Faktor-faktor Perkembangan Produksi Kayu Petani Hutan Rakyat Kesimpulan

hutan rakyat pada periode ini mulai meningkat dengan adanya penebangan yang hampir tiap tahun. Penebangan sudah terjadi sejak tahun 1998 baik untuk pohon jenis lambat tumbuh maupun pohon jenis cepat tumbuh. Pada pohon jenis lambat tumbuh terjadi kenaikan pada tahun 2000 sebesar 137,69 m 3 dan selanjutnya cukup konstan sampai terjadi kenaikan tertinggi pada tahun 2009 sebesar 763,46 m 3 . Hal ini disebabkan karena banyaknya permintaan pohon jenis lambat tumbuh seperti untuk pembuatan palet. Namun pada tahun 2010-2012 terjadi penurunan kemudian konstan. Hal ini disebabkan biaya perawatan pohon jenis lambat tumbuh yang cukup besar sehingga biaya produksi juga besar. Oleh karena itu, petani tidak menebang pohon jenis lambat tumbuh dalam jumlah yang besar. Produksi pohon jenis cepat tumbuh berkembang secara fluktuatif seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 1998 produksi penebangan sebesar 500,52 m 3 , karena harga kayu yang mulai bagus pada tahun 2000 terjadi kenaikan sebesar 1.429,14 m 3 . Tahun-tahun berikutnya terjadi peningkatan dan penurunan produksi secara fluktuatif. Tahun 2011 terjadi kenaikan tertinggi yaitu sebesar 1.460,17 m 3 . Industri sawmill semakin banyak bermunculan di wilayah Bogor Barat pada tahun 2000. Akan tetapi masih banyak petani hutan rakyat yang memilih menjual kayunya ke tengkulak karena letak sawmill yang jauh dari lahan mereka. Letak sawmill yang jauh dianggap petani akan mengeluarkan biaya yang banyak sehingga petani tidak punya pilihan lain untuk menjualnya ke tengkulak. Penjualan pohon ke tengkulak berdasarkan pohon berdiri sehingga apabila pohonnya masih terlalu kecil tidak dihitung. Oleh karena itu diperlukan adanya peran kelompok tani yang didalamnya ada koperasi yang menyediakan alat tebang dan alat angkut. Selain itu, keberadaan penyuluh juga dibutuhkan untuk mengetahui cara penghitungan volume.

7.2 Faktor-faktor Perkembangan Produksi Kayu Petani Hutan Rakyat

Pengelolaan hutan rakyat di wilayah Bogor Barat telah terjadi dari dulu sampai sekarang. Pengelolaan ini dilakukan oleh petani hutan rakyat dengan latar belakang yang berbeda-beda. Baik dari segi umur, pendidikan, dan pekerjaan utama. Namun adanya perbedaan dari segi umur, pendidikan, dan pekerjaan utama tidak membedakan petani hutan rakyat di wilayah Bogor Barat dalam mengelola lahannya dan dalam memproduksi kayu. Produksi kayu petani hutan rakyat dihitung berdasarkan hasil penebangan yang dilakukan oleh petani. Produksi ini terjadi perkembangan dari waktu ke waktu. Perkembangan ini dapat disebabkan oleh beberapa hal yakni harga kayu, teknologi yang bermunculan, biaya produksi yang dikeluarkan, dan waktu pohon dapat ditebang. Waktu pohon dapat ditebang berkaitan dengan jenis pohon yang ditebang. Penebangan yang dilakukan terdiri dari dua jenis pohon yaitu pohon jenis lambat tumbuh seperti Mahoni dan jenis buah-buahan, sedangkan pohon jenis cepat tumbuh seperti Sengon, Afrika, dan Akasia. Penebangan pohon jenis lambat tumbuh memerlukan waktu yang lama yakni sekitar 20-30 tahun sedangkan penebangan pohon jenis cepat tumbuh memerlukan waktu yang relatif singkat yaitu sekitar 3-5 tahun. Oleh karena itu, para petani hutan rakyat perlu adanya perencanaan dalam menanam pohon jenis cepat tumbuh dan lambat tumbuh agar hasil yang didapatkan lebih maksimal. BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

8.1 Kesimpulan

1. Produksi kayu petani hutan rakyat pada pohon jenis cepat tumbuh cenderung mengalami peningkatan dan pada pohon jenis lambat tumbuh cenderung konstan dari setiap periodenya yang dihitung berdasarkan jumlah pohon yang ditebang. 2. Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat di wilayah Bogor Barat adalah harga kayu, teknologi, biaya produksi, dan waktu penebangan.

8.2 Saran