik Output Kg 5 462.17 5 150.00 5 111.43 5 047.71 5 286.80 5 072.40 Harga Output RpKg 2 895.00 2 671.43 2 833.33 2 679.55 2 864.17 2 677.59 Sumber: Data Primer 2012 6.2.3. Karakteristik Petani Padi Semiorganik dan Anorganik Berdasarkan Keanggotaan dalam KKT-LK Karakteristik berdasarkan keanggotaan dalam KKT-LK bertujuan untuk melihat peran KKT-LK bagi petani padi di lokasi penelitian. Peran KKT-LK adalah sumber modal, penyedia input produksi, dan tujuan penjualan hasil panen.

6.2.3.1. Sumber Modal