Komponen Manfaat Komponen Biaya

58 dan Rp 65.000oranghari. Upah tenaga kerja dalam analisis ekonomi ditentukan berdasarkan upah finansial yakni tukang Rp 105.000oranghari dan kenek Rp 32.500oranghari 50 persen dari harga pasar. Biaya upah tenaga kerja disajikan pada Lampiran 8. c Biaya Operasi dan Pemeliharaan Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya listrik, upah operator, biaya ijuk, dan keran air. Biaya operasi dan pemeliharaan dihitung berdasarkan harga pasar dan harga bayangan. Biaya operasi dan pemeliharaan diasumsikan sama tiap tahun selama umur proyek. Total biaya operasi dan pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 15 di bawah ini. Tabel 15 Biaya operasi dan pemeliharaan pengembangan penampungan sumberdaya air bersih berdasarkan harga pasar dan harga bayangan di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 No Jenis Uraian Harga pasar Rptahun Harga bayangan Rptahun 1 Biaya Operasional Listrik 3.600.000 3.240.000 Operator 12.775.000 12.775.000 2 Biaya Perawatan Ijuk 11.000 9.900 Keran air 558.400 502.560 Total Biaya 16.944.400 16.527.460 Sumber: Hasil Analisis Data 2013 Tabel 15 menunjukan bahwa total biaya operasi dan pemeliharaan dalam pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting dari sisi finansial sebesar Rp 16.944.400 per tahun dan sisi ekonomi sebesar Rp 16.527.460 per tahun.

6.4.4.3 Analisis Finansial

Dalam rangka analisis finansial diperlukan analisis komponen manfaat dan biaya dari pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting. Komponen harga maupun biaya dalam analisis finansial dianalisis menggunakan harga pasar. Komponen manfaat dan biaya tersebut digunakan untuk memperkirakan nilai kriteria Net Present Value. Net Benefit Cost Ratio, dan Internal Rate of Return.

A. Komponen Manfaat

Manfaat dalam pengembangan penampungan sumberdaya air bersih diperoleh melalui penerimaan penjualan air bersih per m³ dari filter dan nilai sisa 59 akumulasi penyusutan bangunan pada akhir umur proyek. Penerimaan tersebut diperoleh berdasarkan hasil kali antara kemampuan masyarakat membayar sebesar Rp 149,05 per m³ dan harga pasar air PDAM berdasarkan kategori pelanggan RTSS sebesar Rp 1.700 per m³ dengan jumlah debit air yang dihasilkan filter selama satu tahun. Dengan demikian, penerimaan dari sisi finansial penjualan air bersih berdasarkan kemampuan membayar masyarakat dan harga RTSS masing- masing adalah Rp 45.698.730 dan Rp 521.220.000 per tahun.

B. Komponen Biaya

Biaya pada pengembangan penampungan sumberdaya air bersih di Kampung Cibereum Sunting dianalisis menggunakan harga pasar yang berlaku di Kota Bogor pada Tahun 2013. Biaya tersebut meliputi biaya investasi, biaya upah tenaga kerja, serta biaya operasi dan pemeliharaan. Biaya-biaya tersebut dijelaskan sebagai berikut; a. Biaya investasi adalah biaya finansial yang digunakan untuk membeli material bangunan. Biaya investasi hanya dikeluarkan pada tahun pertama. Harga yang digunakan merupakan harga pasar yang terdapat unsur pajak sebesar 10 persen dan merupakan harga pasar yang berlaku di Kota Bogor pada tahun 2013. Total biaya investasi dalam analisis finansial pengembangan penampungan sumberdaya air adalah Rp 37.265.800. b. Tenaga kerja dalam pengembangan penampungan sumberdaya air bersih berjumlah delapan orang. Terdiri dari dua orang tukang dan enam orang kenek. Harga pasar upah tukang dan kenek masing-masing di lokasi penelitian adalah Rp 105.000oranghari dan Rp 65.000oranghari. Total biaya upah tenaga kerja dalam analisis finansial adalah Rp 54.000.000. c. Biaya operasi dan pemeliharaan terdiri dari biaya listrik, upah operator, ijuk, dan keran air. Biaya tersebut dianalisis menggunakan harga pasar dari masing-masing komponen. Total biaya operasi dan pemeliharaan adalah Rp 16.944.400 per tahun. 60

C. Hasil Analisis Kelayakan Finansial

Dokumen yang terkait

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria: Kasus di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat

0 24 181

Analisis balanced scorecard dalam strategi pengembangan produksi dan pemasaran beras organik pada kelompok tani Cibereum Jempol Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan. Kota Bogor

0 26 101

Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran talas di kelurahan Situgede, kecamatan Bogor Barat, kota Bogor

20 109 103

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Taraf Hidup Rumahtangga Petani: Kasus Pembangunan Perumahan X di Kampung Cibeureum Sunting dan Kampung Pabuaran, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat

1 6 177

Serasah agroedutourism sebagai sarana pelatihan dan pendampingan manajemen bidang pertanian di pondok pesantren mina 90 kelurahan mulyaharja, kecamatan bogor selatan, bogor

0 2 10

Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian terhadap Pendapatan Petani di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor.

5 40 91

Penilaian ekonomi Situ Gede, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor

2 7 99

Hubungan Tingkat Penggunaan Smartphone Pada Remaja Dengan Interaksi Dalam Keluarga (Kasus Remaja Di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

2 19 75

Analisis Perbandingan Usahatani Dan Pemasaran Antara Padi Organik Dan Padi Anorganik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 3 190

LPSE Kota Bogor BA gagal Mulyaharja

0 0 1