BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
1. Produksi kayu petani hutan rakyat pada pohon jenis cepat tumbuh cenderung mengalami peningkatan dan pada pohon jenis lambat tumbuh cenderung
konstan dari setiap periodenya yang dihitung berdasarkan jumlah pohon yang ditebang.
2.
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat di wilayah Bogor Barat adalah harga kayu, teknologi, biaya produksi,
dan waktu penebangan.
8.2 Saran
1. Para petani hutan rakyat perlu melakukan pencatatan terhadap produksi kayu dari hasil penebangan.
2. Perlu diadakannya pelatihan inventarisasi bagi petani hutan rakyat agar petani hutan rakyat dapat menghitung besarnya volume yang dihasilkan dari
penebangan.
DAFTAR PUSTAKA
Attar, M. 2000. Hutan Rakyat: Kontribusi terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani dan Peranannya dalam Perekonomian Desa. Di dalam: Didik
Suharjito, editor. Hutan Rakyat di Jawa Perannya dalam Perekonomian Desa. Bogor: Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
Masyarakat P3KM Fakultas Kehutanan IPB. hlm 31-64.
[Bappeda] Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor. 2011. Data Pokok Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor
Tahun 2011. Bogor: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bogor.
[BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor. 2011. Kabupaten Bogor dalam Angka 2011. Bogor: Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor.
Broto H. 2008. Model Penduga Volume Pohon Sengon Paraserianthes falcataria pada tegakan Hutan Rakyat Studi Kasus Hutan Rakyat di
Kecamatan Banjar Kota Banjar Provinsi Jawa Barat[Skripsi]. Bogor: Program Sarjana IPB.
Bungin B. 2008. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Bungin B. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group. Darusman D dan Hardjanto. 2006. Tinjauan Ekonomi hutan Rakyat. PROSIDING
Seminar Hasil Penelitian Hasil:4-13. Departemen
Kehutanan. 1990.
Data Potensi
Hutan Rakyat.
http:www.dephut.go.id INFORMASIRRLRLPS htnrakyt.htm [08 Oktober 2011].
Djajapertjunda S. 2003. Mengembangkan Hutan Milik di Jawa. Jatinangor: Alqaprint.
Endraswara S. 2006. Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan Ideologi, Epistemologi, dan Aplikasi. Sleman: Pustaka Widyatama
Firani SD. 2011. Analisis Pendapatan Rumah Tangga Petani Hutan Rakyat. [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana IPB.
Handoko AD. 2007. Sistem Pengelolaan dan Kontribusi Hutan Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana
IPB.
Hardjanto. 2000. Beberapa Ciri Pengusahaan Hutan Rakyat di Jawa. Di dalam: Didik Suharjito, editor. Hutan Rakyat di Jawa Perannya dalam
Perekonomian Desa. Bogor: Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Masyarakat P3KM Fakultas Kehutanan IPB. hlm 7-11.
Hardjanto. 2003. Keragaan dan Pengembangan Usaha Kayu Rakyat Di Pulau Jawa [Disertasi]. Bogor: Sekolah Pascasarjana IPB.
Irawati RH. 2000. Posisi Pendapatan Kayu Rakyat Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana IPB.
Koentjaraningrat. 2000. Metode Wawancara. Didalam: P. Lim Pui Huen, editor. Sejarah Lisan di Asia Tenggara: Teori dan Metode. Jakarta: LP3ES
Indonesia. hlm 129-153. Ngadiono. 2004. 35 Tahun Pengelolaan Hutan Indonesia: Refleksi dan prospek.
Bogor: Yayasan Adi Sanggoro. Nurfatriani F, Elvida YS. 2002. Pengelolaan Hutan Rakyat di Era Otonomi
Daerah. Buletin Penelitian dan Pengembangan Kehutanan 3 2: 117- 130.
Perum Perhutani. 2010. Pemuliaan Pohon Jenis-jenis Tanaman Cepat Tumbuh Fast Growing SpesiesFGS.
http:b.perumperhutani.com index.php?option=com_contentview
=articleid =256:2010-pemuliaan-pohon- jenis-jenis-tanaman-cepat- tumbuh-fast- growing-spesies-fgs catid =21:hasil-penelitianItemid
=675 [29 Agustus 2012].
Rachman RM. 2011. Kontribusi Pengelolaan Agrforestri terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani Studi Kasus Desa Bangun Jaya Kecamatan
Cigudeg Kabupaten Bogor Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana IPB.
Romansah D. 2007. Peran Hutan Rakyat dalam Perekonomian Wilayah di Kabupaten Sumedang [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana IPB.
Setiajiati F. 2012. Sejarah Perkembangan Hutan Rakyat Wilayah Bogor Barat [Skripsi]. Bogor. Program Sarjana IPB.
Setyawan H. 2002. Aspek Ekonomi Pengusahaan Hutan Rakyat Sengon di Kabupaten Sukabumi [Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana IPB.
Suharjito D. 2000. Hutan Rakyat: Kreasi Budaya Bangsa. Di dalam: Didik Suharjito, editor. Hutan Rakyat di Jawa Perannya dalam Perekonomian
Desa. Bogor: Program Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Masyarakat P3KM Fakultas Kehutanan IPB. hlm 1
– 6. Sumardjani L. 2005. Konflik Sosial Kehutanan. Bogor: tanpa penerbit
Supriadi D. 2001. Pengembangan Hutan Rakyat di Indonesia. Makalah Seminar Bulanan PKHR Tanggal 23 Februari 2001.
Umam AR. 2010. Kajian Pengelolaan Hutan Rakyat pada Subsistem Produksi di Wilayah Cianjur Selatan [Skripsi]. Bogor: Program Sarjana IPB.
Umar H. 2000. Business an Introduction. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. West R, Turner LH. 2008. Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi.
Maria N, penerjemah. Jakarta: Salemba Humanika. Terjemahan dari: Introducing Communication Theory: Annalysis and Application.
Winarno B, Waluyo EA. 2010. Potensi Pengembangan Hutan Rakyat dengan Jenis Tanaman Kayu Lokal. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman. Vol. 7
No. 3: 28-33. Wirakusumah S. 2003. Mendambakan Kelestarian Sumber Daya Hutan Bagi
Sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat. Jakarta: UI Press
LAMPIRAN
Lampiran 1 Data responden utama
Kecamatan No responden
Umur Luas
lahan Ha
Pendidikan Pekerjaan
utama Leuwiliang
1 60 tahun
2 SD
Petani 2
39 tahun 2
SMP Petani
3 58 tahun
3 SD
Petani 4
72 tahun 1,9
SR Petani
Jasinga 5
42 tahun 7
SMP Petani
6 66 tahun
2 SR
Petani 7
56 tahun 0,5
SD Perangkat Desa
8 70 tahun
1,3 SR
Wiraswasta Cigudeg
9 68 tahun
0,05 SR
Petani 10
54 tahun 0,05
SMP Wiraswasta
11 70 tahun
2 SMP
Petani 12
67 tahun 1
SD Petani
Sukajaya 13
70 tahun 2
SR Petani
14 62 tahun
0,2 SD
Petani 15
42 tahun 0,5
SMP Petani
16 59 tahun
3 SD
Pegawai Negeri Cibungbulang
17 54 tahun
13 SMA
Petani 18
66 tahun 7
SD Petani
19 67 tahun
0,01 SMA
Petani 20
49 tahun 2
SD Petani
Pamijahan 21
60 tahun 1
SMA Pegawai Negeri
22 55 tahun
3 SMA
Petani 23
57 tahun 1
D3 Pegawai Negeri
24 29 tahun
0,054 SMA
Petani Rumpin
25 58 tahun
1 SD
Petani 26
50 tahun 1
SD Petani
27 58 tahun
0,5 S1
Guru 28
52 tahun 0,6
SMA Petani
Leuwisadeng 29
65 tahun 1
SD Wiraswasta
30 55 tahun
0,15 SD
Petani 31
32 tahun 0,5
SD Petani
32 63 tahun
0,2 SMA
Petani Ciampea
33 59 tahun
0,02 SD
Petani 34
32 tahun 15
SD Petani
35 42 tahun
0,1 SMP
Petani 36
42 tahun 1
SD Wiraswasta
Tenjo 37
34 tahun 0,8
SMA Peternak
38 77 tahun
1,1 SR
Petani 39
61 tahun 1
SMA Petani
40 50 tahun
1 Tidak sekolah
Peternak Parung Panjang
41 42 tahun
0,3 SD
Guru 42
66 tahun 0,75
SR Petani
43 42 tahun
0,46 SMP
Petani 44
43 tahun 0,3
SD Petani
Nanggung 45
42 tahun 0,6
SD Wiraswasta
46 62 tahun
0,3 SD
Wiraswasta 47
65 tahun 2
SR Petani
48 66 tahun
0,25 SR
Petani
Lampiran 1 Data responden utama lanjutan
Kecamatan No responden
Umur Luas
lahan Ha Pendididkan
Pekerjaan utama
Tenjolaya 49
53 tahun 2
SMA Petani
50 46 tahun
0,5 S1
Guru 51
58 tahun 0,3
SMP Petani
52 50 tahun
2 SD
Petani
Lampiran 2 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Leuwiliang
Tahun Kejadian
1950-an 1.
Kecamatan Leuwiliang terdiri dari 5 desa Pak Mansur 2.
Mulai ada pohon Sengon yang tumbuh alami Pak Mansur 3.
Banyak tanaman karet dan pohon Petai, Durian, dan Sengon namun jumlahnya sedikit Pak Sarop
4. Banyak tanaman manggis Pak Suwardi
1965 1. Dapat bantuan bibit Sengon dan Afrika dari Dinas Kehutanan Pak Mansur
2. Mulai banyak yang menanam pohon Cengkeh,Palawija,Sengon Pak Suwardi 1970
Masih banyak pohon karet Pak Sarop 1980
Karet ditebang dan diganti Cengkeh Pak Sarop 1978
Dapat bantuan bibit Pinus dari Perhutani yang ditanam di lahan garapan Pak Mansur 1988
Penyuluh mulai datang Pak Mansur 1992
Mulai menanam Mahoni, Afrika dan Puspa yang bibitnya berasal dari cabutan Pak Mahmud
1998 1. Mulai menanam pohon Sengon dan Afrika Pak Mansur
2. Pohon Cengkeh mulai ditebang diganti denan pohon Manggis Pak Sarop 2000
1. Mulai banyak yang menanam pohon kayu-kayuan Pak Mahmud 2. Sengon mulai diusahakan Pak Suwardi
2002 Mulai menanam Sengon dan Afrika Pak Sarop
2004 1. Mulai menanam Sengon Pak Mahmud
2. Menebang pohon sengon umur 4 tahun sebanyak 200 pohon luas lahan 1,9 hektar dan dijual ke sawmill Pak Suwardi
2005 1. Banyak petani yang menebang Afrika umur 3 tahun untuk dibuat kaso. Setelah
pohon Afrika ditebang muncul 4-5 trubusan yang tumbuh sendiri. Pak Mansur 2. Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 30 pohon dan Afrika umur 3
tahun sebesar 70 pohon untuk kaso luas lahan 3 hektar dan dijual ke tengkulak Pak Sarop
2006 Menebang pohon sengon umur 6 tahun sebanyak 100 pohon luas lahan 1,9 hektar
dijual ke sawmill Pak Suwardi 2007
Menebang Puspa umur 15 tahun sebanyak 100 pohon, Mahoni umur 15 tahun sebesar 100 pohon, dan Afrika umur 15 tahun sebanyak 300 luas lahan 2 hektar di jual ke
tengkulak Pak Mahmud 2008
Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 30 pohon dan Afrika umur 3 tahun sebanyak 300 pohon luas lahan 3 hektar dijual ke tengkulak Pak Sarop
2009 1. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 78 pohon luas lahan 2
hektar dijual ke tengkulak Pak Mahmud 2. Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 100 pohon luas lahan 1,9
hektar dijual ke sawmill Pak Suwardi 2010
1. Menebang pohon Sengon umur 12 tahun sebanyak 20 pohon luas lahan 2 tahun dijual ke tengkulak Pak Mansur
2. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 30 pohon dan Afrika umur 5 tahun sebanyak 70 pohon luas lahan 3 hektar dijual ke tengkulak Pak Sarop
3. Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 300 pohon luas lahan 1,9 hektar dijual ke sawmill Pak Suwardi
2012 1. Menebang pohon Afrika umur 14 tahun sebanyak 50 pohon luas lahan 2
hektar dijual ke tengkulak Pak Mansur 2. Menebang Sengon umur 8 tahun sebanyak 10 pohon dan Afrika umur 7 tahun
sebanyak 10 pohon luas lahan 2 hektar dijual ke tengkulak pak mahmud
Lampiran 3 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Jasinga
Tahun Kejadian
1940-an Sudah ada pohon Sengon yang tumbuh secara alami Pak Barnas
1970 1. Banyak tanaman Karet, Manggis dan Cempedak Pak Enjen
2. Sudah ada pohon Sengon tetapi belum ada pemasaran Pak Barnas 3. Dishut memeberikan bibit Afrika Pak Barnas
1980 Harga Sengon mulai baik Pak Barnas
1990 Mulai menanam Karet Pak Enjen
1994 Mulai menenam Sengon yang didapat dari membeli Pak Sukri
1996 Mulai menanam Sengon Pak Enjen
2000 1. Menebang Karet dan Sengon umur 4 tahun masing-masing sebanyak 300
pohon dan 100 pohon luas lahan 7,8 hektar untuk penjarangan dandijual ke tengkulak Pak Enjen
2. Sengon mulai ada Pak Suyatna 2003
Menebang Sengon umur 9 tahun sebesar 60 pohon luas lahan 2 hektar dijual ke tengkulak Pak Sukri
2004 Menebang pohon Karet dan Sengon umur 8 tahun masing-masing sebesar 200 pohon
dan 100 pohon luas lahan 7,8 hektar Pak Enjen 2007
1. Menebang pohon Sengon umur 6 tahun sebanyak 30 pohon luas lahan 2 hektar Pak Sukri
2. Mulai menanam sengon pak Barnas 2005
Menebang pohon Sengon dan Karet umur 7 tahun masing-masing sebanyak 400 pohon dan 100 pohon luas lahan 0,5 hektar dijual ke tengkulak Pak Suyatna
2008 1. Menebang pohon Sengon umur 10 tahun sebesar sebanyak 200 pohon luas
lahan 0,5 hektarPak Suyatna 2009
Menebang pohon Karet umur 13 tahun sebanyak 13 pohon dan Sengon umur 13 tahun sebanyak 500 pohon Pak Enjen
2010 1. Mulai ada pohon Jabon dari mahasiswa IPB Pak Enjen
2. Menebang pohon Sengon umur 6 tahun sebanyak 48 tahun luas lahan 2 hektar Pak Sukri
3. Pohon Jabon mulai ada Pak Suyatna 4. Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 200 pohon, Afrika umur 3
tahun sebanyak 30 pohon, dan Akasia umur 3 tahun sebanyak 30 pohon luas lahan 1,3 hektar dijual ke tengkulak Pak Barnas
Lampiran 4 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Cigudeg
Tahun Kejadian
1960-an Mulai menanam pohon Durian, Nangka Pak Acong
1970-an 1. Mulai menanam Afrika, Cengkeh, Sengon Pak Tubagus
2. Mulai ada yang menjual kayu Pak Tubagus 3. Mulai ramai yang menanam Sengon Pak Tedi
1980 Menebang pohon Afrika umur 5 tahun sebanyak 50 pohon luas lahan 0,05 hektar dijual
ke tengkulak Pak Tubagus 1985
Mulai menanam pohon Sengon dan Afrika Pak Acang 1990
1. Menebang pohon Afrika dan Sengon umur 5 tahun masing-masing sebesar 25 pohon dan 25 pohon luas lahan 0,05 hektar dijual ke tengkulak Pak Tubagus
2. Menebang pohon Sengon umur 4 tahun sebanyak 60 pohon dan Afrika umur 4 tahun sebanyak 15 pohon luas lahan 0,05 hektar dijual ke tengkulak Pak
Acang 2000
1. Menebang pohon Sengon umur 4 tahun sebanyak 60 pohon luas lahan 0,05 hektar Pak Acang
2. Mulai ada teknik penjarangan Pak Tedi 3. Menebang pohon Durian dan Nangka umur 40 tahun sebanyak 35 pohon dan 35
pohon luas lahan 1 hektar Pak Acong 2001
Mulai menanam pohon Sengon dan Afrika Pak Tedi 2007
Mulai menanam pohon Sengon dan Afrika Pak Acong 2011
Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun masing-masing sebanyak 15 pohon dan 10 pohon luas lahan 2 hektarPak Tedi
2012 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 5 tahun masing-masing sebanyak 10 pohon
dan 30 pohon dijual ke tengkulak luas lahan 1 hektar Pak Acong
Lampiran 5 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Sukajaya
Tahun Kejadian
1970 Mulai menanam Sengon dan Afrika Pak Hadis
1980 1. Mulai menanam Sengon, Afrika, Puspa Pak H. Aliyudin
2. Mulai menanam Sengon, Cengkeh Pak Murdin 1990
1. Menebang pohon Afrika sebanyak 25 pohon, Sengon sebanyak 15 pohon, dan Puspa sebanyak 10 pohon dengan umur masing-masing pohon 8 tahun dijual ke
sawmill luas lahan 2 hektar Pak H. Aliyudin 2. Menebang pohon Afrika sebanyak 20 pohon berumur 5 tahun, Sengon sebanyak
30 pohon berumur 4 tahun dijual ketengkulak luas lahan 0,2 hektarPak Hadis
1996 Mulai menanam pohon Sengon Pak Parman
1999 Menebang pohon Sengon dan Cengkeh berumur 5 tahun sebanyak 25 pohon dan 25
pohon dijual ke tengkulak luas lahan 0,5 hektarPak Murdin 2000
1. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 10 pohon Pak Hadis 2. Mulai banyak sawmill H. Aliyudin
3. Mulai ada sawmill Pak Murdin 2008
1. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 7 tahun sebanyak 100 pohon dan 150 pohon dijual ke tengkulak Pak H. Aliyudin
2. Menebang Sengon umur 12 tahun sebanyak 50 pohon dijual ke tengkulak luas lahan 3 hektarPak Parman
2010 Menebang pohon Sengon umur 4 tahun sebanyak 24 pohon dijual ke tengkulak Pak
Murdin 2012
Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 60 pohon dijual ke tengkulak Pak Parman
Lampiran 6 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Cibungbulang
Tahun Kejadian
1960-an Sudah ada pohon Sengon, Mangga, Durian, Rambutan, Duku,Nangka, Sukun, Kelapa Pak
Ujang 1970
1. Pohon pada tahun 1960-an masih ada dan jumlahnya merata Pak Ujang
2. Penyuluh mulai datang Pak Ujang
3. Mulai menanam sengon Pak H. Lamsuni
1980 Mulai menanam pohon Sengon dan Afrika Pak Sahari
1975 Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 300 pohon dijual ke tengkulak luas lahan 7
hektar Pak H. Lamsuni 1980
1. Menebang pohon Sengon umur 10 tahun sebanyak 100 pohon dijual ke tengkulak
Pak H. Lamsuni 2.
Mulai ada sawmill Pak H. Lamsuni 1995
1. Menebang pohon Sengon dan puspa umur 8 tahun masing-masing berjumlah 40
pohon dijual ke tengkulak Pak H. Lamsuni 2.
Mulai ada sawmill Pak Sahari 1996
Mulai ada tanaman kayu Pak Ujang 2000
Mulai menanam pohon Afrika Pak Ujang 2002
1. Menebang pohon Sengon umur 7 tahun sebanyak 110 pohon dijual ke tengkulak
Pak H. Lamsuni 2.
Mulai menanam Afrika Pak Sadik 2005
Menebang pohon Afrika umur 6 tahun sebanyak 4 pohon dijual ke sawmillluas lahan 0,01 hektar Pak Sahari
2007 Menebang pohon Afrika umur 8 tahun sebanyak 4 pohon dijual ke sawmill Pak Sahari
2008 Menebang pohon Afrika umur 8 tahun sebanyak 9 pohodijual ke sawmill luas lahan 13
hektar Pak Ujang 2011
Menebang pohon Sengon umur 7 tahun sebanyak 2 pohon dijual ke sawmill Pak Sahari 2012
Menebang pohon Afrika umur 10 tahun sebanyak 500 pohon dijual ke sawmill luas lahan 2 hektar Pak Sadik
Lampiran 7 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Pamijahan
Tahun Kejadian
1977 Mulai menanam Sengon Pak Kasmid
1978 Mulai menanam Sengon, Mahoni, Rasamla, Afrika, Puspa,Nangka, Petai Pak H. Cecep
1982 Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 650 pohon dijual ke tengkulak luas lahan 1
hektar Pak Kasmid 1988
Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun masing-masing sebesar 600 pohon dan 200 pohon dijual ke tengkulak luas lahan 1 hektar Pak H. Cecep
1998 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun masing-masing sebesar 300 pohon dan
100 pohon dijual ke tengkulak Pak H. Cecep 2000
Mulai ada sawmill Pak Cecep 2006
1. Mulai pakai jarak tanam Pak H. Cecep
2. Mulai menanam pohon Sengon Pak Cecep
3. Mulai menanam Sengon Pak Mustofa
2009 1.
