12
Sementara kriteria kandungan minyak nilam menurut ISO 3757 2002, dan yang selama ini dapat diterima oleh eksportir dan pihak pabrikan di luar
negeri pihak importir dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Kriteria Kandungan Minyak Nilam Menurut ISO 3757 2002 Parameter Mutu
Persyaratan
Warna Kuning
– coklat kemerahan Bobot Jenis 25
o
C25
o
C 0,9485
– 0,9715 Indeks Bias 25
o
C 1,5030
– 1,5130 Putaran Optik
-40
o
– -60
o
Kelarutan dalam etanol 90persen Larutan jernih perbandingan 1:10
Bilangan Asam Maksimum 5,0
Bilangan Ester Maksimum 10,0
Analisis kromatografi gas 27 persen
– 35 persen
Sumber: Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, 2007
2.1.3. Proses Penyulingan Minyak Nilam
Menurut Manoi
2007, dalam
www.balittro.litbang.deptan.go.id pengolahan minyak nilam dilakukan dengan proses penyulingan. Proses
penyulingan adalah suatu proses perubahan minyak yang terikat di dalam perenchym cortex
daun, batang dan cabang tanaman nilam menjadi uap kemudian didinginkan sehingga berubah kembali menjadi zat cair yaitu minyak nilam.
Daun + batang + cabang nilam Tanpa dijemur Dengan dijemur 4 jam
Pengeringan di dalam ruangan 6 hari Penyulingan 8 jam
Pemisahan minyak Pengemasan
Minyak nilam siap dipasarkan
Gambar 1. Diagram Alir Proses Penyulingan Minyak Nilam
Sumber : www.balittro.litbang.deptan.go.id, 2007
13
Menurut Mangun 2005, mutu minyak nilam serta rendemen yang sesuai kriteria sangat dipengaruhi oleh jenis mesin dan sistem penyulingan yang
digunakan. Selain itu, sanitasi lingkungan tempat penyulingan, gudang tempat penyimpanan daun, dan kedekatan lokasi penyulingan dengan lahan perkebunan
juga berpengaruh. Oleh sebab itu, peralatan mesin yang digunakan harus memiliki kelebihan secara teknis agar diperoleh rendemen minyak yang tinggi. Adapun tata
cara penyulingan berdasarkan jenis mesin penyuling yang sering digunakan adalah sebagai berikut.
1 Penyulingan Dengan air
Penyulingan dengan air termasuk cara yang paling sederhana dibandingkan dengan cara penyulingan lain. Bahkan, bahan ketel yang digunakan
oleh penyuling berasal dari bekas drum aspal atau oli. Pengolahan dilakukan dengan memasak daun kering dalam air hingga menidih dalam satu tangki atau
ketel penyuling. Komposisi air dan daun nilam dibuat hampir berimbang, tergantung kapasitas muat ketel tersebut. Uap perebusan mengalami proses
kondensasi hingga menjadi air dan minyak. Air dan minyak kemudian ditampung pada bak pemisah melalui sebuah pipa yang berhubungan dengan tabung
pendingin untuk memilah antara minyak dan air. Proses penyulingan dengan cara ini sangat membutuhkan waktu lama karena bahan yang disuling tercampur
menjadi satu dengan air sehingga proses pergerakan bahan menjadi uap air juga bergerak lambat. Cara ini kurang disukai karena minyak yang dihasilkan kurang
banyak dan mutunya kurang baik. 2
Penyulingan Dengan Uap Langsung Uap dan Air Penyulingan dengan uap langsung banyak digunakan oleh para petani
penyuling dan tersebar hampir di seluruh wilayah yang memiliki lahan nilam, baik Sumatera, Jawa, maupun Kalimantan. Proses pengolahan dengan cara ini mudah
dan sangat sederhana. Prinsip dasar dari cara penyulingan sistem ini yaitu menggunakan tekanan uap rendah. Adapun mekanisme pengolahannya yaitu
bahan yang akan disuling dikukusdi-steam dengan tekanan rendah dalam satu ketel atau tabung. Namun penempatan air dan daun yang disuling dilakukan
secara terpisah atau tidak berhubungan langsung dengan air. Selanjutnya,
14
kandungan minyak dalam daun akan terbawa bersama uap air melalui pipa dan selanjutnya masuk ke ketel pendingin.
Penggunaan cara penyulingan dengan sistem ini mempunyai kelebihan tersendiri yaitu uap air yang dihasilkan selalu dalam kondisi jernih. Selain itu,
suhu yang dihasilkan tidak terlalu panas sehingga tingkat kegosongan minyak lebih terkendali. Namun, dibalik kelebihannya terdapat suatu kelemahan, yaitu
tekanan uap yang dihasilkan relatif rendah sehingga belum bisa menghasilkan minyak dengan waktu yang cepat. Untuk menghasilkan rendemen minyak yang
banyak serta tingkat persentase patchouli alkohol tinggi diperlukan waktu cukup panjang, yaitu lebih dari 8 jam dalam setiap sekali suling.
3 Penyulingan Dengan Uap Tidak Langsung
Prinsip dasar sistem penyulingan dengan uap tidak langsung adalah penggunaan uap bertekanan tinggi. Tabung pendidih dipisahkan dari tabung
penyulingan. Artinya, tabung air tersendiri dan tabung tempat bahan yang disuling juga tersendiri. Jumlah tabung bahan dapat ditempatkan beberapa buah secara
terpisah, sesuai kapasitas dari keteltabung air dengan kapasitas ketel tempat bahan atau daun kering. Metode ini menghasilkan minyak berkualitas dengan
rendemen tinggi. Selain itu, proses penyulingan berjalan relatif lebih cepat. Untuk menghasilkan jumlah minyak lebih banyak, pembuatan mesin suling dapat
dilakukan dengan melakukan pemisahan beberapa tabung bahan dua atau tiga buah dengan kapasitas yang sesuai dengan kemampuan tabung atau ketel uap.
2.2. Penelitian Terdahulu