Konsep Efisiensi Usaha Ternak

29

4.4.1 Analisis Fungsi Produksi

Untuk melihat tingkat penggunaan faktor-faktor yang efisien maka perlu dilakukan analisisi fungsi produksi dan analisis regresi untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi terhadap produksi susu. Dalam analisis fungsi produksi digunakan pendekatan Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas yang secara sistematis dituliskan sebagai berikut: Model fungsi tersebut ditransformasikan ke dalam bentuk linear logamatrik untuk menduga fungsi produksi. Keterangan : = Produksi susu literekorhari = Hijauan Kgekor hari = Konsentrat Kg ekor hari = Ampas Tahu Kg ekor hari = Tenaga Kerja HOK = konstanta , , , = koefisien regresi masing- masing variabel Penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi produksi susu sapi perah yang dipelihara peternak ini diasumsikan: 1 Tingkat pemberian pakan hijauan diduga akan berpengaruh positif dengan besarnya tingkat produksi susu per ekor per hari. Semakin tinggi tingkat pemberian pakan hijauan maka produksi susu per ekor per hari pun semakin tinggi, karena hijauan merupakan pakan utama sapi perah. 2 Tingkat pemberian pakan konsentrat berbanding lurus dengan tingkat produksi susu per ekor per hari. Peningkatan penggunaan pakan konsentrat akan meningkatkan produksi susu, karena konsentrat merupakan pakan tambahan yang mengandung energi dan protein yang tinggi. 30 3 Tingkat pemberian pakan ampas tahu diduga berbanding lurus dengan tingkat produksi susu per ekor per hari, semakin tinggi penggunaan pakan ampas tahu akan meningkatkan produksi susu per ekor per hari. 4 Jumlah penggunaan tenaga kerja diduga berbanding lurus dengan tingkat produksi susu yang dihasilkan. Semakin banyak jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan maka semakin tinggi pula tingkat produksi susu yang dihasilkan. Hal ini karena tenaga kerja ialah peran yang penting dalam usaha ternak sapi perah, tenaga kerja bertugas memelihara sapi agar sehat dan berproduksi tinggi. Hubungan antara variabel terikat dengan variabel bebas dapat diketahui dengan melakukan analisis regresi. Berdasarkan analisis ini akan diperoleh nilai P P-value untuk uji t dan uji F juga dapat diketahui nilai R 2 . P- value untuk uji t digunakan untuk mengetahui secara statistik apakah masing- masing variabel bebas Xi secara terpisah berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y.  Uji – t P- value untuk uji t digunakan untuk mengetahui secara statistik apakah masing- masing variabel bebas Xi secara terpisah berpengaruh nyata terhadap variabel terikat Y. apabila P-value untu k uji t lebih kecil dari pada nilai α yang ditentukan selang kepercayaan tertentu maka variabel bebas dugaan berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, tetapi sebaliknya jika P-value untuk uji t lebih besar daripada α yang ditentukan maka variabel bebas dugaan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.  Uji – F P-value untuk uji F diugunakan untuk mengetahui kelayakan model dari parameter dan fungsi produksi atau untuk mengetahui apakah variabel bebas Xi secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Jika P-value untuk uji- F lebih kecil dari nilai α yang ditentukan selang kepercayaan tertentu maka variabel bebas dugaan berpengaruh nyata terhadap variabel terikat, tetapi sebaliknya jika P-value untuk uji F lebih besar daripada nilai α yang ditentukan maka variabel bebas dugaan tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Selanjutnya merupakan koefisien determinasi yang menunjukan keragaman model produksi di lapangan yang dapat diterangkan oleh model terpilih. 31 Suatu model agar dapat dikatakan valid maka harus melewati uji asumsi klasik. Pengujian ini dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas, autokorelasi, dan normalitas.  Pengujian Multikolinearitas Suatu keadaan dimana terjadi korelasi antara variabel-variabel bebas disebut multikolinearitas. Salah satu cara untuk mengetahui adanya multikolinearitas adalah dengan pengujian terhadap masing-masing variabel independen. Pengujian multikolinearitas diketahui dari nilai VIF setiap prediktor. Jika nilai VIF prediktor tidak melebihi 10, maka data terbebas dari multikolinearitas.  Pengujian Autokorelasi Asumsi kebebasan sisaan diuji dengan menggunakan uji Runtutan atau Runs Test. Sisaan dinyatakan saling bebas jika P- value dari uji Runtutan lebih dari taraf nyata yang digunakan. Hipotesis yang digunakan ialah: H = sisaan saling bebas H 1 = sisaan tidak saling bebas  Normalitas Uji normalitas dilakukan dengan uji normal P-Plot. Deteksi dengan melihatitik pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan: a Jika data menyebar disekitas garis diagonal dan mengikuti arsh garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. b Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

4.4.2 Analisis Pendapatan Usahatani

Menurut Rahim dan Hastuti 2007, pendapatan usaha tani merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor penerimaan total adalah nilai produksi komoditas pertanian secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Perhitungan analisis pendapatan yang akan digunakan pada penelitian ini dijelaskan secara rinci pada Tabel 6.