Mulai banyak sawmill Pak H. Cecep 2.
Menebang pohon Sengon umur 3 tahun untuk penjarangan sebanyak 1000 pohon dijual ke PT. SGS luas lahan 3 hektarPak Cecep
3. Menebang pohon Sengon umur 3 tahun sebanyak 15 pohon dijual ke tengkulak luas
lahan 0,054 Pak Mustofa 2011
1. Menebang pohon Sengon umur 4 tahun sebanyak 200 pohon Pak H. Cecep
2. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 1000 pohon dijual ke PT. SGS
Pak Cecep
Lampiran 8 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamtan Rumpin
Tahun Kejadian
1970 Mulai menanam pohon Sengon, Afrkia, Petai, Jengkol
1980 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun sebanyak 40 pohon dan 10
pohon dijual ke tengkulak luas lahan 1 hektar Pak Ojim 1986
Mulai menanam Sengon, Jengkol, Kecapi Pak Dani 1988
Menebang pohon Sengon umur 2 tahun untuk penjarangan sebanyak 350 pohon dan dijual ke sawmill luas lahan 0,6 hektar Pak Dani
1990 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun sebanyak 40 pohon dan
10pohon dijual ke tengkulak Pak Ojim 1994
Menebang pohon Sengon umur dan dijual ke sawmill Pak Dani 1995
1. Mulai menanam Sengon, Mahoni, Mindi Pak Sunardi 2. Menanam kembali pohon Sengon Pak Dani
2000 1. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun sebanyak 90 pohon dan
10 pohon dijual ke tengkulak Pak Ojim 2. Sawmill mulai ada Pak Ojim
3. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 15 pohon dan Mindi umur 5 tahun sebanyak 3 pohon serta Nangka umur 20 tahun sebanyak 2 pohon
dijual ke sawmill luas lahan 0,5 hektar Pak Sunardi 2003
Menebang pohon Sengon umur 8 tahun sebanyak 700 pohon dan dijual ke sawmill Pak Dani
2005 Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 15 pohon, Mindi umur 5 tahun
sebanyak 7 pohon serta Nangka umur 25 tahun sebanyak 3 pohon dijual ke sawmill Pak Sunardi
2007 Mulai menanam Sengon, Afrika Pak Ahmad
2010 Mulai ada sawmill Pak Dani
2012 1. Menebang pohon Sengon, Afrika
serta Jengkol umur 5 tahun masing- masing sebanyak 50 pohon dijual ke tengkulak luas lahan 1 hektar Pak
Ahmad 2. Menebang pohon Sengon umur 7 tahun sebanyak 10 pohon dan Rambutan
umur 5 tahun sebanyak 2 pohon serta Kecapi umur 5 tahun sebanyak 2 pohon dijual ke sawmill Pak Sunardi
Lampiran 9 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Leuwisadeng
Tahun Kejadian
1987 Mulai menanam Sengon, Afrika, Puspa Pak Misbah
1990 1.
Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 3 tahun sebanyak 30 pohon dan 20 pohon dijual ke tengkulak luas lahan 1 hektar Pak Misbah
2. Mulai ada sawmill Pak Misbah
3. Mulai ada sawmill di Desa Sadeng Pak Aslam
4. Banyak pohon buah-buahan yang tumbuh secara alami Pak Edo
1997 Mulai menanam Sengon Pal Edo
1998 Mulai menanam Timbul, Afrika, Manggis Pak Misbah
2002 Mulai menanam Sengon dan Afrika Pak Otong
2005 1.
Mulai banyak sawmill Pak Otong 2.
Mulai banyak yang menanam Sengon Pak Otong 2006
1. Menebang pohon Afrika umur 8 tahun sebanyak 5 pohon dijual ke tengkulak luas
lahan 0,15 hektar Pak Aslam 2.
Menebang pohon Nangka, Petai, dan Rambutan umur 16 tahun sebanyak 30 pohon, 5 pohon, dan 5 pohon
dijual ke tengkulak luas lahan 0,5 hektar Pak Edo 2007
1. Menebang pohon Sengon umur 6 tahun sebanyak 20 pohon , Kemang dan Petai
umur 17 tahun sebanyak 5 pohon dan 3 pohon , Durian umur 21 tahun sebanyak 2 pohon dijual ke tengkulak Pak Edo
2. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun dijual ke tengkulak luas lahan 0,4 hektar
Pak Otong 2010
Menebang pohon Afrika umur 12 tahn sebanyak 3 pohon dijual ke tengkulak Pak Aslam 2011
Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 4 tahun sebanyak 50 pohon dan 30 pohon dijual ke tengkulak Pak Edo
2012 Menebang pohon Sengon umur 7 tahun sebanyak 2 pohon dan Kemang umur 22 tahun
sebanyak 2 pohon dijual ke tengkulak Pak Edo
Lampiran 10 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Ciampea.
