Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa sebagian besar karyawan yang bekerja adalah laki-laki L, berumur 20-25 tahun dengan tingkat pendidikan
terakhir rata-rata SMA. Selain itu juga dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan bukan merupakan persyaratan utama untuk dapat menjadi karyawan DBC
Spageti Restaurant. Karyawan-karyawan yang dipekerjakan di DBC Spageti Restaurant
ini hanya dilihat dari kejujuran, sifat kerja keras, kemauan untuk belajar dan loyalitas yang tinggi kepada DBC Spageti Restaurant.
Jam kerja yang diberlakukan di restoran ini adalah sembilan jam kerja. Setiap minggunya, karyawan memiliki kesempatan libur sebayak satu hari yaitu
antara hari senin-kamis. Diluar hari libur pada setiap minggunya itu, para karyawan tetap bekerja termasuk pada saat libur nasional.jadwal pembagian kerja
karyawan di DBC Spageti Restaurant terbagi dalam tiga shift dimulai dari pukul 07.00- 22.30.
Budaya kerja antar karyawan DBC Spageti Restaurant bersifat kekeluargaan. Para karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat ramah. Hal
ini menyebabkan para pengunjung merasa nyaman untuk makan, minum dan berlama-lama direstoran ini. Mereka juga menjadi tidak segan untuk datang
kembali ke DBC Spageti Restaurant.
5.3. Permodalan
Usaha DBC Spageti Restaurant dimulai berdiri pada tahun 2007 dengan menggunakan modal sendiri atau berasal dari modal pemilik. Modal awal yang
digunakan sekitar Rp 200.000.000,00; untuk keperluan sewa tempat, pembelian perlengkapan seperti bahan baku dan peralatan lainnya yang mendukung jalannya
usaha. Keberlangsungan usaha dari awal berdiri hingga saat ini tidak
menggunakan modal tambahan dari pihak manapun. Hal ini dapat dilakukan karena pengusaha dapat memperoleh modal dari pendapatan hasil usaha yang
sebelumnya dikembangkan terlebih dahulu seperti Aplle Pie, Makaroni Panggang yang tergabung dalam Aplle Pie Group.
5.4. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan dalam produksi usaha DBC Spageti Restaurant
terdiri dari bahan baku utama dan bahan baku penolong. Bahan baku utama adalah cokelat, sedangkan bahan baku penolong seperti mentega, gula, susu
cream, terigu dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses pembuatan produk. Bahan baku diperoleh dengan melakukan pembelian secara langsung dan
umumnya pembelian tergantung jumlah banyaknya permintaan. Pembayaran untuk pembelian bahan baku utama maupun bahan baku penolong dilakukan
dengan sistem ambil-bayar di pasar.
VI ANALISIS KELAYAKAN ASPEK PASAR, ASPEK TEKNIS, ASPEK MANAJEMEN DAN ASPEK SOSIAL
6.1 Analisis Aspek Pasar
Aspek pasar dan pemasaran merupakan aspek yang mendekati perusahaan kepada pembeli, terdiri dari permintaan dan penawaran pada perusahaan.
Pemasaran yang dilakukan oleh usaha restoran ini dilakukan secara langsung kepada pelanggan. Sebelum memulai produksi, perusahaan harus mengetahui
keinginan dari pelanggan DBC Spagheti Restaurant, hal ini dilakukan agar produk yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan pelanggan dan memuaskan
kebutuhan pelanggan. Analisis aspek-aspek pasar terdiri dari rencana pemasaran output yang
dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek. Dari sisi output, analisis pasar hasil proyek
penting untuk meyakinkan bahwa terdapat suatu permintaan yang efektif pada harga yang menguntungkan. Dari sisi input, rencana-rencana harus dibuat
diantaranya untuk meyakinkan adanya input, saluran distribusi, kapasitas, kontinuitas dan tingkat harga.
6.1.2 Permintaan
Potensi permintaan pasar untuk produk DBC Spageti Restaurant
200 400
600 800
1,000 1,200
1,400 1,600
Tahun 2007 Tahun 2008
Jumlah Potensi Kapasitas permintaan
produk DBC Spageti Restaurant
Gambar 3. Potensi Permintaan Konsumen Potensial
Sumber : DBC Spageti Restaurant 2008
Permintaan yang dihadapi oleh DBC Spageti Restaurant pada saat ini mengalami penjualan yang berfluktuatif, karena tergantung adanya perayaan, hari
besar dan hari weekend tetapi sudah memiliki pelanggan tetap baik dari wilayah kota Bogor maupun luar Bogor seperti Jabodetabek, Bandung dan sekitarnya.
