Jumlah Kepemilikan Sapi Perah

49 Tabel 13 Analisis Pendapatan Usaha Ternak di KUNAK Cibungbulang Kabupaten Bogor Per Bulan No Komponen Jumlah Harga Satuan Rpsatuan Nilai Rpbulan A TOTAL PENERIMAAN 12.782.853 Penerimaan Tunai 1. penjualan susu literbulan 2.304,17 4.132 9.520.830 2. penjualan sapi 1.087.269 Penerimaan diperhitungkan 1. susu untuk pedet literbulan 526,32 4.132 2.174.754 B TOTAL BIAYA TUNAI 8.544.459 99,41 1. sarana Produksi a. konsentrat kgbulan 1.252,23 2.041 2.555.801 29,73 b. ampas tahu kgbulan 6.948,94 600 4.169.364 48,51 2. biaya IB ekorbulan 8,42 4.792 40.349 0,47 3. iuran anggota literbulan 2.304,17 10 23.042 0,27 4. listrik Rpbulan 97.692 1,14 5. air Rpbulan 10000 0,12 6. tenaga kerja luar HOK 1,29 35.517 1.374.508 15,99 7. potongan kavling KUNAK 273.703 3,18 C BIAYA NON TUNAI 50.861 0,59 1. penyusutan alat 50.861 0,59 D TOTAL BIAYA 8.595.320 100 E PENDAPATAN ATAS BIAYA TUNAI 4.238.394 F PENDAPATAN ATAS BIAYA TOTAL 4.187.533 Berdasarkan Tabel 13 komponen biaya produksi terbesar yang dikeluarkan oleh peternak adalah biaya ampas tahu, sebesar 48,51 dari keseluruhan biaya total atau sebesar Rp 4.169.364 biaya yang dikeluarkan untuk membeli pakan ampas tahu per bulan. Rata-rata peternak di lokasi penelitian menggunakan ampas tahu sebanyak 6.948,94 kilogram per bulan atau sekitar 231,63 kilogram per hari dengan rincian 18,59 kilogram per satauan ternak perhari, harga ampas tahu per kilogramnya sebesar Rp 600. Ampas tahu ini diperoleh peternak dengan cara membeli dari pabrik tahu terdekat atau dari peternak lain. Para peternak memilih untuk menggunakan ampas tahu untuk tambahan pakan bagi ternaknya karena ampas tahu dianggap dapat meningkatkan produksi susu. Pengeluaran terbesar kedua ialah untuk pakan konsentrat yaitu sebesar 29,73 dari biaya total atau Rp 2.555.801. Rata-rata peternak di lokasi penelitian menggunakan konsentrat sebanyak 1.252,23 kilogram per bulan atau sekitar 50 41,74 kilogram per hari dengan rincian 3,35 kilogram per satauan ternak perhari, dengan harga konsentrat per kilogramnya sebesar Rp 2.041. Konsentrat diperoleh peternak dengan cara membeli dari pihak koperasi yaitu KPS Bogor dan pabrik konsentrat yang berada di Bandung. Konsentrat yang berasal dari Bandung ini dianggap memiliki kualitas yang baik, meski harganya sedikit lebih mahal dari harga konsentrat di KPS, pihak produsen konsentrat ini akan langsung mengantarkan konsentrat ke tempat peternak. Variabel pakan lainnya ialah hijauan, rata-rata peternak responden menggunakan pakan hijauan sebanyak 30,8 kilogram per satuan ternak sehingga peternak membutuhkan 11.513,04 kilogram hijauan per bulannya. Pada umumnya setiap peternak memiliki lahan kering untuk ditanami hijauan untuk pakan ternaknya. Tugas tenaga kerja salah satunya ialah memanen rumput gajah hijauan di sekitar lahan kering peternak, sehingga biaya pakan hijauan sudah termasuk dalam biaya upah tenaga kerja luar keluarga. Menurut Ako 2013, penggunaan tanaman pakan yang diproduksi sendiri perlu dimaksimumkan, karena itu usaha peternakan sapi perah sangat memerlukan lahan untuk ditanami pakan. Efisiensi produksi bergantung pada cara pemberian pakan yang ekonomis, pakan hijauan sebaiknya berasal dari tanaman sendiri, hal ini secara umum dapat menurunkan biaya pakan. Biaya lainnya ialah biaya Inseminasi