Tahun Kejadian
1978 Mula menanam Sengon, Jati, Mahoni, Rambutan, Kemang Pak Engkuh
1998 Menebang pohon Sengon, Rambutan, Kemang umur 20 tahun sebanyak 7 pohon, 5
pohon, 3 pohon untuk dipakai membangun rumah luas lahan 0,02 Pak Engkuh
2000-an Sawmill mulai ada di Cinangneng Pak Asikin
2001 Mulai menanam Sengon, Suren, Mahoni Pak Udin
2005 1. Menebang pohon Sengon umur 4 tahun sebanyak 150 pohon dan dijual ke
tengkulak luas lahan 15 hektar Pak udin 2. Ada sawmill didaerah Cinangneng Pak Udin
2006 Mulai menanam Sengon, Puspa Pak Ujang
2007 Mulai menanam Sengon Pak Asikin
2008 Menebang pohon Sengon umur 7 tahun sebanyak 80 pohon dan dijual ke tengkulak
Pak udin 2011
1. Menebang pohon Sengon umur 8 tahun sebanyak 320 pohon dan dijual ke tengkulak Pak udin
2. Menebang pohon Sengon umur 4 tahun dan dijual ke tengkulak Pak udin 3. Menebang pohon Sengon dan Puspa umur 5 tahun sebanyak 5 pohon dan 30
pohon dijual ke sawmill Pak Pak Ujang
Lampiran 11 Perkembangan pendapatan petani hutan rakyat Kecamatan Tenjo
Tahun Kejadian
1950-an Mulai menanam pohon Sengon, Puspa, Afrika, Tamesu, Kisabelah
1960 Menebang pohon Sengon, Kisabelah, dan Puspa umur 10 tahun sebanyak 10 pohon,
30 pohon, dan 10 pohon untuk membangun masjid luas lahan 1,1 hektar Pak
Usari 1966
Menebang pohon Sengon, Puspa, dan Afrika sebanyak 3 pohon, 5 pohon, dan 2 pohon
untuk membangun masjid Pak Usari 1969
Menebang pohon Sengon, Puspa, Tamesu, dan Kisabelah sebanyak 5 pohon,10 pohon, 5 pohon, dan 30 pohon untuk membangun rumah Pak Usari
1985 Mulai menanam Kecapi, Sengon, Nangka, Akasia, Durian Pak Mail
1986 Kegiatan penjaranga sudah ada Pak Wawan
1988 Mulai menanam Sengon, Mahoni, Puspa, Kecapi
1990 1. Mulai menanam Akasia 1000 bibit Pak M. Sukanta
2. Menebang pohon Akasia umur 5 tahun sebanyak 200 pohon dijual ke tengkulak luas lahan 1 hektar Pak Mail
1992 Menebang pohon Sengon, Puspa dan Mahoni umur 7 tahun sebanyak 100 pohon,
300 pohon dan 100 pohon dijual ke tengkulak Pak Wawan 1995
1. Menebang pohon Akasia umur 5 tahun sebanyak 400 pohon untuk penjarangan dijual ke tengkulak luas lahan 1 hektar Pak M. Sukanta
2. Menebang pohon Kecapi umur 10 tahun sebanyak 30 pohon dipakai sendiri Pak Mail
1997 Menebang pohon Akasia umur 7 tahun sebanyak 600 pohon tebang habis untuk
dijual ke tengkulak Pak M. Sukanta 1999
1. Menebang pohon Akasia, Puspa, Mahoni umur 7 tahun sebanyak 300 pohon, 100 pohon, 100 pohon dijual ke tengkulak Pak Wawan
2. Menanam 1000 bibit Akasia lagi Pak M. Sukanta 2000-an
1. Mulai ada sawmill Pak Wawan 2. Menebang pohon Kecapi dan Sengon umur 15 tahun sebanyak 6 pohon dan
4 pohon dipakai sendiri Pak Mail 2004
Menebang pohon Akasia umur 5 tahun sebanyak 400 pohon untuk penjarangan dijual ke tengkulak Pak M. Sukanta
2006 Menebang pohon Akasia umur 7 tahun sebanyak 300 pohon dijual ke tengkulak
Pak Wawan 2009
Menebang pohon Akasia umur 7 tahun sebanyak 600 pohon ditebang habis dijual ke tengkulak Pak M. Sukanta
2012 Menebang pohon Sengon umur 2 tahun sebanyak 500 pohon dijual ke tengkulak
Pak M. Sukanta
Lampiran 12 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Parung Panjang
Tahun Kejadian
1950-an Sudah ada pohon buah-buahan seperti Nangka, Durian, Kecapi
1970-an Sudah banyak pohon Puspa yang tumbuh secara alami Pak H. Yusuf
1980 Menebang pohon Nangka, Durian, dan Kecapi umur 34 tahun sebanyak 5 pohon, 3
pohon, dan 2 tahundijual ke tengkulak luas lahan 0,75 Pak H.Said 1986
Menebang pohon Puspa umur 16 tahun sebanyak 60 pohon untuk membangun rumah luas lahan 0,3 hektar Pak H. Yusuf
1990 Mulai menanam Jengkol, Petai, Durian Pak H. Said
1994 Menebang pohon Jengkol dan Petai umur 4 tahun masing-masing sebanyak 25
pohon dijual ke tengkulak Pak H.Said 1996
Mulai menanam Sengon, Akasia, Mahoni, Pisang Pak Murdik 2002
1. Menebang pohon Akasia, Mahoni, Sengon umur 6 tahun sebesar 180 pohon, 50 pohon dan 70 pohon dijual ke tengkulak luas lahan 0,46 hektar
Pak Murdik 2. Lahannya digarap oleh kakaknya Pak Murdik
2004 Mulai menanam Akasia Pak Iip
2005 Mulai menanam Akasia Pak Murdik
2008 1. Menebang pohon Puspa umur 32 tahun sebanyak 300 pohon untuk
membangun rumah Pak H. Yusuf 2. Mulai menanam Akasia 300 bibit Pak H. Yusuf
3. Menanam pohon Akasia di tanah negara Pak H. Said 4. Menebang pohon Akasia umur 3 tahun sebanyak 200 pohon dijual ke
tengkulak Pak Murdik 2009
1. Menebang pohon Akasia umur 4 tahun sebanyak 100 pohon dijual ke tengkulak Pak Murdik
2. Menebang pohon Akasia umur 5 tahun sebanyak 200 pohon dijual ke tengkulak luas lahan 0,3 hektar Pak Iip
2011 1. Menebang pohon Akasia umur 3 tahun sebanyak 1000 pohon dijual ke
tengkulak Pak H. Said 2. Menebang pohon Akasia umur 6 tahun sebanyak 160 pohon dijual ke
tengkulak Pak Murdik 2012
1. Menebang pohon Akasia umur 4 tahun sebanyak 300 pohon dijual ke tengkulak Pak H. Yusuf
2. Menebang pohon Akasia umur 8 tahun sebanyak 400 pohon dijual ke tengkulak Pak Iip
Lampiran 13 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Nanggung
Tahun Kejadian
1974 Mulai menanam Sengon, Afrika, Durian, Nangka, Jengkol Pak H.Yayah
