Pengembangan Sumberdaya Air Analisis Kelayakan

15 Subskrip i menunjukkan nomor pengamatan dari 1 sampai N untuk data populasi atau sampai n untuk data contoh. merupakan pengamatan ke-i untuk peubah bebas . Koefisien merupakan intersep model regresi berganda. Dalam mendapatkan koefisien regresi parsial digunakan metode kuadrat terkecil Ordinary Least Square OLS. Asumsi utama yang mendasari model regresi berganda dengan metode OLS adalah sebagai berikut Firdaus 2004: 1. Nilai yang diharapkan bersyarat conditional expected value dari tergantung pada tertentu adalah nol. 2. Tidak ada korelasi berurutan atau tidak ada korelasi non-autokorelasi artinya dengan tertentu simpangan setiap Y yang manapun dari nilai rata- ratanya tidak menunjukan adanya korelasi, baik secara positif atau negatif. 3. Varian bersyarat dari € adalah konstan. Asumsi ini dikenal dengan nama asumsi homoskedastisitas. 4. Variabel bebas adalah non-stokastik yaitu tetap dalam penyampelan berulang jika stokastik maka didistribusikan secara independen dari gangguan €. 5. Tidak ada multikolinearitas antara variabel penjelas satu dengan yang lainnya. 6. € didistribusikan secara normal dengan rata-rata dan varians yang diberikan oleh asumsi 1 dan 2. Apabila semua asumsi yang mendasari model tersebut terpenuhi maka fungsi regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan pendugaan dengan metode OLS dari koefisien regresi adalah penduga tak bias linear terbaik Best Linear Unbiased Estimator atau BLUE. Sebaliknya jika ada asumsi dalam model regresi yang tidak terpenuhi oleh fungsi regresi yang diperoleh maka kebenaran pendugaan model tersebut atau pengujian hipotesis untuk pengambilan keputusan dapat diragukan. Penyimpangan 2, 3, dan 5 memiliki pengaruh yang serius sedangkan asumsi 1, 4, dan 6 tidak.

2.6 Pengembangan Sumberdaya Air

Pengembangan sumberdaya air water resource development didefinisikan sebagai aktivitas fisik untuk meningkatkan pemanfaatan air untuk air bersih, irigasi, penanggulangan banjir, listrik tenaga air, perhubungan, pariwisata, 16 perikanan, dan sebagainya Wiyono 2007. Terkait masalah pengembangan sumberdaya air akan terdapat persepsi yang berbeda tergantung dari sudut pandang masyarakat yang mengalami permasalahan tersebut. Masyarakat yang tinggal di daerah yang kering maka pola pengembangan sumberdaya air yang cocok seperti penanggulangan kekeringan dengan membangun waduk, embung, dan juga bendungan. Sebaliknya, masyarakat yang tinggal di daerah yang cukup air pola pengembangan yang cocok adalah pengendalian banjir. Selanjutnya menurut Ditjen Pengairan 1985 dalam Wiyono 2007, membagi tahapan proyek-proyek pengairan sebagai berikut: 1. Studi inventarisasi potensi pengembangan sumberdaya air secara umum. 2. Studi identifikasi nama proyek-proyek pengairan setelah tahap inventarisasi. 3. Studi rekonesan atau pengenalan data pendahuluan. 4. Studi rencana induk master plan atau rencana umum pengembangan terpadu menyeluruh sumberdaya air di suatu wilayah sungai. Tahap ini disebut juga sebagai tahap pre-feasibility study. 5. Studi kelayakan feasibility atau telah kemungkinan masing-masing elemen proyek sumberdaya air yang dikembangkan. 6. Perencanaan teknis sampai dokumen kontrak siap pelaksanaan fisik. 7. Pembebasan lahan land acquisition. 8. Konstruksi atau pelaksanaan fisik lapangan. 9. Operasi dan pemeliharaan prasarana yang dibangun termasuk pengaturan sumberdaya air dan pemanfaatan pada tingkat pemakai. 10. Pendidikan masyarakat. Tahap ini merupakan usulan yang dapat ditambahkan.

