Ruang Lingkup Penelitian Analisis Willingness to Pay Pendaki terhadap Pelestarian Jalur Pendakian Cemoro Kandang di Wana Wisata Puncak Lawu, Jawa Tengah

2. Produk wisata didorong ke produk berbasis lingkungan green product. 3. Kegiatan wisata diarahkan untuk melestarikan lingkungan dan peka terhadap budaya lokal. 4. Masyarakat harus dilibatkan dalam perencanaan, implementasi dan monitoring pengembangan pariwisata. 5. Masyarakat harus memperoleh keuntungan secara adil dalam kegiatan wisata. 6. Meningkatkan posisi masyarakat lokal dalam pengelolaan sumberdaya pariwisata. Menurut Tisdell 2001, keberlanjutan suatu wisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan ekosistemnya dapat dilihat dari beberapa dimensi yaitu, 1 economics, 2 environmental conservation, 3 social acceptability, dan 4 political sustainability. Untuk mencapai pariwisata keberlanjutan, maka dibutuhkan peran pengunjung dan penilaian secara ekonomi dari jasa lingkungan yang ditawarkan dari suatu wisata.

2.5 Konsep Contingent Valuation Method

Penentuan nilai suatu sumber daya alam dan lingkungan sering melibatkan jasa lingkungan yang tidak dipasarkan non market. Untuk mengatasi masalah ini, maka digunakan pendekatan Contingent Valuation Method CVM yang merupakan salah satu metode valuasi non market atau yang dikenal dengan stated preference method Fauzi 2014. CVM adalah metode untuk mengestimasi barang dan jasa lingkungan secara langsung Fauzi 2010. Contingent Valuation Method CVM menyiasati tidak adanya pasar pada barang dan jasa lingkungan dengan menganalisis tanggapan responden terhadap pertanyaan survei Anderson 2010. Menurut Yakin 2004, CVM adalah metode teknik survei untuk menanyakan kepada masyarakat tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap komoditi yang tidak memiliki pasar seperti barang lingkungan. Menurut Pearce et al. 2006 dalam Fauzi 2014 analisis CVM melibatkan tiga tahapan utama, yaitu: 1. Identifikasi barang dan jasa yang akan dievaluasi. Peneliti harus memiliki konsep yang jelas tentang apa yang akan divaluasi, perubahan kualitas, dan kuantitas yang menjadi concern kebijakan, serta jenis barang atau jasa non pasar yang akan divaluasi. 2. Kontruksi skenario hipotetik Tahap ini akan sangat bergantung dari konteks yang dianalisis content dependent. Jenis pertanyaan dan skenario yang diajukan juga sangat berpengaruh terhadap outcome yang dihasilkan pada analisis CVM. Pada tahap ini ada tiga elemen esensial, yaitu 1 deskripsi perubahan kebijakan yang akan dievaluasi, 2 deskripsi pasar yang akan dikembangkan, dan 3 deskripsi metode pembayaran. 3. Metode elitasi Yaitu teknik mengekstrak informasi kesanggupan membayar dari responden dengan menanyakan besaran pembayaran melalui format tertentu. Format elitasi pada umumnya terdiri dari open ended, bidding game, kartu pembayaran, single bounded dichotomous dan double bounded dichotomous. Pada penelitian ini akan menggunakan single bounded dichotomous.

2.6 Willingness to Pay

Contingent Valuation Method CVM mencoba mengidentifikasi nilai kesediaan membayar Willingness to Pay = WTP dari masyarakat Kula 1994. WTP karena perubahan jasa lingkungan ditanyakan langsung kepada masyarakat atau responden pada pendekatan CVM Folmer and Gabel 2010. Kegiatan menanyakan secara langsung WTP kepada masyarakat atau responden dilakukan untuk pengumpulan informasi mengenai preferensi masyarakat atau responden terkait perubahan suatu jasa lingkungan Haab dan Mcconnel 2002. Penelitian ini mengestimasi WTP pendaki konsumen wana wisata terhadap kelestarian dan perbaikan kualitas lingkungan di jalur pendakian. Menurut Fauzi 2010, WTP adalah jumlah maksimal seseorang mau membayar untuk menghindari terjadinya penurunan terhadap sesuatu. Menurut Fauzi 2014, WTP diartikan sebagai jumlah maksimum uang yang sanggup dibayarkan seseorang, sehingga ia indiferen antara opsi membayar untuk perubahan sesuatu