Meskipun pangsa pasar saat ini belum terlalu besar, tidak menutup kemungkinan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan pangsa pasarnya untuk meningkatkan
permintaan. Berdasarkan wawancara dengan supervisor, permintaan akan produk DBC
tidak pernah berhenti walaupun yang membeli hanyalah pelanggan yang loyal DBC dan biasanya mereka berkunjung dengan sengaja untuk membeli produk
dalam jumlah yang banyak sebagai oleh-oleh bagi keluarganya. Permintaan untuk tahun 2007 sekitar 1.140 unit produk, sedangkan pada tahun 2008 sekitar 1.508
unit produk yang berasal dari dalam maupun luar kota Bogor.
6.1.3. Penawaran
Segmen pasar yang diambil oleh DBC Spageti Restaurant yaitu segmen pasar yang menghasilkan produk olahan cokelat dan spageti, dimana segmen ini
pesaingnya masih sedikit hal ini karena usaha dalam menghasilkan produk dengan olahan cokelat harus mempunyai bahan baku yang terkadang sulit didapatkan
karena masih mengimpor dari negara luar dan membutuhkan modal yang besar. Selain hal tersebut saat ini restoran dengan produk olahan cokelat bisa dibilang
baru, sehingga terkadang manajemen perusahaan mengalami kesulitan untuk mengenalkan produknya pada masyarakat yang masih terbiasa dengan pangan
yang berbahan dasar beras. Target penawaran yang ditawarkan untuk produk DBC Spageti
Restaurant untuk konsumsi dalam kota maupun luar kota Bogor pada tahun 2007
sekitar 1.424 unit per bulan, sedangkan untuk konsumsi pada tahun 2008 sekitar 1.932 unit per bulan. Penawaran belum mencapai target penjualan perusahaan,
karena pada kenyataanya terjadinya kelebihan penawaran hal ini dapat dibuktikan pada tahun 2007 hanya sebesar 1.140 unit per bulan sedangkan pada tahun 2008
1.508 unit per bulan, seperti terdapat pada Tabel 8 dan Tabel 9. Menandakan
bahwa pangsa pasar harus lebih ditingkatkan untuk memaksimalkan penjualan perusahaan.
6.1.4. Strategi Pemasaran
Aktivitas pemasaran diperlukan dalam melakukan suatu kegiatan pemasaran produk, aktivitas pemasaran yang digunakan berupa strategi yang
mampu menarik perhatian pelanggan baik itu pelanggan baru maupun pelanggan lama. Strategi pemasaran mengandung keputusan dasar tentang pengeluaran
pemasaran, bauran pemasaran dan alokasi pemasaran. Rencana tersebut terangkum dalam suatu strategi produk, harga, tempat dan promosi.
Produk adalah sesuatu yang yang ditawarkan di pasar yang dapat memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Produk yang dihasilkan oleh
DBC Spagheti Restaurant sangat beraneka ragam dengan karakteristik yang
berbeda dengan berbahan dasar cokelat. Produk utama yang dihasilkan oleh restoran ini adalah DBC, Spagheti Dan Frittata.
Harga merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi proses pemasaran suatu produk. Harga yang ditawarkan oleh restoran ini sangat
bervariatif, dimana strategi penetapan harga yang ditetapkan yaitu dilihat dari biaya produksi dan biaya bahan baku yang digunakan. Perbedaan penetapan harga
pada tahun 2006-2008 dari yang harga Rp 33.000,00 menjadi Rp 35.000,00 terjadi kenaikan harga sebesar Rp 2.000,00 pada setiap unit produk, hal ini diakibatkan
karena terjadinya kenaikan biaya bahan baku produk pada tahun 2008. Promosi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan oleh suatu
perusahaan untuk mengenalkan suatu produk yang dihasilkan kepada calon pelanggan. Kegiatan promosi yang dilakukan oleh DBC Spagheti Restaurant
yaitu periklanan below the line : brosur, mini banner, spanduk, dan papan reklame, promosi penjualan discount harga, memperkenalkan produk sensasi
Death By Chocolate kepada pengunjung yang datang dengan memberikan sampel
produk, humas dan publisitas melakukan wawancara di RRI memperkenalkan restoran dengan memberikan discount kepada pendengar yang menjawab
pertanyaan sekitar perkenalan produk, mempublikasikan produk di internet.