2.7 Analisis Kelayakan

Tahapan yang cukup penting dalam pelaksanaan proyek pembangunan adalah tahap analisis kelayakan atau disebut juga feasibility study. Analisis kelayakan adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha atau proyek. Hasil analisis ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, apakah menerima atau menolak dari suatu gagasan usaha. Pengertian layak bila suatu 17 usaha yang akan dilaksanakan dapat memberikan manfaat dalam arti finansial maupun ekonomi. Analisis finansial adalah analisis kelayakan yang melihat dari sudut pandang pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan proyek. Proyek finansial sering juga disebut private returns hal yang harus diperhatikan dalam analisis finansial yaitu waktu didapatkannya returns sebelum pihak-pihak yang berkepentingan dalam pembangunan proyek kehabisan modal. Analisis ekonomi adalah analisis yang melihat dari sudut perekonomian secara keseluruhan. Analisis ekonomi yang diperhatikan adalah hasil total, produktivitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian sebagai keseluruhan, tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber-sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut. Hasil itu disebut the social returns atau the economic returns dari suatu proyek. Analisis finansial dan ekonomi merupakan pelengkap, analisis finansial meninjau dari sudut peserta proyek secara individu, sedangkan analisis ekonomi dari sudut masyarakat Gittinger 2008. Terkait ukuran-ukuran arus tunai berdiskonto yang sama digunakan dalam analisis finansial untuk mengestimasi hasil yang akan diterima oleh peserta proyek juga sama digunakan dalam analisis ekonomi untuk estimasi besarnya hasil yang akan diterima oleh masyarakat, maka akan timbul kebingungan dalam mengaplikasikan kedua analisis tersebut. Menurut Gittinger 2008, terdapat tiga perbedaan penting yang harus diingat antara kedua analisis tersebut yaitu: 1. Analisis ekonomi, pajak dan subsidi akan diperlakukan sebagai pembayaran transfer. Pajak-pajak yang merupakan bagian dari manfaat proyek secara keseluruhan ditransfer kepada pemerintah yang bertindak atas nama masyarakat dan pajak-pajak tersebut tidak dianggap sebagai biaya. Sebaliknya, subsidi pemerintah kepada proyek merupakan biaya bagi masyarakat. Analisis finansial, pajak dianggap sebagai biaya dan subsidi sebagai hasil. 2. Analisis finansial menggunakan harga pasar. Harga ini sudah memperhatikan pajak dan subsidi. Sebaliknya, dalam analisis ekonomi harga pasar dapat 18 diubah sedemikian sehingga analisis tersebut dapat mencerminkan secara tepat nilai-nilai sosial dan ekonomi. Harga yang sudah disesuaikan disebut harga bayangan shadow price atau harga buku accounting price. 3. Bunga terhadap modal dalam analisis ekonomi tidak dipisahkan dan dikurangkan dari hasil bruto. Bunga modal merupakan bagian dari hasil keseluruhan terhadap modal yang tersedia untuk masyarakat secara keseluruhan. Analisis finansial, bunga yang dibayar kepada pihak penyedia dana dari luar dapat dikurangkan untuk memperoleh gambaran arus manfaat yang tersedia bagi pemilik modal. Akan tetapi, bunga yang dibayar kepada entity dari sudut padang analisis finansial bukan merupakan biaya karena bunga merupakan bagian dari hasil keseluruhan terhadap harta yang dikontribusikan oleh badan usaha. Analisis finansial maupun ekonomi terhadap suatu usaha atau proyek memiliki beberapa kriteria kelayakan sebagai berikut: 1. Net Present Value NPV Didefinisikan sebagai nilai dari proyek yang bersangkutan yang diperoleh berdasarkan selisih antara cash flow yang dihasilkan terhadap investasi yang dikeluarkan. NPV dianggap layak apabila bernilai positif NPV 0. 2. Net Benefit Cost Ratio Net BC Net BC merupakan penilaian yang dilakukan untuk melihat tingkat efisiensi penggunaan biaya yang berupa angka antara jumlah nilai bersih sekarang present value yang positif dengan jumlah nilai bersih sekarang present value yang negatif. Net BC ratio menunjukan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Jika nilai Net BC 1 maka proyek dikatakan layak secara ekonomi dan layak untuk dibangun. 3. Internal Rate of Return IRR Didefinisikan sebagai besar pengembalian proyek terhadap investasi yang ditanamkan pada saat NPV = 0. Jika IRR r suku bunga, maka proyek dapat dinyatakan layak. 19

2.8 Analisis Sensitivitas

Dokumen yang terkait

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Struktur Agraria: Kasus di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Jawa Barat

0 24 181

Analisis balanced scorecard dalam strategi pengembangan produksi dan pemasaran beras organik pada kelompok tani Cibereum Jempol Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan. Kota Bogor

0 26 101

Analisis pendapatan usahatani dan pemasaran talas di kelurahan Situgede, kecamatan Bogor Barat, kota Bogor

20 109 103

Konversi Lahan Pertanian dan Perubahan Taraf Hidup Rumahtangga Petani: Kasus Pembangunan Perumahan X di Kampung Cibeureum Sunting dan Kampung Pabuaran, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat

1 6 177

Serasah agroedutourism sebagai sarana pelatihan dan pendampingan manajemen bidang pertanian di pondok pesantren mina 90 kelurahan mulyaharja, kecamatan bogor selatan, bogor

0 2 10

Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian ke Non-Pertanian terhadap Pendapatan Petani di Kelurahan Mulyaharja, Kota Bogor.

5 40 91

Penilaian ekonomi Situ Gede, Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor

2 7 99

Hubungan Tingkat Penggunaan Smartphone Pada Remaja Dengan Interaksi Dalam Keluarga (Kasus Remaja Di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor)

2 19 75

Analisis Perbandingan Usahatani Dan Pemasaran Antara Padi Organik Dan Padi Anorganik (Kasus : Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat)

0 3 190

LPSE Kota Bogor BA gagal Mulyaharja

0 0 1