Pengertian Pariwisata dan Dampak Pariwisata

Peneliti harus memiliki konsep yang jelas tentang apa yang akan divaluasi, perubahan kualitas, dan kuantitas yang menjadi concern kebijakan, serta jenis barang atau jasa non pasar yang akan divaluasi. 2. Kontruksi skenario hipotetik Tahap ini akan sangat bergantung dari konteks yang dianalisis content dependent. Jenis pertanyaan dan skenario yang diajukan juga sangat berpengaruh terhadap outcome yang dihasilkan pada analisis CVM. Pada tahap ini ada tiga elemen esensial, yaitu 1 deskripsi perubahan kebijakan yang akan dievaluasi, 2 deskripsi pasar yang akan dikembangkan, dan 3 deskripsi metode pembayaran. 3. Metode elitasi Yaitu teknik mengekstrak informasi kesanggupan membayar dari responden dengan menanyakan besaran pembayaran melalui format tertentu. Format elitasi pada umumnya terdiri dari open ended, bidding game, kartu pembayaran, single bounded dichotomous dan double bounded dichotomous. Pada penelitian ini akan menggunakan single bounded dichotomous.

2.6 Willingness to Pay

Contingent Valuation Method CVM mencoba mengidentifikasi nilai kesediaan membayar Willingness to Pay = WTP dari masyarakat Kula 1994. WTP karena perubahan jasa lingkungan ditanyakan langsung kepada masyarakat atau responden pada pendekatan CVM Folmer and Gabel 2010. Kegiatan menanyakan secara langsung WTP kepada masyarakat atau responden dilakukan untuk pengumpulan informasi mengenai preferensi masyarakat atau responden terkait perubahan suatu jasa lingkungan Haab dan Mcconnel 2002. Penelitian ini mengestimasi WTP pendaki konsumen wana wisata terhadap kelestarian dan perbaikan kualitas lingkungan di jalur pendakian. Menurut Fauzi 2010, WTP adalah jumlah maksimal seseorang mau membayar untuk menghindari terjadinya penurunan terhadap sesuatu. Menurut Fauzi 2014, WTP diartikan sebagai jumlah maksimum uang yang sanggup dibayarkan seseorang, sehingga ia indiferen antara opsi membayar untuk perubahan sesuatu misalnya perbaikan lingkungan atau menolak terjadinya perubahan tersebut, dan membelanjakan pendapatannya untuk yang lain.

2.7 Dichotoumus Choice CVM

Penelitian ini menggunakan model Dichotoumus-Choice CVM DC-CVM dengan elisitasi single-bounded. Menurut Fauzi 2014, model DC-CVM dengan elisitasi single bounded merupakan metode yang paling popular digunakan untuk analisis Contingent Valuation Method CVM. Menurut Garod dan Willis 1999 dalam Fauzi 2010, Pendekatan DC-CVM merupakan alternatif terbaik untuk menjawab defisiensi pendekatan CVM yang didasarkan pada pertanyaan terbuka maupun bidding games. Pendekatan ini lebih mendekati teori dibandingkan model lain seperti open ended atau bidding game Fauzi 2010. Pada Dichotoumus-Choice CVM DC-CVM nilai ekosistem atau sumberdaya alam yang tidak dipasarkan non market dihitung berdasarkan nilai Willingness to Pay WTP dari pertanyaan yang bersifat diskrit. Responden diajukan pertanyaan untuk membayar sejumlah uang untuk perbaikan ekosistem maupun penilaian suatu jasa lingkungan yang masih utuh. Pada model DC-CVM hanya terdapat dua kemungkinan jawaban yakni “ya” atau “tidak” atau “setuju” atau “tidak setuju”, sedangkan besarnya nilai uang yang ditawarkan kepada responden disebut “nilai penawaran” atau bid value Fauzi 2014. Menurut Alberini et al. 2005 dalam Fauzi 2014, pada Dichotoumus- Choice CVM DC-CVM responden relatif mudah menjawab pertanyaan karena hanya diberikan satu pertanyaan. Selain itu DC-CVM lebih mendekati perilaku pasar dimana konsumen biasanya mengambil keputusan untuk membeli atau tidak terhadap harga yang ditawarkan. Kelebihan lain DC-CVM yaitu sesuai dengan mekanisme insentif yang ditawarkan kepada masyarakat jika masyarakat memperoleh informasi yang memadai, serta mengurangi beban kognitif yang dihadapi oleh masyarakat jika harus memilih secara open bid maupun pilihan jamak.

2.7.1 Perhitungan Nilai Willingness to Pay WTP dengan Model Logit

Menurut Fauzi 2014, untuk mencari nilai WTP dapat menggunakan model logit. Pada penelitian ini, model logit digunakan untuk mencari nilai WTP