50
6.2.4. Proses Produksi
Proses produksi yang dilakukan perusahaan terdiri dari budidaya nilam dan penyulingan nilam. Dimana budidaya nilam terdiri dari persiapan bibit,
pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan tanaman, pengendalian hama dan penyakit tanaman, serta panen dan pascapanen.
6.2.4.1. Budidaya Nilam
Pemilihan lahan untuk mengembangkan salah satu tanaman tidak terlepas dari kondisi agroklimat yang dikehendaki tiap tanaman, demikian halnya dengan
tanaman nilam. Nilam merupakan tanaman daerah tropis sehingga mudah tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga dataran tinggi yaitu 2.000 m dpl, tetapi
dapat tumbuh ideal pada ketinggian 400-700 m dpl. Kebutuhan curah hujan tanaman nilam per tahunnya sebesar 2.500-3.000 mm dengan penyebaran yang
merata sepanjang tahun. Suhu ideal pertumbuhannya adalah 22-28 C dengan
kelembapan di atas 75 persen. Nilam membutuhkan banyak air, tetapi tidak tahan jika tergenang.
Menurut Wulansari 2005, budidaya merupakan upaya dalam rangka melestarikan tanaman dari bahayaancaman kelangkaan dan kepunahan tanaman.
Dengan budidaya diharapkan kebutuhan bahan tanaman untuk masa depan yang akan datang dapat dijamin pengadaannya dan sebagai bahan baku dapat terjaga
ketersediaannya dengan baik.
1 Persiapan Bibit
Bibit setek yang digunakan perusahaan merupakan bibit setek batang unggul yang diperoleh dari masyarakat sekitar. Sebelum melakukan penyemaian
atau pembibitan, bibit tersebut terlebih dahulu direndam ke dalam air yang telah dicampur dengan bubuk perangsang akar growtone. Kemudian bibit tersebut
ditanam di dalam polibag. Proses pembibitan yang dilakukan perusahaan tidak menggunakan rumah naungan karena bibit yang telah ditanam di dalam polibag
secara langsung. Pembibitan dalam polibag dilakukan maksimal 2 bulan. Selanjutnya, bibit dapat dipindahkan ke lahan perkebunan
51
2 Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah merupakan faktor yang menentukan dalam keberhasilan budidaya. Oleh sebab itu, diperlukan perhatian serius dalam mempersiapkan
penanaman sebelum realisasi penanaman setek dilakukan pada lahan yang dikelola.
Proses pengolahan tanah diawali dengan proses penggemburan tanah dengan menggunakan cangkul. Setelah itu, lahan didiamkan selama 3-4 hari agar
terjadi proses penguapan dari tanah yang telah diolah. Selanjutnya tanah tersebut diberi lubang yang disesuaikan dengan diameter polibag. Kemudian lubang
didiamkan selama 2-3 hari. Setelah itu, proses penanaman bibit ke lahan dapat dilakukan.
3 Penanaman
Dalam proses penanaman perusahaan menggunakan teknik penanaman secara tidak langsung, dimana bibit yang digunakan melalui proses penyemaian
atau pembibitan terlebih dahulu. Tanaman dipersiapkan selama 6-8 minggu sebelum ditanam pada lahan budidaya. Pembibitan dilakukan pada lahan
tersendiri dibawah pohon coklat. Sedangkan penanaman dilakukan pada lahan terbuka agar mendapatkan sinar matahari yang cukup. Selain itu penanaman nilam
di lahan terbuka memungkinkan kandungan minyak nilam mencapai 5 persen.
Gambar 3. Bibit Setek Batang
Gambar 4. Pembibitan
52
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam penanaman nilam yaitu waktu dan jarak tanam. Hal ini terkait dengan ketersediaan air dan pencahayaan matahari.
a Waktu Tanaman
Proses pemindahan dan penanaman bibit pada lahan perkebunan dilakukan pada sore hari setelah pukul 16.00 agar tanaman tidak layu. Selain itu, proses
adaptasi tanaman pada lingkungan lahan perkebunan juga tidak mengalami hambatan. Sedangkan untuk waktu penanaman tidak ada waktu khusus.