6.2. Aspek Teknis
6.2.1. Lokasi Proyek
a Ketersediaan Bahan Mentah
Bahan baku utama yang digunakan diantaranya coklat, susu kental manis, terigu, dan telur. Bahan baku biasanya di beli di pasar anyar dan pasar kapuk
Bogor. Selain itu jika keperluan bahan baku sangat mendesak maka pembelian bahan baku di supermarket atau toko-toko terdekat, jadi pihak restoran tidak
memiliki pemasok dalam pengadaan bahan baku. karena pembelian bahan baku letaknya tidak terlalu jauh dengan lokasi
produksi sehingga bisa meminimumkan biaya pengangkutan dan transportasi. Untuk bahan baku yang bersifat perishable atau mudah rusak, selalu di pasok
setiap hari agar kualitas bahan baku tetap terjaga kesegarannya, sedangkan bahan baku yang tahan lama biasanya dibeli secara langsung setiap dua minggu sekali
dengan sistem pembayaran tunai. Karena pembelian dengan jumlah yang banyak biasanya akan mendapatkan potongan harga dan menghemat biaya pengangkutan.
b Suplai Tenaga Kerja
DBC Spageti Restaurant dikelola oleh satu orang supervisor untuk mengawasi dan wakil supervisor yang bertanggung jawab terhadap kegiatan
produksi. Mereka mengawasi para karyawan lainya yang terbagi kedalam tujuh divisi yang mempunyai tugas masing-masing seperti terdapat pada Tabel 5.
Tenaga kerja di DBC tidak mengalami kesulitan karena tenaga kerja terlebih dahulu dilatih untuk menghadapi pelanggan maupun kegiatan usaha.
Karyawan yang memiliki keterampilan dan keahlian seperti mengendarai motor, mobil, mengoperasikan komputer bertugas mengajari karyawan lain yang belum
memiliki keterampilan dan keahlian tersebut. Keramahan para pelayan memberikan kenyamanan dan kepuasan tersendiri bagi para pengunjung.
Tabel 5. Divisi dan Jumlah Karyawan DBC Spageti Restaurant Tahun 2008
No. Nama Divisi
Jumlah Karyawan orang 1.
Waiter 5
2. Bar
4 3.
Kasir mencakup bagian keuangan 2
4. Produksi
2 5.
Dapur produksi 2
6. Umum
4 7.
Gudang 3
Total keseluruhan Karyawan 24
Sumber : DBC Spageti Restaurant, 2008
c Tenaga Listrik dan Air
Listrik dan air yang digunakan oleh usaha ini berasal dari PLN dan PAM dan perusahaan melakukan pembayaran setiap satu bulan sekali secara tunai.
Untuk listrik sebesar Rp 450.000,00 per bulan dan air Rp 395.000,00 per bulan. Pihak restoran melaikukan sistem ini untuk memudahkan dalam pengunaan
sehingga mengeluarkan biaya untuk air dan listrik sebulan sekali. d
Fasilitas Transportasi Pengangkutan bahan mentah dari pasar menuju tempat penyimpanan
barang menggunakan mobil dan alternatif transportasi lain menggunakan motor, transportasi ini dipilih karena dirasa lebih efisien dan memudahkan di dalam
perjalanan agar barang atau bahan baku yang sudah dibeli tidak rusak dan layak untuk dikonsumsi.
e Letak Pasar Utama
Lokasi DBC Spagheti Restaurant saat ini berlokasi di Jalan Ciremai No. 22 kota Bogor, yang digunakan sebagai restoran dan tempat produksi dimana
semua unit produk dibuat, sehingga mudah menjangkau serta melakukan pengawasan terhadap proses produksi. Adapun untuk penyewaan tempat usaha di
daerah tersebut terbilang aman dengan perusahaan membayar retribusi keamanan sebesar Rp 90.000,00 per bulan. Layout tempat proses produksi dan penjualan
akan produk ditata dengan baik untuk memudahkan dalam proses pemasaran, yaitu berlokasi pada satu wilayah untuk memudahkan dalam pengerjaan.