1985 Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 11 tahun sebanyak 150 pohon dan 50
pohon dijual ke tengkulak luas lahan 0,3 hektar Pak H. Yayah 1990-an
Sudah banyak bermunculan sawmill Pak Ujud 1995
1. Mulai menanam Sengon, Afrika dan Durian Pak Soleh 2. Mulai menanam Sengon dan Afrika Pak Mahdi
2000 1. Mulai menanam Sengon dan Afrika Pak Ujud
2. Mulai ada sawmill Pak Soleh 3. Menebang pohon Sengon umur 5 tahun sebanyak 20 pohon dijual ke
tengkulakluas lahan 0,25 hektar Pak Mahdi 2003
Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 3 tahun sebanyak 20 pohon dan 15 pohon dijual ke sawmill luas lahan 0,6 hektarPak Ujud
2005 1. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 36 tahun sebanyak 30 pohon dan
20 pohon dijual ke tengkulak Pak H. Yayah 2. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 10 tahun sebanyak 100 pohon
dan 50 pohon dijual ke tengkulak Pak Soleh 3. Menebang pohon Sengon umur 10 tahun sebanyak 20 pohon dijual ke
tengkulak Pak Mahdi 2007
1. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 7 tahun sebanyak 30 pohon dan 70 pohon dijual ke sawmill Pak Ujud
2. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 12 tahun sebanyak 20 pohon dan 30 pohon dijual ke tengkulak Pak Soleh
2008 Mulai ada sawmill Pak H. Yayah
2009 1. Menebang pohon Sengon dan Afrika umur 9 tahun sebanyak 70 pohon dan
130 pohon dijual ke sawmill Pak Ujud 2. Menebang pohon Afrika umur 14 tahun sebanyak 10 pohon dijual ke
tengkulak Pak Soleh 2010
1. Menebang pohon Afrika umur 41 tahun sebanyak 40 pohon dijual ke tengkulak Pak H. Yayah
2. Menebang pohon Sengon umur 15 tahun sebanyak 20 pohon dijual ke
tengkulak Pak Mahdi 2011
Menebang pohon Sengon umur 11 tahun sebanyak 230 pohon dan 170 pohon dijual ke sawmill Pak Ujud
Lampiran 14 Perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat Kecamatan Tenjolaya
Tahun Kejadian
1965 Mulai menanam Sengon, Afrika, Mindi, Nangka, Durian, Rambutan, Kecapi, Pisang
Pak Tata 1978
Mulai menanan Sengon, Afrika, Melinjo, Petai, Rambutan Pak Dhuha 1980-an
Mulai menanam Sengon, Rambutan, Nangka, Petai, Jengkol Pak Endi 1995
Mulai menanam Sengon Pak Ace 1998
Menjual pohon Afrika umur 20 tahun sebanyak 2 pohon ke tengkulak pohonnya tumbang luas lahan 0,3 hektar Pak Dhuha
2000 Menebang pohon Sengon, Rambutan, Nangka umur 15 tahun sebanyak 10 pohon, 2
pohon, 3 pohon dijual ke tengkulak luas lahan 2 hektar Pak Endi 2003
Menebang pohon Sengon umur 35 tahun sebanyak 10 pohon dijual ke tengkulak Pak Dhuha
2005 1. Menebang pohon Sengon umur 8 tahun sebanyak 100 pohon dijual ke
sawmill luas lahan 0,5 hektar Pak Ace 2. Menebang pohon Sengon, Petai, Jengkol umur 20 tahun sebanyak 4 pohon,
3 pohon dan 2 pohon dijual ke tengkulak Pak Endi 2006
Menebang pohon Sengon, Rambutan, Kecapi, Petai, Mindi umur 41 tahun sebanyak 2 pohon, 5 pohon, 2 pohon, 4 pohon, 2 pohon
untuk dipakai sendiri luas lahan 2 hektar Pak Tata
2007 Menebang pohon Sengon umur 10 tahun sebanyak 100 pohon
dijual ke sawmill Pak Ace
2010 Menebang pohon Sengon, Rambutan, Kecapi umur 45 tahun sebanyak 4 pohon, 5
pohon, dan 1 pohon untuk dipakai sendiri Pak Tata
2011 1. Menebang pohon Sengon umur 43 tahun sebanyak 6 pohon dijual ke
tengkulak Pak Dhuha 2. Menebang pohon Sengon umur 7 tahun sebanyak 10 pohon, Nangka umur
10 tahun sebanyak 5 pohon, Rambutan umur 15 tahun sebanyak 3 pohon, Jengkol umur 15 tahun sebanyak 4 pohon dijual ke tengkulak Pak Endi
Lampiran 15 Hasil tebangan pohon cepat tumbuh tahun 1945-1966
No Tahun
Jenis tanaman Umur tahun
Jumlah pohon Luas Ha
Jarak tanam m×m Produksi m
3
1 1960 Kisabelah
10 30
1,1 3×3
12,44 Sengon
10 10
15,83 2
1966 Sengon 16
5 1,1
3×3 9,83
Afrika 16
3 1,08
Lampiran 16 Hasil tebangan pohon lambat tumbuh tahn 1945-1966
No Tahun
Jenis tanaman Umur
tahun Jumlah pohon
Luas Ha Jarak tanam m×m
Produksi m
3
1 1960 Puspa
10 10
1,1 3×3
0,82 2
1966 Puspa 16
5 1,1
3×3 1,20
57
Lampiran 17 Hasil tebangan pohon cepat tumbuh tahun1967-1998
No Tahun
Jenis tanaman Umur tahun
Jumlah pohon Luas Ha
Jarak tanam m×m Produksi m
3
1 1969 Kisabelah
19 30
1,1 3×3
13,76 Sengon
19 5
10,65 Tamesu
19 5
3,12 2
1975 Sengon 5
300 7
1,5×1 133,09
3 1980 Afrika
5 50
0,05 2×4
0,33 Sengon
10 100
7 1,5×1
158,26 Sengon
10 40
1 2,5×2,5
63,30 Afrika
10 10
0,91 4
1982 Sengon 5
650 1
2×3 288,36
5 1985 Sengon
11 150
0,3 2×3
253,64 Afrika
11 50
5,92 6
1988 Sengon 10
600 1
2×2 949,57
Afrika 10
200 18,25
Sengon 2
350 0,6
2×3 9,95
58
Lampiran 17 Hasil tebangan pohon cepat tumbuh tahun1967-1998 lanjutan
No Tahun
Jenis tanaman Umur tahun
Jumlah pohon Luas Ha
Jarak tanam m×m Produksi m
3
7 1990 Akasia
5 200
1 1×1,5
28,02 Sengon
3 30
1 4×3
2,65 Afrika
3 20
0,079 Sengon
10 40
1 2,5×2,5
63,30 Afrika
10 10
0,91 Sengon
4 30
0,2 2×2
6,35 Afrika
5 20
0,13 Sengon
8 15
2 3×3
18,21 Afrika
8 25
1,01 Sengon
5 25
0,05 2×4
11,09 Afrika
5 25
0,16 Sengon
4 60
0,05 2×3
12,71 Afrika
4 15
0,08 8
1992 Sengon 7
100 0,8
2×3 100,00
9 1994 Sengon
8 450
0,6 2×3
546,43 10
1995 Akasia 5
400 1
3×3 56,05
Sengon 5
40 7
1×1,5 17,75
11 1997 Akasia
7 600
1 3×3
144,24 12
1998 Afrika 20
2 0,3
2×2 1,32
Sengon 20
7 0,02
2×2 15,30
Sengon 10
300 1
2×2 474,78
Afrika 10
