19
2.8 Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas merupakan suatu pendekatan yang langsung menganalisis pengaruh-pengaruh risiko yang ditanggung dan ketidakpastian
dalam analisis proyek Gittinger 2008. Analisis sensitivitas penting untuk dilakukan dalam suatu proyek investasi karena dapat menilai apakah suatu proyek
masih layak apabila terjadi perubahan harga input maupun output dari proyek itu sendiri.
Secara umum proyek cenderung sensitif terhadap kenaikan biaya yang terjadi pada awal pelaksanaan proyek daripada perubahan harga yang terjadi
kemudian. Tiap analisis sensitivitas harus dilaksanakan secara terpisah untuk dapat mengestimasi pengaruh perubahan yang terjadi terhadap asumsi-asumsi
yang digunakan dalam mengukur kemanfaatan proyek, dan kemudian dapat menarik kesimpulan bagaimana perubahan tersebut mempengaruhi proyek.
2.9 Penelitian Terdahulu
Studi yang terkait mengenai nilai ekonomi sumberdaya air adalah Sanim et al.
2009 dengan melakukan analisis nilai ekonomi sumberdaya air DAS Wai Betung Kota Bandar Lampung. Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut
yaitu untuk mengkaji nilai ekonomi air dan mengkaji kontribusi pengguna air terhadap biaya rehabilitasi DAS Way Betung, sedangkan manfaatnya adalah
untuk memberikan masukan kepada pengambil kebijakan terutama dalam pemanfaatan sumberdaya air dan perencanaan pengembangan sumberdaya air di
masa yang akan datang. Alat analisis yang digunakan untuk mencapai penelitian tersebut adalah seperangkat data kuesioner untuk masing-masing pengguna air.
Pemilihan responden dilakukan dengan purposive sampling, untuk mengetahui kesediaan membayar biaya rehabilitasi DAS Way Betung dari pengguna air
dengan menggunakan metode WTP.
Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa nilai ekonomi air dari pengguna PDAM sebagian besar disumbangkan dari rumah tangga kategori menengah dan
rumah tangga kategori sederhana sedangkan yang paling rendah adalah rumah tangga kategori mewah. Hal ini disebabkan pengguna air PDAM terbesar adalah
rumah tangga kategori menengah dan sederhana. Sebaliknya, untuk rumah tangga
20
mewah mampu membuat sumur bor yang dapat menjamin ketersediaan air bagi keperluan rumah tangganya sehingga kebutuhan air tidak tergantung kepada
PDAM.
Merryana 2009 melakukan penelitian tentang analisis WTP masyarakat terhadap pembayaran jasa lingkungan mata air Cirahab, Desa Curug Goong,
Kecamatan Padarincang, Kabupaten Serang, Banten. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden untuk
melakukan pembayaran jasa lingkungan, menganalisis nilai pembayaran jasa lingkungan oleh responden untuk melakukan pembayaran jasa lingkungan, dan
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP responden terhadap pembayaran jasa lingkungan. Data yang digunakan adalah data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara langsung kepada responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait. Alat analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah WTP, analisis regresi berganda, dan analisis regresi logit. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dapat diperoleh nilai
rataan WTP EWTP masyarakat Desa Curug Goong sebesar Rp 101KKliter dan diperoleh nilai total WTP dari populasi adalah Rp 83.835 per liter.
Guna mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP maka dalam penelitian ini ditetapkan enam variabel independen yang mempengaruhi variabel
dependen, yaitu penilaian terhadap kualitas air, jumlah kebutuhan air, jumlah pengguna air, jarak rumah ke sumber air, tingkat pendidikan, dan rata-rata
pendapatan. Namun, setelah diuji dengan beberapa pengujian parameter maka didapatkan dua variabel yaitu variabel tingkat pendidikan dan jumlah pengguna
air yang harus dikeluarkan dari model karena terdapat pelanggaran asumsi OLS yaitu autokorelasi. Dari hasil regresi menunjukan bahwa variabel yang
berpengaruh nyata pada taraf kepercayaan 99 persen adalah jarak rumah ke sumber air, sedangkan variabel jumlah kebutuhan air dan penilaian terhadap
kualitas air berpengaruh nyata pada taraf 95 persen, dan variabel rata-rata pendapatan rumah tangga berpengaruh nyata pada taraf 90 persen.