Penanaman dapat dilakukan baik pada musim hujan maupun kemarau karena sumber air sangat berlimpah.
b Jarak Tanam
Jarak tanam disesuaikan dengan kontur dan kondisi lahan serta tingkat kesuburan tanah. Jarak tanam berada pada alur terbit dan tenggelamnya
matahari. Hal ini bertujuan agar pada saat petumbuhan tanaman, sinar matahari dapat menembus celah pohon dan ranting antar satu dengan yang
lainnya. Jarak tanam antar tanaman yang digunakan adalah 50 cm x 100 cm karena termasuk dalam jenis tanah yang berbukit.
4 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan atau perawatan tanaman nilam diantaranya berupa pemupukan, penyulaman, penyiangan, pemangkasan, dan pembubuman. Hasil
produksi yang optimal sangat tergantung pada tata cara serta mekanisme
Gambar 5. Tanaman Nilam Madina dengan Jarak Tanaman
50 cm x 100 cm
53
pemeliharaan dan perawatan tanaman. Pemeliharaan yang baik akan memperpanjang umur tanaman hingga di atas tiga tahun dengan interval panen
antara 2-3 bulan. Selain itu, kandungan minyak atsiri serta rendemen yang dimiliki tanaman ini akan akan menjadi lebih tinggi. Oleh sebab itu, dapat
dikatakan bahwa kunci sukses pencapaian mutu yang diinginkan serta hasil akhir panen berupa daun basah sangat tergantung pada kesungguhan melakukan
monitoring terhadap pemeliharaan dan perawatan tanaman. Adapun kegiatan pemeliharaan tanaman dapat diuraikan sebagai berikut.
a Pemupukan
Karena merupakan lahan yang baru dibuka dan memiliki tanah yang subur maka perusahaan tidak melakukan proses pemupukan. Namun limbah
yang dihasilkan dari proses penyulingan dapat dimanfaatkan menjadi pupuk mulsa.
b Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang sudah mati atau layu agar jumlah tanaman sesuai target yang diinginkan. Penentuan target
jumlah tanaman disesuaikan dengan luas area dan jarak tanam. Penyulaman dilakukan jika umur tanaman telah mencapai satu bulan. Hal
ini dilakukan untuk menyesuaikan pertumbuhan tanaman baru dan lama agar panen dalam satu lahan dapat dilakukan secara bersamaan. Selain itu,
agar pertumbuhan tanaman seragam dan jadwal panen dilakukan sesuai target waktu maka penyulaman dilakukan secara rutin setiap minggu.
c Penyiangan
Penyiangan dilakukan setelah tanaman berumur sekitar dua bulan. Pada umur tersebut, ketinggian tanaman mencapai 20-30 cm dan mempunyai
cabang bertingkat dengan radius 20 cm. Penyiangan berfungsi untuk membersihkan gulma pengganggu, sehingga tidak terjadi persaingan
pengambilan hara tanaman dan sinar matahari. Selain itu, penyiangan juga berfungsi untuk menghilangkan gulma sebagai sarang hama. Penyiangan
selanjutnya dilakukan secara rutin, dengan selang waktu 2 - 3 bulan tergantung pertumbuhan gulma. Penyiangan dilakukan dengan cara
54
mekanis yaitu dilakukan dengan menggunakan alat-alat pertanian umum seperti cangkul, sabit, parang dan sebagainya.
d Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan setelah tanaman berumur tiga bulan, yaitu setelah terbentuk perdu yang saling menutupi satu sama lain diantara pohon atau
tanaman. Pemangkasan dilakukan pada cabang tingkat tiga ke atas. Pemangkasan dan penjarangan dilakukan agar tanaman terhindar dari
serangan hama dan penyakit tanaman. Selain itu, pemangkasan memberi ruang gerak lebih luas terhadap tanaman. Salah satu tujuan dilakukannya
pemangkasan atau penjarangan adalah agar proses fotosintesis berjalan dengan baik sehingga kadar minyak nilam yang terkandung dalam daun,
ranting, serta dahan dan batang menjadi lebih tinggi. Hal ini disebabkan karena sinar matahari dapat lebih leluasa masuk menyinari bagian-bagian
tanaman. e
Pembubuman Pembubuman dilakukan setelah proses panen selesai. Cabang-cabang dan
dahan serta ranting yang ditinggalkan sesudah panen yang letaknya dekat dengan tanah ditimbun setinggi 10-15 cm. Cabang yang letaknya jauh dari
tanah dipatahkan bagian ujungnya tidak terputus dari batang dan bagian yang patah ditimbun dengan tanah. Dengan pembubuman ini diharapkan
terbentuk rumpun tanaman yang padat dengan beberapa anakannya. Hasilnya diperoleh tunas dan dahan yang lebih banyak untuk pertumbuhan
berikutnya.