6.2.2. Proses Produksi DBC Spageti
Bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat DBC yaitu coklat blok, telur, gula putih, cocoa powder dan susu kental manis. Spageti yang merupakan bahan
baku utama dalam pembuatan frittata dan spageti biasa dibuat sendiri oleh DBC Spageti Restaurant agar memiliki ciri khas dan cita rasa tersendiri karena dibuat
mendadak. Bahan baku utama yang diperlukan untuk membuat spageti tersebut yaitu tepung terigu dan telur. Produk frittata memerlukan bahan baku tambahan
berupa susu murni, ayam, jamur, tuna cincang, daging sapi, saus tomat, dll.
1 Persiapan Proses Produksi DBC
Proses pembuatan DBC terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah penimbangan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat adonan DBC, tahap
penimbangan ini dilakukan di gudang, ukuran banyaknya bahan yang ditimbang disesuaikan dengan resep yang ada. Tahap kedua yaitu pembuatan adonan DBC.
Bahan-bahan yang telah ditimbang kemudian dicampur secara berurutan ke dalam mixer. Adonan yang dibuat untuk membuat DBC terdiri dari dua adonan yaitu
adonan kue dan adonan coklat. Tahap yang ketiga adalah pencetakan. Dua adonan yang sudah dibuat
dimasukan kedalam loyang DBC yang sudah dialasi oleh aluminium foil agar adonan tidak lengket diloyang dengan kombinasi lapisan adonan berupa lapisan
atas dan bawah merupakan adonan kue dan lapisan tengah merupakan adonan coklat. Bentuk loyang dan penggunaan aluminium foil sebagai alas DBC,
merupakan inovasi yang dilakukan oleh DBC Spageti Restaurant agar memiliki ciri khas yang dapat membedakannya dengan produk yang ditawarkan oleh
restoran lainnya. Setelah pencetakan, tahap terakhir dari proses produksi DBC ini adalah
pemanggangan. Adonan yang telah dicetak dimasukan kedalam oven untuk dipanggang hingga matang, DBC yang sudah matang dikeluarkan dari oven dan
setelah agak dingin, DBC siap untuk dilengkapi dengan pemasangan batu nisan
yang juga terbuat dari coklat dan sudah dicetak sebelumnya pada salah satu bagian ujung loyangnya. Tahap produksi DBC ini dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Proses Produksi Death by Chocolate 2
Proses Produksi Frittata dan Spageti
Tahap pertama yang dilakukan dalam pembuatan frittata dan spageti adalah pembutan spagetinya itu sendiri. Spageti dibuat sendiri oleh DBC
Spageti Restaurant agar kesegaran dari produk yang dihasilkan dapat terjamin dan
memiliki ciri khas tersendiri oleh para konsumennya. Pertama-tama, bahan baku yang diperlukan untuk membuat adonan spageti ditimbang sesuai dengan resep.
Proses penimbangan ini dilakukan di gudang. Tahap selanjutnya yaitu pencampuran bahan baku sampai menjadi adonan.
Adonan spageti yang telah dibuat, digiling dengan menggunakan mesin penggilingan spageti sampai ketebalannya sesuai dengan yang dikehendaki.
Setelah proses penggilingan, proses berikutnya yaitutahap ketiga pemotongan adonan spageti yang disesuaikan dengan panjang loyang frittata dan yang
dikehendaki untuk spageti biasa. Spageti yang telah dipotong lalu direbus sampai al-dente
dan ditiriskan. Spageti yang telah direbus dan ditiriskan kemudian dimasukan kedalam
loyang yang sebelumnya telah dialasi oleh aluminium foil sampai hamper memenuhi permukaan loyang. Bahan lain seperti potongan daging asap dan
kacang merah ditaruh diatasnya. Tahap terakhir yaitu spageti disiram campuran saus mayones dan susu murni lalu dipanggang hingga matang.