Simpulan dari penelitian ini adalah persentase responden yang bersedia untuk melakukan pembayaran jasa lingkungan sebesar 52 responden 63 persen.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan responden terhadap penilaian jasa
21
lingkungan sebagai upaya konservasi mata air Cirahab adalah penilaian terhadap kualitas air, jumlah kebutuhan air, dan jarak rumah ke sumber air. Nilai rataan
WTP responden adalah Rp 101KKliter. Untuk setiap kepala keluarga yang membayar pembayaran jasa lingkungan sebagai upaya konservasi mata air
Cirahab dan total nilai WTP adalah Rp 83.835 per liter. Nilai potensial pemanfaatan jasa lingkungan mata air Cirahab adalah Rp 5.240.617.805 per
tahun. Biaya pemulihan ekologi hutan sebesar Rp 544.758.500 per tahun. Nilai WTP tersebut dipengaruhi oleh penilaian kualitas air, jumlah kebutuhan air, jarak
rumah ke sumber air, dan rata-rata pendapatan rumah tangga.
Selanjutnya, Mardiyatuljanah
2009
melakukan penelitian tentang studi kelayakan ekonomi pompanisasi Desa Keboncau, Kecamatan Ujung Jaya,
Kabupaten Sumedang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sebaliknya, jumlah responden dalam penelitian ini
berjumlah 60 responden yang terdiri dar
i
30 orang responden yang menggunakan pompanisasi dan 30 orang responden yang tidak menggunakan pompanisasi.
Penentuan responden berdasarkan random sampling. Kriteria kelayakan yang investasi yang digunakan adalah NPV, Net BC, dan IRR
.
Manfaat dan biaya yang dihitung dengan discount factor telah memperhitungkan nilai waktu dari uang
time value of money selama umur proyek.
Penelitian ini juga menganalisis sensitivitas dan analisis switching value. Analisis sensitivitas adalah menentukan suatu nilai untuk melakukan perubahan-
perubahan pada komponen penerimaan dan pengeluaran serta mengetahui pengaruhnya terhadap keputusan investasi suatu proyek. Sebaliknya, analisis
switching value menentukan perubahan maksimum dari komponen penerimaan
dan pengeluaran agar proyek dapat diterima. Hasil perhitungan diperoleh nilai NPV sebesar Rp 80.257.566. Nilai ini
berarti investasi pompanisasi memberikan pendapatan bersih tambahan yaitu sebesar Rp 80.257.566. Nilai Net BC yang diperoleh adalah 1,10. Hal ini berarti
untuk setiap nilai sekarang dari pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,10. Selanjutnya, nilai IRR yang diperoleh sebesar
16 persen. Dengan demikian, pembangunan pompanisasi yang akan dilaksanakan dinyatakan layak secara ekonomi.
22
Analisis sensitivitas yang dilakukan adalah perubahan terhadap harga input harga pestisida. Dari hasil analisis diperoleh NPV sebesar Rp 71.757.826, yang
menunjukan bahwa investasi pompanisasi memberikan pendapatan bersih sebesar Rp 71.757 826 dan masih layak untuk dilanjutkan. Nilai Net BC yang diperoleh
sebesar 1,09. Hal ini berarti untuk setiap nilai sekarang dari pengeluaran sebesar satu rupiah akan memberikan penerimaan sebesar Rp 1,09. Kemudian, nilai IRR
diperoleh sebesar 16 persen dan analisis switching value diperoleh perubahan harga pestisida pada analisis kelayakan ekonomi mencapai kondisi yang
mendekati keuntungan normal dan proyek dapat diterima ketika NPV Rp 6.850.724. Nilai ini berarti investasi pompanisasi akan memberikan
pendapatan bersih tambahan sebesar Rp 6.850.724 selama 5 tahun pada nilai sekarang.