Buatan IB, IB adalah salah satu cara untuk membuahi sapi perah betina. IB dilakukan dengan cara menyuntikan semen ke sapi yang akan dibuahi. Untuk melakukan proses IB, peternak membeli semen dari KPS, proses penyuntikan semen ini pun juga dilakukan oleh petugas kesehatan dari KPS. Rata-rata keberhasilan IB di lokasi penelitian adalah 2,3 per periode laktasi, dengan biaya sebesar Rp 25.000 per sekali IB, sehingga rata-rata biaya yang dikeluarkan peternak untuk IB ialah sebesar Rp 50.000 per tahun atau sebesar Rp 4.792 per bulan per ekor. Oleh karena itu untuk kepemilikan sapi perah sebanyak 8,42 ekor biaya IB yang dikeluarkan perbulan nya adalah sebesar Rp 40.349. Biaya lain yang dikeluarkan peternak setiap bulannya adalah biaya iuran anggota, biaya listrik, air, upah tenaga kerja dan potongan kavling. Biaya iuran anggota didapat dari biaya yang dikeluarkan anggota sebesar Rp 10 per liter susu 51 yang dijual peternak ke KPS. Rata-rata biaya listrik yang dikeluarkan peternak di lokasi penelitian ialah sebesar Rp 97.692 per bulan. Biaya listrik ini termasuk biaya penerangan kandang dan penerangan untuk rumah peternak karena di KUNAK Cibungbulang ini terdiri dari kavling- kavling berisi rumah, lahan kering dan kandang. Para peternak membeli kavling ini dengan cara kredit, setiap bulannya rata-rata mereka harus mengeluarkan biaya untuk membayar kredit sebesar Rp 273.703 per kavling. Biaya lainnya ialah biaya untuk air sebesar Rp 10.000 per bulan, air merupakan salah satu komponen penting dalam usaha ternak sapi perah, selain untuk minum sapi, setiap harinya peternak menggunakan air untuk membersihkan kandang dan memandikan sapi. Air bersih di kawasan ini dikelola oleh pihak KPS. Biaya lainnya ialah upah tenaga kerja HOK, rata-rata peternak responden menggunakan tenaga kerja luar keluarga, hal ini dikarenakan para pemilik usaha ternak banyak yang berasal dari luar kawasan penelitian, sehingga mereka lebih memilih untuk meperkerjakan orang lain. Rata-rata tenaga kerja yang digunakan per satuan usaha ternak ialah sebanyak 1,29 HOK, dengan biaya tunai yang dikeluarkan untuk tenaga kerja luar keluarga per HOK adalah sebesar Rp 35.517. Penerimaan utama peternak sapi perah berasal dari produksi susu yang dihasilkan. Setiap harinya peternak reponden memperoleh hasil susu rata-rata sebanyak 76,81 liter, sehingga dalam satu bulan, rata-rata peternak dapat memperoleh susu sebanyak 2.304,17 liter, dengan harga rata-rata jika dijual ke KPS sebesar Rp 4.132 per liter. Harga ini dapat berubah-ubah sesuai dengan kualitas susu yang diperoleh peternak, rata-rata susu yang diperoleh peternak di lokasi peneliian memiliki kadar lemak sebesar 3,88 dan kadar protein sebesar 2,80. Menurut Sudono 1999 bangsa sapi Fries Hollands rata-rata menghasilkan susu dengan kadar lemak sebesar 3,45 dan kadar protein sebesar 3,15. Penerimaan lainnya diperoleh dari hasil penjualan ternak dan penerimaan susu untuk pedet. Dalam satu tahun rata-rata terdapat tiga jenis sapi yang dijual peternak yaitu sapi afkir, pedet, dan jantan dewasa, namun tidak semua peternak melakukan penjualan ternak setiap tahunnya. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa dalam satu tahun terdapat 10 orang peternak dari total 36 peternak responden yang menjual sapi afkir, rata-rata afkir yang dijual adalah