5 Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman
Dalam budidaya, permasalahan hama dan penyakit tanaman merupakan faktor penting yang harus ditangani. Namun, karena tata cara pengelolaan yang
dilakukan perusahaan telah mengikuti pola budidaya terkait masalah bibit unggul dan pemeliharaan yang rutin, maka dipastikan bahwa tanaman akan sangat jarang
mendapat masalah terkait dengan hama dan penyakit tanaman. Oleh sebab itu, sampai saat ini belum ada tindakan pengendalian hama dan penyakit tanaman
yang dilakukan oleh perusahaan.
55
6 Panen dan Pascapanen
Kualitas minyak nilam yang dihasilkan tergantung dari kegiatan budidaya sampai pengolahan, termasuk kegiatan panen dan pasca panen.
a Panen
Panen merupakan saat yang ditunggu oleh perusahaan. Panen merupakan masa perhitungan hasil yang akan diperoleh setelah menunggu berbulan-bulan
waktu yang dihabiskan selama budidaya. Nilam dapat dipanen setelah tanaman berumur sekitar 6-7 bulan dan panen selanjutnya dilakukan setiap 2-3 bulan
sekali, tergantung jadwal dan program penanaman. Pemanenan dilakukan dengan cara memotong daun dan ranting dengan menyisakan cabang dan daun setinggi
minimal 15 cm. Pemotongan ranting dapat menumbuhkan tunas baru. Panen dilakukan pada pagi hari karena jika pemetikan daun dilakukan
siang hari maka dikhawatirkan sel-sel daun menjadi kurang elastis dan mudah sobek. Sebagian besar bagian dari nilam mengandung minyak, seperti akar,
batang, cabang, dan daun. Namun, kandungan minyak dalam daun nilam lebih tinggi daripada cabang, batang, dan akarnya.
Alat yang biasanya digunakan pada saat panen adalah sabit, gunting, atau pisau yang tajam. Alat harus selalu bersih pada saat proses panen berlangsung.
Pemotongan cabangranting dilakukan dari daun tingkat dua ke atas. Sementara cabangranting tingkat pertama ditinggalkan untuk pertumbuhan ranting dan daun
baru. b
Pascapanen Pascapanen merupakan kegiatan yang dilakukan setelah pemanenan. Pada
nilam, kegiatan pasca panen terdiri dari penjemuran hasil panen dan perawatan tanaman. Hasil panen berupa daun basah yang terdiri dari daun, ranting, dahan
dan batang sebaiknya dipotongdicincangdirajang sepanjang 10-15 cm. Pemotongan dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan gunting.
Setelah itu, daun dijemur di bawah sinar matahari sekitar 4 jam sehari selama 2-3 hari, yaitu mulai dari pukul 10.00-14.00.
Penjemuran daun nilam dilakukan dengan meletakkan daun di atas gelaran tikar atau lantai semen yang bersih. Penjemuran dilakukan pada lahan terbuka
56
agar memperoleh sinar matahari secara langsung. Daun nilam dijemur sambil diangin-anginkan dengan ketebalam lapisan maksimal 50 cm. Lapisan daun
dibolak-balik sebanyak 2-3 kali sehari selama 2-3 hari hingga diperoleh kadar air sebesar rata-rata 15 persen. Kadar air yang terkandung dalam daun ini harus
dipertahankan sampai proses penyulingan berlangsung. Selain penjemuran secara langsung dibawah sinar matahari, perusahaan
juga melakukan penjemuran dalam suatu ruangan. Hal ini merupakan suatu alternatif jika panen terjadi saat musim hujan. Daun nilam kering yang belum
diproses atau disuling disimpan dalam gudang dan disusun dalam bentuk rak yang mempunyai ventilasi cukup untuk memperoleh anginudara dengan tujuan untuk
menghindari daun nilam kering terkena jamur. Agar diperoleh hasil yang sesuai dengan harapan pada panen berikutnya,
baik dalam jumlah maupun percepatan waktu, maka dilakukan pemeliharaan terhadap tanaman pascapanen. Pemeliharaan tersebut berupa pembumbuman serta
penyiraman secara teratur agar segera diperoleh daun dan ranting serta dahan yang baru.
Gambar 6. Penjemuran di Luar Ruangan
Gambar 7. Penjemuran di Dalam Ruangan
57
6.2.4.2. Penyulingan Nilam