100 9,12
59
Lampiran 18 Hasil tebangan pohon lambat tumbuh tahun 1967-1998
No Tahun
Jenis tanaman Umur tahun
Jumlah pohon Luas Ha
Jarak tanam m×m Produksi m
3
1 1969 Puspa
19 10
1 3×3
3,22 2
1980 Nangka 34
5 0,75
2×2 9,05
Durian 34
3 2,68
Kecapi 34
2 3,62
3 1986 Puspa
16 60
0,3 2×3
14,45 4
1990 Puspa 8
10 2
3×3 0,38
5 1992 Puspa
7 300
0,8 2×3
7,44 Mahoni
7 100
5,45 6
1994 Jengkol 4
25 0,75
2×2 0,50
Petai 4
25 0,50
7 1995 Kecapi
10 30
1 1,5×1
5,24 Puspa
5 40
7 1,5×1
0,32 8
1998 Rambutan 20
5 0,02
2×2 3,50
Kemang 20
3 0,02
2,10
60
Lampiran 19 Hasil tebangan pohon cepat tumbuh tahun 1998-2012
No Tahun
Jenis tanaman Umur tahun
Jumlah pohon Luas Ha
Jarak tanam m×m Produksi m
3
1 1998 Afrika
20 2
0,3 2×2
1,32 Sengon
20 7
0,02 2×2
15,30 Sengon
10 300
1 2×2
474,78 Afrika
10 100
9,12 2
1999 Akasia 7
300 0,8
2×3 72,12
Sengon 5
25 0,5
2,5×2,5 11,09
Cengkeh 5
25 3,15
3 2000 Sengon
4 100
7,8 3×4
21,18 Sengon
4 60
0,05 2×3
12,71 Sengon
5 10
0,2 2×2
4,44 Sengon
10 90
1 4×4
142,43 Afrika
10 10
0,91 Sengon
5 15
0,5 2×2
6,65 Sengon
15 635
1 1,5×1
1212,85 Sengon
5 20
0,25 2×2
8,87 Sengon
15 10
2 4×4
19,10 4
2002 Sengon 7
110 7
1,5×1 110,00
Akasia 6
180 0,46
3×3 34,45
Sengon 6
70 52,41
61
Lampiran 19 Hasil tebangan pohon cepat tumbuh tahun 1998-2012 lanjutan
No Tahun
Jenis Tanaman Umur
tahun Jumlah pohon
Luas Ha Jarak tanam m×m
Produksi m
3
5 2003 Sengon
35 10
0,3 2×2
24,60 Sengon
3 20
0,6 2×2
1,77 Afrika
3 15
0,059 Sengon
8 700
0,6 2×3
850,00 Sengon
9 60
2 2×2
85,44 6
2004 Akasia 5
400 1
3×3 56,05
Sengon 8
100 7,8
3×4 121,43
Sengon 4
200 1,9
3×2 42,35
7 2005 Sengon
20 4
2 4×4
8,74 Sengon
8 100
0,5 5×5
121,43 Sengon
10 20
0,25 2×2
31,65 Sengon
10 100
2 2,5×2,5
158,26 Afrika
10 50
4,56 Sengon
36 30
0,3 2×3
73,80 Afrika
36 46
83,62 Sengon
4 150
15 2,5×2,5
31,76 Sengon
5 15
0,5 2×2
6,65 Afrika
6 4
0,01 3×3
0,09 Sengon
7 400
0,5 2×3
400,00 Sengon
3 30
3 2×2
2,65 Afrika
3 70
0,28
62
Lampiran 19 Hasil tebangan pohon cepat tumbuh tahun 1998-2012 lanjutan
No Tahun
Jenis Tanaman Umur tahun
Jumlah pohon Luas Ha
Jarak tanam m×m Produksi m
3
8 2006 Sengon
6 100
1,9 3×2
74,87 Afrika
8 5
0,15 2×3
0,20 Akasia
7 300
0,8 2×3
72,12 Sengon
41 2
2 3×3
4,92 9
2007 Sengon 10
100 0,5
5×5 158,26
Sengon 12
20 2
2,5×2,5 34,91
Afrika 12
30 4,53
Sengon 7
30 0,6
2×2 30,00
Afrika 7
70 1,81
Sengon 5
30 0,4
1×1,5 13,31
Sengon 6
20 0,5
2×2 14,97
Afrika 8
4 0,01
3×3 0,16
Sengon 6
30 2
2×2 22,46
Afrika 15
300 2
2×2 92,06
10 2008 Sengon
3 30
3 2×2
2,65 Afrika
3 70
3 2×2
0,28 Sengon
10 200
0,5 2×3
316,25 Sengon
7 150
2 3×3
150,00 Afrika
7 100
2,58 Sengon
12 50
3 2×2
87,27 Afrika
8 6
13 3×3
0,24 Afrika
8 3
0,12 Sengon
7 80
15 2,5×2,5
80,00 Akasia
3 200
0,46 3×3
9,96
63
Lampiran 19 Hasil tebangan pohon cepat tumbuh tahun 1998-2012 lanjutan
No Tahun
Jenis Tanaman Umur tahun
Jumlah pohon Luas Ha
Jarak tanam m×m Produksi m
3
11 2009 Afrika
14 10
2 2,5×2,5
2,41 Sengon
9 70
0,6 2×2
99,68 Afrika
9 130
7,88 Akasia
5 200
0,3 2×2,5
28,02 Akasia
4 100
0,46 2×2
9,06 Akasia
7 600
1 3×3
144,24 Sengon
3 15
0,054 2×3
1,33 Sengon
3 1000
3 2×2
88,37 Sengon
13 500
7,8 3×4
900,00 Sengon
2 100
1,9 3×2
2,84 Sengon
5 78
2 2×2
34,60 12
2010 Sengon 12
20 2
2×2 34,91
Sengon 5
30 3
2×2 13,31
Afrika 5
70 0,46
Sengon 3
300 1,9
3×2 26,51
Sengon 6
48 2
2×2 35,94
Sengon 3
200 1,3
4×4 17,67
Afrika 3
30 0,12
Akasia 3
30 1,49
Sengon 4
24 0,5
2,5×2,5 5,08
Afrika 12
3 0,15
2×3 0,45
Afrika 41
40 0,3
2×3 87,22
Sengon 15
20 0,25
2×2 38,20
Sengon 45
4 2
3×3 9,84
64
Lampiran 19 Hasil tebangan pohon cepat tumbuh tahun 1998-2012 lanjutan
No Tahun
Jenis Tanaman Umur tahun
Jumlah pohon Luas Ha
Jarak tanam m×m Produksi m
3
13 2011 Sengon
7 10
2 4×4
10,00 Sengon
43 6
0,3 2×2
14,76 Sengon
11 230
0,6 2×2
388,91 Afrika
11 170
20,11 Akasia
6 160
0,46 3×3
30,62 Akasia
3 1000
0,75 2×2
49,79 Sengon
5 5
1 2×2
2,22 Sengon
4 150
0,1 2,5×2,5
31,76 Sengon
8 320
15 2,5×2,5
388,57 Sengon
4 50
0,4 1×1,5
10,59 Afrika
4 30
0,20 Sengon
5 1000
3 2×2
443,64 Sengon
4 200
1 2×2
42,35 Sengon
7 2
0,01 2×3
2,00 Sengon
10 15
2 2×3
23,74 Afrika
10 10
0,91
65
Lampiran 19 Hasil tebangan pohon cepat tumbuh tahun 1998-2012 lanjutan
No Tahun
Jenis Tanaman Umur tahun
Jumlah pohon Luas Ha
Jarak tanam m×m Produksi m
3
14 2012 Sengon
14 50
2 2×2
92,75 Sengon
8 10
2 2×2
12,14 Afrika
7 10
0,26 Afrika
5 30
1 4×4
0,20 Sengon
5 10
4,44 Sengon
3 60
3 2×2
5,30 Afrika
10 500
2 4×4
45,61 Sengon
5 50
1 3×3
22,18 Afrika
5 50
0,33 Sengon
7 10
0,5 2×2
10,00 Sengon
7 2
0,5 2×2
2,00 Sengon
2 500
1 3×3
14,21 Akasia
4 300
0,3 2×3
27,17 Akasia
8 400
0,3 2×2,5
115,04
66
Lampiran 20 Hasil tebangan pohon lambat tumbuh tahun 1998-2012
No Tahun
Jenis Tanaman Umur tahun
Jumlah pohon Luas Ha
Jarak tanam m×m Produksi m
3
1 1998 Rambutan
20 5
0,02 2×2
3,50 Kemang
20 3
0,02 2×2
2,10 2
1999 Puspa 7
100 0,8
2×3 2,48
Mahoni 7
100 5,45
3 2000 Karet
4 300
7,8 3×4
3,54 Durian
40 35
1 4×4
40,95 Nangka
40 35
87,28 Mindi
5 3
0,5 2×2
0,04 Nangka
20 2
1,40 Kecapi
15 6
1 1×1,5
2,45 Rambutan
15 2
2 4×4
0,82 Nangka
15 3
1,22 4
2002 Mahoni 6
50 0,46
3×3 1,75
5 2004 Karet
8 200
7,8 3×4
7,67 6
2005 Petai 20
3 2
4×4 2,10
Jengkol 20
2 1,40
Mindi 5
7 0,5