BAHAN BAKU
ADONAN KUE
ADONAN COKLAT
TIGA LAPIS DBC
DEATH BY CHOCOLATE
Lain halnya dengan spageti bakar, spageti biasa tidak mengalami proses pemanggangan. Spageti sebanyak ukuran tertentu yang telah direbus dan
ditiriskan dimasukan kedalam piring. Setelah itu saus tomat dengan daging cincang disiramkan keatasnya dan parutan keju parmesan ditaburkan pula
diatasnya. Menu frittata dan spageti yang lainya memiliki proses produksi yang sama. Hanya saja taburan atau bahan tambahan yang digunakannya saja yang
berbeda sesuai dengan menu yang dipesan. Proses produksi frittata dan spageti dapat dilihat pada Gambar 5.
Keterangan : 1 = Proses penimbangan bahan baku
2 = Proses pencampuran bahan baku 3 = Proses penggilingan adonan, pemotongan adonan dan perebusan spagheti
hingga al-dente 4 = proses pencetakan, pencampuran bahan tambahan lainnya ke dalam loyang
dan pemanggangan. Frittata; proses pencampuran bahan tambahan lainnya ke dalam spaghetti al-dente yang disajikan di atas piring.
Gambar 5. Proses Produksi frittata dan Spageti
6.2.3. Hasil Analisis Aspek Teknis
Analisis aspek teknis menunjukan bahwa usaha DBC Spageti Restaurant
layak untuk dijalankan. Hal ini berdasarkan bahwa kondisi lokasi dan mendukung jalannya usaha, proses produksi yang satu bangunan dengan
penjualan produk. Tata letak atau layout diatur sedemikian rupa sehingga dapat memperlancar kegiatan usaha, dapat dilihat pada Lampiran 11. Sarana dan
fasilitas yang tersedia membantu kelancaran produksi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha ini diatur dengan baik dan dapat berproduksi secara
optimal karena faktor yang paling berpengaruh dalam usaha DBC seperti
BAHAN BAKU
1 ADONAN
SPAGETI
2 SPAGETI
AL-DENTE 3
FRITTATA 4
ANEKA SPAGETI
4
peralatan, perlengkapan bahan baku dan faktor-faktor yang lainnya juga tersedia untuk memproduksi suatu produk dan tidak ada masalah yang dapat menghambat
jalannya usaha.
6.3. Aspek Manajemen
Aspek manajemen merupakan aspek yang berhubungan dengan penetapan institusi atau lembaga usaha yang harus mempertimbangkan struktur
kelembagaan, pola sosial, dan budaya yang ada pada suatu daerah atau negara setempat. Struktur organisasi DBC Spagheti Restaurant yang dimiliki saat ini
sangat sederhana, namun dengan adanya struktur organisasi maka tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan dapat terlihat
dengan jelas. Kebijakan dan keputusan besar dipegang oleh pemilik perusahaan,
kemudian terdapat supervisor dan wakil supervisor dibawah pemilik yang bertugas bertanggung jawab atas seluruh kegiatan usaha restoran pada setiap sub
bagian. Pimpinan memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam menentukan
perencanaan dan strategi perusahaan dalam menjalankan DBC Spagheti Restaurant
. Supervisor dibantu oleh wakil supervisor bertanggung jawab dalam pelaksanaan operasional usaha dan penyajian unit produk, melakukan koordinasi
dan evaluasi terhadap kegiatan-kegiatan yang berjalan di lokasi usaha. Sedangkan bagian dari setiap divisi melakukan tugasnya masing-masing sebagai kasir atau
bagian keuangan, waiter, produksi, bar, dapur produksi, gudang dan umum. Struktur organisasi DBC Spagheti Restaurant yang sederhana memudahkan
tugas, wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan. Divisi produksi DBC memiliki kewajiban memproduksi mencampur
adonan, mencetak, hingga memanggang DBC, serta menjaga kualitas produk dan kehigienisan DBC. Divisi produksi DBC juga harus selalu mengontrol persediaan
bahan baku yang diperlukan dalam proses produksinya. Divisi waiters bertugas melayani para pengunjung, mulai dari pemesanan menu hingga penyajiaannya
serta merapihkan meja setelah para pengunjung selesai menyantap hidangan. Selaij itu waiter juga memiliki kewajuban memberikan informasi menu spesial di
DBC Spageti Restaurant dan deskripsi dari setiap menu agar pengunjung mendapatkan gambaran tentang menu yang akan dipesan nantinya.
