Estimasi Nilai WTP Masyarakat Kampung Cibereum Sunting terhadap Ketersediaan Air

47

6.2 Estimasi Nilai WTP Masyarakat Kampung Cibereum Sunting terhadap Ketersediaan Air

Pendekatan CVM dalam penelitian digunakan untuk menganalisis WTP pengguna air terhadap pembayaran jasa lingkungan yang akan diterapkan di Kampung Cibereum Sunting. Hasil pelaksanaan CVM sebagai berikut:

1. Membangun Pasar Hipotetik Setting-up the Hypothetical Market

Berdasarkan pasar hipotetik yang telah dilakukan pada saat penelitian yaitu situasi hipotetik yang menggambarkan keadaan lingkungan air bersih di Kampung Cibereum Sunting. Diketahui bahwa, pada masa yang akan datang air akan mengalami penurunan kuantitas sehingga akan dilakukan suatu pengembangan sumberdaya air untuk menanggulangi permasalahan tersebut. Masyarakat diharapkan mampu mengetahui gambaran tentang situasi hipotetik yang dibangun mengenai upaya perbaikan kuantitas air bersih Kampung Cibereum Sunting.

2. Memperoleh Nilai WTP Obtaining Bids

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah model referendum atau discrete choice dichotomous choice. Responden diberi satu nilai rupiah tertentu untuk mendapatkan nilai air per m³ meter kubik, kemudian diberi pertanyaan setuju atau tidak untuk ikut andil dalam pembayaran jasa lingkungan air bersih di Kampung Cibereum Sunting.

3. Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTP Estimating Mean WTPEWTP

Dugaan nilai WTP EWTP masyarakat dihitung berdasarkan data distribusi WTP responden dan dengan menggunakan rumus 2. Data distribusi WTP responden dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10 Menghitung dugaan nilai rataan WTP Estimating Mean WTPEWTP di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 No. Kelas WTP RpKKm³ Frekuensi responden Frekuensi relatif Pfi Jumlah Rpm³ 1 85 2 0,05 4,25 2 106 12 0,30 31,80 3 127 7 0,18 22,23 4 148 3 0,08 11,10 5 169 6 0,15 25,35 6 190 3 0,08 14,25 7 211 3 0,08 15,83 8 232 2 0,05 11,60 9 253 2 0,05 12,60 Total 40 1,00 149,05 Sumber: Hasil Analisis Data 2013 48 Kelas WTP masyarakat pengguna air diperoleh dengan menentukan terlebih dahulu nilai terkecil sampai nilai terbesar WTP yang ditawarkan responden. Dengan demikian dapat diperoleh nilai rataan WTP EWTP masyarakat sebesar Rp 149,05 per m³.

4. Memperkirakan Kurva WTP

Estimating Bid Curve Kurva WTP menggambarkan penawaran nilai WTP terhadap jumlah masyarakat pengguna air yang memilih nilai WTP tersebut. Kurva WTP diperoleh dengan mengakumulasikan responden dalam hal ini masyarakat pengguna sumberdaya air di Kampung Cibereum Sunting terhadap nilai WTP. Nilai tersebut dapat digunakan untuk menghitung surplus konsumen terhadap air bersih. Gambar 6 di bawah menjelaskan kurva permintaan WTP terhadap pembayaran jasa lingkungan. Sumber: Hasil Analisis Data 2013 Gambar 6 Kurva penawaran WTP terhadap pembayaran jasa lingkungan pengguna air Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 Gambar 6 menunjukan bahwa semakin tinggi nilai WTP yang diberikan, maka semakin sedikit jumlah masyarakat pengguna air yang bersedia membayar. Artinya bahwa, masyarakat pengguna air cenderung bersedia membayar pada tingkat nilai WTP paling rendah.

5. WTP Agregat atau Total WTP TWTP

Nilai total WTP masyarakat pengguna air dihitung berdasarkan data distribusi WTP dengan menggunakan rumus 4. Hasil perhitungan TWTP dapat dilihat pada Tabel 11 berikut: 253 232 211 190 169 148 127 106 85 50 100 150 200 250 300 2 4 7 10 16 19 26 38 40 WT P R p m ³ Jumlah masyarakat pengguna air Orang 49 Tabel 11 Total WTP terhadap pembayaran jasa lingkungan di Kampung Cibereum Sunting Tahun 2013 No. Kelas WTP RpKKm³ Frekuensi responden Populasi Jumlah total Rpm³ 1 85 2 19,50 1.658 2 106 12 117,00 12.402 3 127 7 68,25 8.668 4 148 3 29,25 4.329 5 169 6 58,50 9.887 6 190 3 29,25 5.558 7 211 3 29,25 6.172 8 232 2 19,50 4.524 9 253 2 19,50 4.934 Total 40 390,00 58.130 Sumber: Hasil Analisis Data 2013 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai total WTP air bersih oleh masyarakat adalah Rp 58.130 per m³. nilai tersebut merupakan hasil akumulasi WTP pada masing-masing kelas WTP responden pengguna sumberdaya air di Kampung Cibereum Sunting.

6. Evaluasi Pelaksanaan CVM

Berdasarkan analisis regresi berganda cukup baik karena diperoleh nilai R² sama dengan 41,9 persen. Penelitian ini berkaitan dengan benda-benda lingkungan yang dapat mentolerir nilai R² sampai dengan 15 persen Hanley dan Spash 1993. Penelitian ini tentang lingkungan yang berhubungan dengan perilaku manusia, sehingga nilai R² masih memenuhi kriteria tersebut. Oleh karena itu, hasil pelaksanaan CVM dalam penelitian ini masih dapat diyakini kebenaran dan keandalannya.

6.3 Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai WTP

Dokumen yang terkait

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria: Kasus di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat

0 24 181

Analisis balanced scorecard dalam strategi pengembangan produksi dan pemasaran beras organik pada kelompok tani Cibereum Jempol Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan. Kota Bogor

0 26 101

Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran talas di kelurahan Situgede, kecamatan Bogor Barat, kota Bogor

20 109 103

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Taraf Hidup Rumahtangga Petani: Kasus Pembangunan Perumahan X di Kampung Cibeureum Sunting dan Kampung Pabuaran, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat

1 6 177

Serasah agroedutourism sebagai sarana pelatihan dan pendampingan manajemen bidang pertanian di pondok pesantren mina 90 kelurahan mulyaharja, kecamatan bogor selatan, bogor

0 2 10

Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian terhadap Pendapatan Petani di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor.

5 40 91

Penilaian ekonomi Situ Gede, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor

2 7 99

Hubungan Tingkat Penggunaan Smartphone Pada Remaja Dengan Interaksi Dalam Keluarga (Kasus Remaja Di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

2 19 75

Analisis Perbandingan Usahatani Dan Pemasaran Antara Padi Organik Dan Padi Anorganik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 3 190

LPSE Kota Bogor BA gagal Mulyaharja

0 0 1