19 usaha tani. Adapun penerimaan tunai dalam usaha ternak sapi perah berupa
penjualan output utama yaitu susu. b. Penerimaan Kotor Total Usaha tani
Penerimaan kotor atau total usaha tani adalah penerimaan dalam jangka waktu biasanya satu tahun atau satu musim, baik yang dijual tunai
maupun yang tidak dijual tidak tunai, seperti konsumsi keluarga, bibit, dan pakan ternak.
3.1.2 Konsep Fungsi Produksi Usaha Peternakan Sapi Perah
Menurut Soekardono 2009, fungsi produksi menggambarkan hubungan teknis antara jumlah input yang digunakan dan jumlah output yang dihasilkan
persatuan waktu. Fungsi produksi dibagi menjadi tiga daerah produksi berdasarkan elastisitas produksi dari faktor - faktor produksi. Pada daerah I
produksi masih dapat ditingkatkan dengan cara pemakaian jumlah input yang lebih besar dan keuntungan maksimum belum tercapai, daerah I disebut Daerah
Irasional. Pada daerah I nilai elastisitas produksi adalah lebih besar dari 1. Pada daerah II nilai elastisitas produksi terletak antara 0 dan 1. Pada daerah
II telah dicapai keuntungan maksimum dengan tingkat penggunaan faktor produksi tertentu, daerah II disebut Daerah Rasional.
Pada Daerah III nilai elastisitas produksinya bernilai lebih kecil dari nol penambahan faktor produksi menjadi tidak lagi efisien sehingga daerah ini disebut
daerah irasional. Kurva produksi dijelaskan pada Gambar 1. Secara matematis, fungsi produksi dapat ditulis:
dimana = output atau produk dan
= input- input atau faktor faktor produksi yang berbeda, dalam penelitiannya Anisa 2008 mengatakan
bahwa faktor-faktor yang berpengaruh dalam usaha ternak sapi perah ialah jumlah sapi, tenaga kerja, rumput, konsentrat, ampas tahu, ampas singkong. Penelitian
serupa juga pernah dilakukan oleh Vidiyanti 2004, menurutnya faktor-faktor yang
mempengaruhi produksi
dalam usahaternak
sapi perah
ialah hijauan, konsentrat, sapi laktasi, pendidikan, umur, dan pengalaman. Dalam upaya
meningkatkan produksi, pengusaha dapat menambah input-input secara keseluruhan atau hanya sebagian saja yang lainnya tetap.
20 Q I
II III
Total produk fisik Q= Produk fisik
X X= Input variabel
atau faktor poduksi Q
Produk fisik rata - rata X
Produk fisik marjinal
Gambar 1 Kurva Produksi
Bentuk fungsi produksi yang sering digunakan dalam bidang pertanian adalah fungsi Cobb Douglas. Fungsi produksi Cobb Douglas dapat dirumuskan
sebagai berikut: ……………...1
Keterangan: = produksi
= intersep = koefisien regresi penduga variabel ke-i
= jenis faktor ke-i, dimana i=1,2,...,n. = bilangan natural e= 2,7182
= unsur sisa galat
21 Fungsi Cobb-Douglas adalah suatu fungsi atau persamaan yang melibatkan
dua atau lebih variabel; variabel yang satu disebut dengan variabel dependen, yang dijelaskan, Y, dan yang lain disebut variabel independen yang
menjelaskan, X. Penyelesaian hubungan antara Y dan X biasanya dengan cara regresi, yaitu variasi dari Y akan dipengaruhi variasi dari X. Dengan demikian,
kaidah-kaidah pada garis regresi juga berlaku dalam penyelesaian fungsi Cobb- Douglas. Berikut adalah tiga kelebihan fungsi Cobb- Douglas, yaitu:
1 Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dibandingkan
dengan fungsi yang lain, misalnya pada fungsi kuadratik. Maka fungsi Cobb-Douglas lebih mudah ditransfer ke dalam bentuk linear.
2 Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb-Douglas akan menghasilkan
koefisien regresi yang sekaligus menunjukan besaran elastisitas. 3
Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukan tingkat besaran return to scale Soekartawi, 1990.