Divisi bar memiliki kewajiban membuat minuman atau aneka drinks seperti Hot by Chocolate, Euporia by Chocolate, Granitta Chocolate, Granitta
Strawberry, Granitta Orange Dan berbagai minuman lainnya. Divisi dapur
produksi bertugas memproduksi menu makanan selain DBC seperti berbagai menu frittata, spageti, appertizer, rice, soup, dan aneka dessert lainnya. Selain itu
divisi dapur produksi juga harus selalu mengawasi persediaan bahan baku yang diperlukan dalam proses produksinya.
Tugas dari divisi gudang adalah belanja bahan baku. Mereka biasa bereblanja ke pasar anyar dan pasar kapuk bogor, selain itu divisi gudang juga
bertanggung jawab atas persediaan bahan baku yang ada digudang. Divisi umum seperti divisi gudang, juga memiliki kewajiban belanja. Bagian umum juga
bertangung jawab akan masalah kebersihan di DBC Spageti Restaurant. Struktur organisasi dari DBC Spageti Restaurant dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Struktur Organisasi DBC Spageti Restaurant Tahun 2008 OWNER
SUPERVISOR
OWNER SUPERVISOR
WAKIL SUPERVISOR
KASIR BAGIAN
UANG PRODUKSI
DBC WAITER
BAR DAPUR
PRODUKSI GUDANG
UMUM
6.3.1. Hasil Analisis Aspek Manajemen
Struktur organisasi yang sederhana memudahkan tugas wewenang dan tanggung jawab setiap bagian dalam perusahaan, sehingga masing-masing divisi
mengetahui akan kegiatannya masing-masing yang dapat dipertanggungjawabkan oleh pemilik. Analisis aspek manajemen yang mencakup struktur organisasi dan
jenis-jenis pekerjaan yang telah diatur dengan baik menilai usaha ini layak dilaksanakan.
6.4 Aspek Sosial
Sistem yang digunakan dalam memproduksi suatu produk menggunakan sistem konsumsi yang sehat dan aman. Dengan menggunakan bahan-bahan dasar
pembuatan produk secara alami dan para pekerja yang mengusahakan akan terbebas dari gangguan kesehatan yang biasanya timbul akibat pemakaian bahan-
bahan kimia. Kedekatan sosial antara perusahaan dengan masyarakat maka DBC Spagheti Restaurant
telah mempekerjakan masyarakat sebagai karyawan sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang masih menggangur.
Penyerapan tenaga kerja DBC Spageti Restaurant tidak terlalu mempermasalahkan tingkat pendidikan akan tetapi kemauan keras dari pekerja
untuk belajar dan jujur terhadap perusahaan. Salah satu bukti dari perhatian perusahaan akan kemajuan karyawannya terutama bidang pendidikan, perusahaan
memberikan beasiswa pendidikan bagi karyawan yang berprestasi di dalam bekerja, memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan dan telah
berkerja dalam jangka waktu tertentu. Pembayaran pajak kepada pemerintah dapat menambah pemasukan
pemerintah, jika skala usaha semakin besar maka pemerintah akan menerima pembayaran pajak yang semakin besar pula. Dari adanya pajak tersebut secara
makro dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pembangunan. DBC Spagheti Restaurant juga berpartisipasi dalam kegiatan-
kegiatan sosial yang ada di masyarakat seperti donatur, kunjungan sosial para pegawai DBC ke RSJ Cilendek, menjual nasi murah dan pakaian bekas layak
pakai yang diadakan oleh perusahaan dalam rangka membantu sesama.
6.4.1. Hasil Analisis Aspek Sosial
Kedekatan sosial antara perusahaan dengan masyarakat maka DBC Spagheti Restaurant
telah mempekerjakan masyarakat sebagai karyawan sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang masih menggangur, memberikan beasiswa
pendidikan bagi karyawan yang berprestasi, memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi terhadap perusahaan dan telah berkerja dalam jangka waktu tertentu.
Pembayaran pajak kepada pemerintah tepat waktu menilai usaha ini layak
dilaksanakan.
VII ASPEK FINANSIAL
7.1. Analisis Rugi-laba Perusahaan
Melihat data penjualan yang fluktuatif pada tahun 2007 hingga 2008 pada tabel 2, maka dapat dianalisis laporan rugi-laba sehingga dapat menjawab
pertanyaan tentang besarnya laba atau kerugian yang dihasilkan oleh perusahaan selama kurun waktu jangka pendek untuk setiap bulannya. Data perbandingan
mengenai laporan rugi-laba perusahaan selama dua tahun dapat dilihat pada Tabel 6 dan Tabel 7.
Tabel 6. Data Laporan Rugi-laba setiap bulan Perusahaan Tahun 2007
Bulan Penjualan
Biaya Operasional
Biaya Penyusutan
Laba sebelum
pajak Pajak
laba bersih
1 28,200,000 2,361,333 2,687,675
23,150,992 2,315,099 20,835,893
2 32,000,200 2,361,333 2,687,675
26,951,192 2,695,119 24,256,073
3 31,050,000 2,361,333 2,687,675
26,000,992 2,600,099 23,400,893
4 25,360,000 2,361,333 2,687,675
20,310,992 2,031,099 18,279,893
5 30,000,000 2,361,333 2,687,675
24,950,992 2,495,099 22,455,893
6 29,050,000 2,361,333 2,687,675
24,000,992 2,400,099 21,600,893
7 31,033,000 2,361,333 2,687,675
25,983,992 2,598,399 23,385,593
8 28,000,020 2,361,333 2,687,675
22,951,012 2,295,101 20,655,911
9 30,066,000 2,361,333 2,687,675
25,016,992 2,501,699 22,515,293
10 31,055,000 2,361,333 2,687,675
26,005,992 2,600,599 23,405,393
11 32,020,000 2,361,333 2,687,675
26,970,992 2,697,099 24,273,893
12 33,080,000 2,361,333 2,687,675
28,030,992 2,803,099 25,227,893
Rata-rata laba bersih 22,524,460
Sumber : Laporan Keuangan Perusahaan 2007 Melihat dari data laporan rugi-laba, pada tahun 2007 perusahaan
mendapatkan manfaat bersih rata-rata per bulan sebesar Rp 22,524,460,00. tetap stabil walaupun dapat dikatakan penjualan mengalami keadaan yang berfluktuatif
untuk setiap bulannya.
Tabel 7. Data Laporan Rugi-laba setiap bulan Perusahaan Tahun 2008
Bulan Penjualan
Biaya Operasional
Biaya Penyusutan
Laba sebelum
pajak Pajak
Laba bersih
1 44.000.000
3.693.333 2.687.675
37.618.992 3.761.899
33.857.093 2
46.020.000 3.693.333
2.687.675 39.638.992
3.963.899 35.675.093
3 43.000.000
3.693.333 2.687.675
36.618.992 3.661.899
32.957.093 4
38.050.000 3.693.333
2.687.675 31.668.992
3.166.899 28.502.093
5 42.020.000
3.693.333 2.687.675
35.638.992 3.563.899
32.075.093 6
41.000.650 3.693.333
2.687.675 34.619.642
3.461.965 31.157.677
7 43.032.000
3.693.333 2.687.675
36.650.992 3.665.099
32.985.893 8
40.020.000 3.693.333
2.687.675 33.638.992
3.363.899 30.275.093
9 43.016.000
3.693.333 2.687.675
36.634.992 3.663.499
32.971.493 10
44.050.600 3.693.333
2.687.675 37.669.592
3.766.959 33.902.633
11 45.036.600
3.693.333 2.687.675
38.655.592 3.865.559
34.790.033 12
46.106.000 3.693.333
2.687.675 39.724.992
3.972.499 35.752.493
Rata-rata laba bersih 32.908.482
Sumber : Data laporan Keuangan Perusahaan 2008 Pada tabel 7 dapat dijelaskan bahwa perusahaan mendapatkan manfaat
bersih rata-rata per bulan sebesar Rp 32,908,482,00 sehingga dapat dinilai bahwa dari awal berjalan usaha tahun 2007 hingga tahun 2008 penjualan mengalami
peningkatan, dan mendapatkan rata-rata laba bersih setiap bulan yang meningkat walaupun dapat dikatakan penjualan mengalami keadaan yang berfluktuatif untuk
setiap bulannya. Melihat hasil dari laporan rugi-laba perusahaan, maka dapat terus dilanjutkan untuk menganalisis kelayakan usaha.
7.2. Aspek Finansial Usaha DBC Spageti Restaurant