III KERANGKA PEMIKIRAN
Beberapa daerah di Indonesia sering menghadapi masalah kelangkaan air bersih, sehingga masyarakat kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari-hari. Krisis sumberdaya air yang dialami Indonesia menyangkut pada aspek penyediaan dan aspek pengelolaan. Dalam hal penyediaan, masalah yang timbul
mencakup aspek kuantitas dan kualitas. Secara spasial, permasalahan air dapat digolongkan pada dua wilayah yaitu perkotaan dan pedesaan. Peningkatan jumlah
penduduk di perkotaan mengakibatkan peningkatan kebutuhan air bersih, air bersih yang sehat akan langka, pengelolaannya rumit, dan untuk memperoleh air
bersih diperlukan biaya yang tinggi sehingga air menjadi barang yang mahal. Banyaknya pembangunan dan tingginya aktivitas di kota besar seperti Kota
Bogor, memberikan insentif pada tingginya kebutuhan air bersih untuk keperluan sehari-hari. Tingkat permintaan yang tinggi terhadap air bersih oleh rumah tangga
maupun industri, tidak dapat sepenuhnya disuplai oleh PDAM selaku public
service sehingga alternatif sumber air bersih diperoleh dari air tanah. Pola
pemakaian air tanah yang intensif dan berlebihan dalam jangka panjang mengakibatkan degradasi pada sumberdaya air yang berdampak pada kelangkaan
air bersih.
Penelitian ini diawali dengan mengkaji karakteristik pengguna sumberdaya air dengan metode deskriptif, kemudian menganalisis nilai WTP masyarakat
terhadap ketersediaan air bersih dengan menggunakan metode CVM. Nilai WTP tersebut diharapkan dapat menggambarkan preferensi masyarakat terhadap air
bersih dan juga sebagai acuan untuk menentukan harga sosial air bersih dalam pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di lokasi penelitian.
Selanjutnya dilakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTP masyarakat dianalisis dengan regresi linier berganda. Analisis berikutnya
adalah mengkaji kelayakan pengembangan penampungan sumberdaya air bersih menggunakan kriteria kelayakan investasi yaitu NPV, Net BC, dan IRR.
Hasil yang diperoleh dari penelitian diharapkan memberikan rekomendasi dalam kebijakan dan rujukan bagi masyarakat, aparat daerah setempat untuk
melakukan pemanfaatan, alokasi dan pengelolaan sumberdaya air secara tepat guna. Kerangka pemikiran penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Keterangan: Batasan penelitian
24
Gambar 1 Kerangka pemikiran
Aktivitas pembangunan
Pembangunan lahan pertanian Pembangunan perumahan
Pembangunan industri
Kelangkaan ketersediaan air bersih secara berkesinambungan
Estimasi nilai WTP masyarakat terhadap air bersih
Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai WTP
Analisis pengembangan penampungan sumberdaya
air bersih
Analisis WTP Analisis regresi berganda
Analisis kelayakan
Pemanfaatan sumberdaya air secara berkelanjutan Karakteristik pengguna
sumberdaya air Peningkatan pemanfaatan air
Analisis deskriptif
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di RW 07 Cibereum Sunting lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja
purposive. Berdasarkan survei diketahui bahwa kelangkaan air bersih menurut masyarakat dirasakan setelah adanya pembangunan perumahan ABC. Pengeboran
air tanah secara berlebihan oleh pihak perumahan menimbulkan persaingan antara warga Kampung Cibereum Sunting dan pihak perumahan dalam memanfaatkan
air bersih, khususnya air tanah. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu bulan Mei sampai Juni 2013 untuk pengambilan data dan dilanjutkan pengolahan
data pada bulan Juli 2013.
4.2 Metode Penelitian