Untuk menduga model Cobb-Douglas maka model harus dilinearkan dengan menggunakan model double logaratima sehingga menjadi persamaan berikut:
......2 Asumsi yang harus terpenuhi dalam analisis berganda adalah multikolinearitas,
normalitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi. Selain itu pula terdapat beberapa kriteria pengujian statistik yaitu koefisien determinasi atau R-Sq, uji F, dan uji t.
3.1.3 Konsep Efisiensi Usaha Ternak
Menuru Doll dan Orazem 1984 efisiensi ekonomi tercapai bila memenuhi syarat keharusan necessary condition dan syarat kecukupan sufficient
condition. Syarat keharusan necessary condition adalah ketika nilai elastisitas produksi antara nol atau sama dengan nol sampai satu atau sama dengan satu,
0 ≤ EP ≤ 1. Syarat keharusan menunjukan hubungan fisik antara factor produksi dengan produksi yang dihasilkan. Syarat kecukupan sufficient condition
menunjukan tingkat efisiensi yang dicapai saat Biaya Korbanan Margjinal BKM sama dengan Nilai Produk Marginal NPM. Biaya Korbanan Marginal ialah
tambahan biaya yang dikeluarkan karena penambahan satu unit input sedangkan Nilai Produk Marginal ialah tambahan penerimaan yang diperoleh karena
penambahan satu unit input yang digunakan. Syarat kecukupan ini sering disebut
22 sebagai indikator pilihan dengan tujuan untuk mencapai keuntungan yang
maksimum. Secara matematis dirumuskan sebagai berikut: {∑
}…………...3 Keterangan:
π = pendapatan usaha ternak Py = harga per unit produksi
Y = hasil produksi i = 1, 2, 3, …, n
Pxi = harga pembelian faktor produksi ke-i Xi = jumlah faktor produksi ke-i yang digunakan dalam proses produksi
TFC = Total Fixed Coast Biaya Tetap Total Keuntungan maksimum akan tercapai bila turunan pertama dari fungsi
produksi terhadap setiap input variabel bernilai nol Debertin, 1986.
– ………….4 …………….5
Dari persamaan 5 dapat diketahui bahwa level penggunaan faktor produksi ke-i yang efisien merupakan fungsi dari harga output, harga faktor produksi ke-i dan
jumlah output yang dihasilkan. Maka dapat dituliskan sebagai berikut:
atau
dimana NPM Nilai Produk Marginal adalah tambahan nilai produksi akibat tambahan penggunaan factor produksi ke-i. Apabila kondisi tersebut terpenuhi
maka efisiensi dari penggunaan faktor-faktor produksi telah tercapai. Kondisi tersebut dapat dijelaskan pada Gambar 2.
23
y
NPMxi
Pxi
xi x
Gambar 2 Kurva Penggunaan Input
Keterangan: xi
= Penggunaan input optimal
3.1.4 Konsep Koperasi
Koperasi adalah suatu badan usaha bersama yang bergerak dalam bidang perekonomian, beranggotakan mereka yang umumnya berekonomi lemah yang
bergabung secara sukarela dan atas dasar persamaan hak, berkewajiban melakukan suatu usaha yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
para anggotanya Kartasapoetra et al, 2007. Arah, tujuan, peranan dan kedudukan Koperasi dilandaskan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945
yang berdasarkan asas kekeluargaan. Menurut Undang- Undang no. 12 thun 1967, Bagian 2, pasal 4 fungsi koperasi Indonesia ialah koperasi sebagai alat
perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat, koperasi sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional, koperasi sebagai salah satu urat nadi
perkonomian bangsa Indonesia, dan koperasi sebagai alat Pembina insan masyarakat untuk meperkokoh kedudukan ekonomi bangsa Indonesia serta
bersatu dalam mengatur tata laksana perkonomian rakyat. KUD Koperasi Unit Desa merupakan koperasi serba usaha yang
mengelola bidang Usaha Tani Agribisnis dalam melaksanakan peran dan tugas- tugasnya, telah memperlihatkan hasil-hasil yang nyata seperti mempersatukan
usaha tani, menimbulkan kegairahan bekerja, melenyapkan system ijon dan lintah darat, pembangunan lingkungan Kartasapoetra et al, 2007.
Tujuan dari pembentukan KUD ialah sebagai berikut: