Analisis Nilai Pengganti Switching Value

26 proyek berakhir disebut terminal cash flow. Pada umumnya initial cash flow bernilai negative, sedangkan operational dan terminal cash flow benilai positif. Aliran-aliran kas ini harus dinyatakan dengan dasar setelah pajak Husnan dan Muhammad, 2000. Menurut Kadariah et al. 1999, dalam mencari ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu proyek diperlukan pengukuran menggunakan beberapa kriteria. Kriteria ini tergantung dari kebutuhan akan keadaan masing- masing proyek. Setiap kriteria memiliki kebaikan serta kelemahan masing- masing, sehingga dalam penilaian kelayakan suatu proyek hendaknya digunakan beberapa metode sekaligus. Hal ini bertujuan untuk memberikan hasil yang lebih sempurna. Kriteria yang biasa digunakan antara lain: a Nilai Bersih Sekarang Net Present Value Net Present Value NPV merupakan nilai sekarang dari selisih antara manfaat benefit dengan biaya cost pada tingkat suka bunga tertentu. b Tingkat Pengembalian Investasi Internal Rate of Return Internal Rate of Return IRR merupakan discount rate yang dapat membuat arus penerimaan bersih sekarang dari suatu proyek NPV sama dengan nol. c Rasio Manfaat-Biaya Bersih Net Benefit-Cost Ratio Net Benefit-Cost Ratio Net BC merupakan angka perbandingan antara jumlah net present value NPV yang positif dengan jumlah net present value NPV yang negatif. d Pengembalian Investasi Payback Period Payback Period PP merupakan suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi yang didanai dengan aliran kas.

3.1.3. Analisis Nilai Pengganti Switching Value

Menurut Kadariah et al. 1999, analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi terhadap hasil analisis proyek jika ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Dalam analisis sensitivitas, setiap kemungkinan harus dicoba, yang berarti setiap kali harus dilakukan analisis kembali. Hal ini perlu karena analisis proyek 27 biasanya didasarkan pada proyeksi yang mengandung banyak ketidakpastian dan perubahan yang akan terjadi di masa depan. Proyek pada sektor pertanian dapat berubah-ubah akibat dari empat permasalahan utama, yaitu perubahan harga jual produk, keterlambatan pelaksanaan proyek, kenaikan biaya, dan perubahan volume produksi. Permasalahan ini timbul karena banyak faktor yang tidak terkendali. Setiap kemungkinan perubahan atau kesalahan dalam dasar perhitungan sebaiknya dipertimbangkan dalam analisis sensitivitas Gittinger, 1986. Suatu variasi dari analisis sensitivitas adalah analisis nilai pengganti switching value. Menurut Gittinger 1986, pengujian ini dilakukan sampai dicapai tingkat minimum dimana proyek dapat dilaksanakan dengan menentukan berapa besarnya proporsi manfaat yang akan turun akibat manfaat bersih sekarang menjadi nol NPV = 0. NPV sama dengan nol akan membuat IRR sama dengan tingkat suku bunga dan Net BC sama dengan 1.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

Berdasarkan data BPS, ekspor minyak nilam dari tahun 2003 sampai tahun 2006 mengalami peningkatan dari 1.127 ton dengan nilai sebesar US 19.165.000 hingga 2.832 ton dengan nilai sebesar US 43.984. Peningkatan ekspor minyak nilam dapat disebabkan karena adanya peningkatan permintaan bahan baku minyak nilam oleh industri-industri parfum, kosmetika, dan farmasi. Seiring dengan peningkatan tersebut, maka prospek agribisnis dan agroindustri nilam di Indonesia sangat terbuka lebar. Meskipun prospek agribisnis dan agroindustri nilam di Indonesia sangat terbuka lebar, namun terdapat beberapa masalah yang sering terjadi dalam pengusahaan nilam seperti produktivitas nilam rendah, harga minyak nilam yang berfluktuasi, dan mutu minyak nilam yang dihasilkan sering tidak stabil dan tidak sesuai dengan permintaan pasar. Hal ini disebabkan karena pengusahaan nilam pada umumnya masih dalam bentuk perkebunan rakyat dengan luas areal tanam yang relatif kecil serta teknologi yang digunakan dalam penyulingan nilam masih sederhana akibat faktor sosial ekonomi petani dan faktor teknologi yang diakses masih terbatas.