2×2 0,08
Nangka 25
3 2,04
Karet 7
100 0,5
2×3 2,62
67
Lampiran 20 Hasil tebangan pohon lambat tumbuh tahun 1998-2012 lanjutan
No Tahun
Jenis Tanaman Umur tahun
Jumlah pohon Luas Ha
Jarak tanam m×m Produksi m
3
7 2006 Nangka
16 30
0,5 2×2
13,61 Petai
16 5
2,27 Rambutan
16 5
2,27 Rambutan
41 5
2 3×3
13,01 Kecapi
41 2
5,21 Petai
41 4
10,41 Mindi
41 2
2,43 8
2007 Kemang 17
5 0,5
2×2 2,52
Petai 17
3 1,51
Durian 21
2 0,79
Puspa 15
100 2
2×2 21,80
Mahoni 15
100 40,79
9 2008 Puspa
32 300
0,3 2×3
208,71 10
2009 Karet 13
5000 7,8
3×4 763,46
11 2010 Rambutan
45 5
2 3×3
15,50 Kecapi
45 1
3,10 12
2011 Nangka 10
5 2
4×4 0,87
Rambutan 15
3 1,22
Jengkol 15
4 1,63
Puspa 5
30 1
2×2 0,24
13 2012 Jengkol
5 50
1 3×3
1,00 Rambutan
5 2
0,5 2×2
0,04 Kecapi
5 2
0,04 Kemang
22 2
0,5 2×2
1,64
68
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengelolaan hutan rakyat diyakini sudah dilaksanakan sejak puluhan tahun lalu tetapi pada saat itu kurang mendapat perhatian oleh masyarakat. Pengelolaan
hutan rakyat pada saat itu masih sangat sederhana. Berdasarkan SK Menteri Kehutanan No. 46kpts-II1997, hutan rakyat adalah hutan yang dimiliki oleh
rakyat dengan luas minimal 0,25 ha dengan penutupan tajuk tanaman kayu- kayuan dan atau jenis lainnya lebih dari 50 dan pada tahun pertama dengan
tanaman sebanyak 500 tanaman tiap hektar. Pengembangan hutan rakyat sejalan dengan amanat GBHN bidang ekonomi sub bidang ekonomi kehutanan.
Didalamnya disebutkan pembangunan kehutanan diarahkan untuk memberikan manfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan tetap menjaga
kelestarian sumber daya alam dan fungsi lingkungan hidup. Selanjutnya disebutkan bahwa pengembangan produksi kayu dan non kayu diselenggarakan
dengan peningkatan pengusahan hutan rakyat Attar 2000. Hutan rakyat di wilayah Bogor Barat telah diusahakan sejak puluhan tahun
yang lalu. Namun pada saat itu, hutan rakyat kurang diminati oleh masyarakat karena belum adanya pasar dan kayu rakyat belum laku untuk dijual. Pada saat
ini, usaha hutan rakyat sudah marak dilakukan oleh masyarakat. Hal ini terlihat dengan makin banyak usaha hutan rakyat yang ada di wilayah Bogor Barat. Hasil
penelitian IPB 1976 dan UGM 1977 menunjukkan bahwa konsumsi kayu bakar di Pulau Jawa sebagian besar disediakan oleh hutan rakyat Darusman dan
Hardjanto 2006. Hutan rakyat tidak hanya menghasilkan keuntungan bagi pemilik hutan rakyat saja, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
Pengelolaan hutan rakyat di wilayah Bogor Barat masih sebatas lingkup pedesaan, sehingga kontribusinya tidak terlalu banyak hanya sebatas lingkup
pedesaan saja, dimana hasilnya masih sebatas untuk memenuhi kebutuhan sehari- hari. Luasan lahan yang dimiliki petani hutan rakyat di Bogor Barat tidak terlalu
besar. Menurut Hardjanto 2000 luasan lahan hutan rakyat di Pulau Jawa hanya sedikit yang memiliki luasan yang sesuai dengan kriteria hutan yakni minimal
0,25 hektar, tetapi pengelolaannya mampu dijadikan sumber pendapatan bagi masyarakat khususnya petani hutan rakyat.
Kayu merupakan salah satu komoditi yang dijadikan sumber pendapatan bagi petani hutan rakyat, tetapi karena kayu tidak dapat memberikan hasil yang
cepat maka komoditi ini hanya dijadikan pendapatan sampingan bahkan sebagai tabungan. Produksi kayu yang terjadi mengalami perubahan dan perkembangan
dari waktu ke waktu. Produksi kayu yang dihasilkan didapatkan dari hasil penebangan kayu yang dilakukan oleh petani hutan rakyat. Penebangan kayu ini
sudah terjadi sejak dulu, mulai dari periode sebelum tahun 1945 sampai sekarang. Pada masa sebelum tahun 1945 penebangan yang terjadi hanya untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari saja seperti untuk kayu bakar. Kegiatan penebangan juga sudah mulai terjadi pada tahun 1945 sampai 1966 tetapi hasil
penebangannya masih sedikit karena kayu yang ditebang hanya dipakai untuk kebutuhan tertentu saja seperti membangun rumah atau jembatan. Tahun 1967
sampai 1998 kegiatan penebangan kayu mulai banyak dilakukan oleh petani hutan rakyat untuk tujuan dijual. Hal ini juga terjadi pada tahun 1998 sampai 2012
kegiatan penebangan semakin banyak karena semakin banyak petani yang mengusahakan hutan rakyat. Selain itu harga kayu yang membaik menjadikan
alasan bagi petani hutan rakyat untuk menebang kayu dan dijual. Dengan adanya kondisi tersebut, maka diperlukan penelitian untuk mendalami perkembangan
produksi kayu petani hutan rakyat di wilayah Bogor Barat periode sebelum tahun 1945 sampai tahun 2012 sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perkembangan produksi kayu.
1.2 Perumusan Masalah
Pengelolaan hutan rakyat di wilayah Bogor Barat sudah mulai sejak lama, sampai saat ini perkembangannya semakin baik. Hal ini dapat dijadikan motivasi
bagi petani hutan rakyat untuk mengembangkan hutan rakyat karena hutan rakyat tidak hanya memberi manfaat ekologis tetapi juga manfaat ekonomis. Manfaat
secara ekologis, antara lain: perbaikan tata air, konservasi tanah, dan perbaikan mutu lingkungan. Sedangkan manfaat ekonomis dapat meningkatkan pendapatan
petani hutan rakyat.