Kondisi Umum Lokasi Penelitian
yang lazim digunakan untuk menebang, memotong atau membelah pohon di dalam hutan dan dilarang membuang benda-benda yang dapat menyebabkan
kebakaran dan kerusakan serta membahayakan keberadaan atau kelangsungan fungsi hutan ke dalam kawasan hutan. Pengelola dan Kesatuan Pemangku Hutan
KPH juga menghimbau pendaki untuk tidak melakukan penebangan rantingpohon di jalur pendakian Cemoro Kandang, namun kondisi di lapangan
menunjukkan masih terjadi penebangan rantingpohon oleh pendaki.
VI PERSEPSI PENDAKI TERHADAP KUALITAS LINGKUNGAN DI JALUR PENDAKIAN CEMORO KANDANG
Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang perlu diketahui sebagai langkah awal dalam melakukan pelestarian
lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang Wana Wisata Puncak Lawu. Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan dapat menggambarkan keadaan
kualitas lingkungan di jalur pendakian Cemoro Kandang. Persepsi terhadap kualitas lingkungan diketahui dengan survei kepada para pendaki sebagai
pengunjung Wana Wisata Puncak Lawu. Pada penelitian ini digunakan Skala Likert untuk mengetahui persepsi
pendaki terhadap kualitas lingkungan di sekitar jalur pendakian seperti kualitas vegetasi, mata air, udara dan keadaan jalur pendakian karena sampah. Skala Likert
juga digunakan untuk mengetahui persepsi pendaki terhadap aktivitas pendakian yang dapat mengancam kelestarian lingkungan.
Persepsi pendaki terhadap kualitas lingkungan dengan menggunakan skala Likert diketahui dengan memilih alternatif jawaban dari pernyataan: Sangat Setuju
SS; Setuju S; Tidak Setuju TS; dan Sangat Tidak Setuju STS mengenai kualitas vegetasi, mata air, udara dan kondisi jalur pendakian akibat sampah dari
pendaki. Alternatif jawaban Sangat Setuju SS memiliki poin 4, Setuju S memiliki poin 3, Tidak Setuju TS memiliki poin 2 dan Sangat Tidak Setuju
STS memiliki poin 1. Masing-masing jumlah responden yang memilih alternatif jawaban dikalikan dengan masing-masing poin dari alternatif jawaban tersebut,
kemudian hasilnya dijumlahkan untuk mengetahui kriteria interpretasi skor dari pernyataan yang ditanyakan kepada responden. Tabel 7 menunjukkan persepsi
pendaki terhadap kualitas vegetasi di sekitar jalur pendakian.
Tabel 7 Persepsi responden terhadap kualitas lingkungan jalur pendakian
No Pernyataan
Alternatif Jawaban SS
S TS
STS Σ
Σ Σ
Σ 1
Vegetasi di sekitar jalur pendakian mengalami
kerusakan 16
20.00 39 48.75 24
30.00 1
1.25
2 Kondisi air di mata air
tercemar 1
1.25 15 18.75 41
51.25 23 28.75
3 Udara di sekitar jalur
pendakian tercemar 2
2.50 12 15.00 50
62.50 16 20.00
4 Jalur pendakian kotor karena
sampah 33
41.25 41 51.25
6 7.50
0.00 Sumber : Hasil olahan data primer 2014
Berdasarkan Tabel 7, hasil survei pada 80 responden selama penelitian diketahui sebanyak 16 orang 20.00 pe
rsen menyatakan “sangat setuju” dan 39 o
rang 48.75 persen menyatakan “setuju” terhadap kerusakan vegetasi di sekitar jalur pendakian. Jumlah responden
yang menyatakan “sangat setuju” dan “setuju” terhadap kerusakan vegetasi di sekitar jalur pendakian lebih besar daripada
responden yang menyatakan “tidak setuju” dan “sangat tidak setuju”. Setelah
dilakukan perkalian jumlah alternatif jawaban dengan masing-masing poin maka diperoleh jumlah skor untuk pernyataan terkait kondisi vegetasi sebesar 230
Lampiran 2. Gambar 6 menunjukkan skala skor penilaian untuk persepsi terhadap vegetasi dengan nilai skor
230 terletak pada daerah “setuju”, dimana skor terendah adalah 80 dan nilai skor tertinggi adalah 320.
230 80
160 240
320
STS TS
S SS
Gambar 6 Skor penilaian persepsi kualitas vegetasi Hasil survei kepada 80 responden selama penelitian pada tabel 7
menunjukkan sebanyak 41 persen 51.25 persen menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan kondisi air di mata air tercemar, 23 orang 28.75 persen
menyatakan sangat tidak setuju bahwa kondisi air di mata air tercemar, 15 orang 18.75 persen setuju jika kondisi air di mata air tercemar dan 1 orang 1.25
persen yang menyatakan sangat setuju jika kondisi air di mata air tercemar.