Odds Ratio Model Regresi Logistik

juga akan berdampak pada tidak tercapainya keberlanjutan dari Wana Wisata Puncak Lawu. Upaya pelestarian harus dilakukan untuk menjaga kelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan dan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, maka diperlukan upaya untuk menjaga kelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Upaya pelestarian ini dimaksudkan untuk menjaga kelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang dan lingkungannya sehingga keberlanjutan objek wisata Wana Wisata Puncak Lawu tercapai. Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang dan Willingness to Pay WTP maksimum pendaki terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang perlu diketahui sebagai rekomendasi bagi pengelola jalur pendakian Cemoro Kandang dalam mengambil kebijakan. Besarnya WTP maksimum pendaki terhadap kelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang diharapkan dapat menjadi rekomendasi bagi pengelola dalam menetapkan kebijakan terkait biaya pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang, Faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar WTP maksimum pendaki untuk pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang juga dapat menjadi masukan bagi pengelola dalam upaya pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang. Keterangan : : Metode Gambar 2 Diagram alur kerangka berfikir Dampak aktivitas pendakian: kebakaran hutan, sampah pendaki dan penebangan pohon untuk perapian . Pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang Rekomendasi bagi pengambil kebijakan terkait upaya pelestarian lingkungan jalur pendakian Cemoro Kandang Kesatuan Bisnis Manajemen KBM Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya JLPL UU RI No.5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan UU RI No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Besarnya WTP maksimum pendaki terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Jalur pendakian Cemoro Kandang Perspesi pendaki terhadap kualitas lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang Mengkaji persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang Mengestimasi besarnya WTP maksimum pendaki terhadap pelestarian jalur pendakian Cemoro Kandang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya Analisis deskriptif dengan Skala Likert Analisis Willingness to Pay dengan Single Bounded DC- CVM dan metode Turnbull Keputusan Direksi Perum Perhutani No: 2641KptsDir1997 tentang Pedoman Pengusahaan Pariwisata Alam Perum Perhutani Wana Wisata Puncak Lawu IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di jalur pendakian Cemoro Kandang Wana Wisata Puncak Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja purposive karena lokasi penelitian merupakan objek wisata pendakian yang mengandalkan keindahan alam dan kelestarian lingkungan, sehingga dibutuhkan pendekatan secara ekonomi untuk membantu menjaga kelestarian objek wisata. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret sampai Mei 2014.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari pengisian kuisioner kepada pendaki gunung di jalur pendakian Cemoro Kandang dan wawancara dengan pihak-pihak yang mengetahui terkait pengelolaan objek wisata tersebut, sedangkan data sekunder diperoleh dari Kesatuan Bisnis Mandiri KBM Jasa Lingkungan dan Produksi Lainnya JLPL Perhutani Unit 1 Jawa Tengah, Kesatuan Pemangku Hutan KPH Surakarta dan berbagai pustaka dari buku, jurnal ,dan internet.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive secara sengaja, yaitu mewawancarai pendaki yang telah melakukan pendakian di jalur pendakian Cemoro Kandang lebih dari satu kali. Hal ini dimaksudkan untuk mewancarai responden yang mengetahui penurunan kualitas lingkungan yang terjadi di jalur pendakian Cemoro Kandang. Responden yang diambil sebanyak 80 responden. Responden dibagi dalam empat kategori yang masing-masing terdiri dari 20 orang. Hal ini sesuai dengan tingkat WTP yang ditawarkan yaitu empat kategori WTP.