Deskripsi Hutan Rakyat Wood production development of community forest farmers at Western Part of Bogor before 1945 periods until 2012

murni, hutan rakyat campuran, dan hutan rakyat dalam bentuk wanatani atau tumpang sari. Hutan rakyat murni adalah hutan rakyat yang tanamannya terdiri dari satu jenis tanaman yang ditanam secara homogen atau monokutur. Hutan rakyat campuran adalah hutan rakyat yang ditanami berbagai jenis pohon- pohonan. Sedangkan hutan rakyat wanatani adalah hutan rakyat yang jenis tanamannya dikombinasikan antara jenis tanaman kehutanan dengan jenis usaha tani lainnya, seperti pertanian, perkebunan, perikanan yang diusahakan secara terpadu dan dalam satu lokasi. Menurut Supriadi 2001 hutan rakyat dibagi berdasarkan pola pengembangannya yang terdiri dari tiga, yaitu: hutan rakyat pola swadaya yaitu hutan rakyat yang didirikan oleh perorangan atau kelompok dengan modal, tenaga dan usaha sendiri dengan bimbingan dari kehutanan. Hutan rakyat pola subsidi yaitu hutan rakyat yang dibangun melalui bantuan dari pemerintah atau pihak yang peduli terhadap pembangunan hutan rakyat. Hutan rakyat pola kemitraan yaitu hutan rakyat yang didirikan oleh rakyat yang bekerjasama dengan suatu perusahaan dengan modal berupa kredit kepada rakyat dengan bunga ringan. Pola pembangunan hutan rakyat terdiri dari dua menurut IPB 1983 diacu dalam Hardjanto 2003 sebagai berikut: 1. Hutan rakyat tradisional adalah hutan rakyat yang cara penanaman tanamannya pada lahan milik dengan usaha sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Biasanya penanamannya dicampur dengan tanaman lain seperti durian. 2. Hutan rakyat inpres yaitu hutan rakyat yang didirikan di lahan terlantar yang diprakasai pemerintah dalam bantuan proyek penghijauan.

2.3 Sistem Pengelolaan Hutan Rakyat

Menurut salah satu penelitian Lembaga Penelitian IPB 1990 diacu dalam Firani 2011 pada dasarnya pengelolaan hutan rakyat adalah upaya secara menyeluruh dari kegiatan merencanakan, membina, mengembangkan, menilai, serta mengawasi pelaksanaan produksi, pengolahan hasil, dan pemasaran secara terencana dan berkesinambungan. Selain itu, tujuan akhir dari pengelolaan hutan rakyat adalah peningkatan peran kayu rakyat terhadap peningkatan pendapatan pengusahanya secara terus-menerus selama daur.