Pengambilan sampel petani ini didasarkan pada petani yang memiliki lahan dan sudah pernah melakukan penebangan kayu, petani tersebut bisa
berkomunikasi dengan baik dan mempunyai daya ingat yang baik.
3.4 Ruang Lingkup
Dalam penelitian ini menggunakan dua ruang lingkup yakni, lingkup spasial dan lingkup temporal, yaitu sebagai berikut:
1. Lingkup spasial dalam penelitian ini adalah wilayah Bogor Barat yang terdiri dari 13 kecamatan yaitu, Kecamatan Parung Panjang, Tenjo, Cigudeg,
Sukajaya, Jasinga, Nanggung, Leuwisadeng, Rumpin, Tenjolaya, Leuwiliang, Pamijahan, Cibungbulang, dan Ciampea. Bogor Barat dipilih sebagai batasan
spasial karena wilayah ini mempunyai luasan hutan rakyat yang terbesar di Kabupaten Bogor dan banyak pelaku yang mengelola hutan rakyat dan
memproduksi kayu yang digunakan sebagai sumber pendapatan. 2. Lingkup temporal dalam penelitian ini adalah masa sebelum kemerdekaan
sampai tahun 2012. Dipilihnya masa sebelum kemerdekaan karena belum diketahuinya kapan mulai terjadi penebangan dan belum ada data yang pasti,
sedangkan tahun 2012 merupakan tahun terakhir data dapat diambil.
3.5 Metode Penelitian
Dalam penelitian metode yang digunakan adalah metode sejarah, yaitu sebagai berikut:
1. Heuristik Pengumpulan data Heuristik adalah proses mengumpulkan data dan sumber-sumber yang
berhubungan dengan obyek yang akan diteliti. Adapun pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan Bungin 2008. Penulis
melakukan observasi dengan mengamati kegiatan yang sesuai dengan data seperti mengamati kegiatan yang dilakukan para petani hutan rakyat setiap
harinya saat kunjungan dan memotret kondisi hutan rakyat di wilayah Bogor Barat.
b. Wawancara adalah cara yang digunakan seseorang yang bertujuan mengumpulkan keterangan tentang sesuatu yang terjadi dalam kehidupan
manusia Koentjaraningrat 2000. Pengumpulan data dilakukan dengan tanya jawab langsung kepada petani dengan menggunakan teknik wawancara
bertahap dengan jenis wawancara semistandar semistandardized interview. Wawancara bertahap adalah wawancara yang dilakukan secara bertahap
dengan sistem “datang dan pergi” dalam wawancara. Pewawancara tidak
terlibat dalam kehidupan sosial informan Bungin 2008. Sedangkan wawancara semistandar menurut Berg 2007 yang diacu dalam Setiajiati
2012 adalah pewawancara membuat garis besar pokok-pokok pembicaraan, tetapi dalam pelaksanaanya mengajukan pertanyaan bebas, tidak perlu
mengajukan pertanyaan secara berurutan, dan pemilihan kata-katanya tidak terlalu baku tetapi dimodifikasi berdasarkan situasi.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Untuk data kualitatif, pengambilan responden menggunakan teknik
snowball yaitu teknik penentuan responden berdasarkan informasi responden sebelumnya untuk mendapatkan responden berikutnya sampai data yang
dibutuhkan terkumpul Endraswara 2006. Pengambilan responden ini didasarkan pada petani yang memiliki lahan dan sudah pernah melakukan
penebangan kayu, serta dapat berkomunikasi dan mempunyai daya ingat yang baik. Data kuantitatif berupa data jumlah penebangan yang dilakukan petani
hutan rakyat yang selanjutnya dijadikan ke satuan volume m
3
. c. Studi pustaka bertujuan untuk mencari sumber yang diperlukan untuk dijadikan
acuan dalam penulisan, misalnya dokumen atau literatur. Bahan dokumen secara eksplisit berbeda dengan literatur tetapi perbedaan antara keduanya
hanya dapat dibedakan secara gradual. Literatur dalah bahan-bahan yang diterbitkan baik secara rutin atau berkala. Dokumen adalah informasi yang
disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pustaka untuk dijadikan acuan berupa buku, jurnal,
dokumen, skripsi, tesis, dan disertasi, adalah sebagai berikut: Buku yang digunakan adalah Mengembangkan Hutan Milik di Jawa karya
Sadikin Djajapertjunda 2003, Beberapa Ciri Pengusahaan Hutan Rakyat di
Jawa karya Hardjanto 2000 diacu dalam Hutan Rakyat di Jawa karya Didik Suharjito 2000 dengan penyunting Didik Suharjito 2000, Metode Penelitian
Kualitatif karya Burhan Bungin 2008, Mendambakan Kelestarian Sumber Daya Hutan Bagi Sebesar-besarnya Kemakmuran Rakyat karya Sambas
Wirakusumah 2003. Jurnal yang digunakan adalah Tinjauan Ekonomi Hutan Rakyat karya Dudung
Darusman dan Hardjanto 2006 dalam Prosiding Seminar Hasil Penelitian:4- 13. Pengembangan Hutan Rakyat di Indonesia karya Supriadi 2001 dalam
Makalah Seminar Bulanan PKHR. Potensi Pengembangan Hutan Rakyat dengan Jenis Tanaman Kayu Lokal dalam Jurnal Penelitian Hutan Tanaman
Vol.7 No.3:28-33. Skripsi Model Penduga Volume Pohon Sengon Tegakan Hutan Rakyat karya
Hadi Broto 2008. Kajian Pengelolaan Hutan Rakyat Pada Subsistem Produks Wilayah Cianjur Selatan karya Ahmad Rofiqul Umam 2010. Kontribusi
Pengelolaan Agroforestri terhadap Pendapatan Rumah Tangga Petani karya Raditya Machdi Rachman 2011.
Tesis Aspek Ekonomi Pengusahaan Hutan Rakyat Sengon di Kabupaten Sukabumi karya Herman Setyawan 2002. Peran Hutan Rakyat dalam
Perekonomian Wilayah di Kabupaten Sumedang karya Dadang Romansah 2007.
Disertasi Keragaan dan Pengembangan Usaha Kayu Rakyat di Pulau Jawa karya Hardjanto 2003.
2. Kritik Kritik yaitu menilai sumber yang telah diperoleh untuk menilai
kebenarannya. Kritik terbagi menjadi dua yaitu kritik internal dan kritik eksternal. Kritik internal adalah penilaian keakuratan dan keauntetikan terhadap sumber data
itu sendiri. Sedangkan kritik eksternal menyangkut keaslian atau keauntetikan bahan yang digunakan dalam pembuatan sumber sejarah. Dalam penelitian ini
menggunakan kritik internal yaitu dengan cara membandingkan hasil wawancara dengan sumber yang didapatkan.
3. Interpretasi Penafsiran Interpretasi adalah menafsirkan data dengan objek yang sedang diteliti dan
merangkainya menjadi suatu peristiwa yang bermakna. Dalam interpretasi terdapat dua proses, yaitu:
a. Seleksi fakta merupakan kegiatan mengambil fakta yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini fakta yang diambil adalah fakta yang berkaitan
dengan perkembangan produksi kayu yang dilakukan oleh petani hutan rakyat dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan produksi yang terjadi.
b. Periodisasi yaitu penyusunan fakta sesuai dengan urutan waktu yang terjadi. Dalam penelitian ini periodisasi yang digunakan mengikuti periodisasi politik,
yakni Sebelum Tahun 1945, periode Orde Lama 1945-1966, periode Orde Baru 1967-1998, dan periode Reformasi 1998-2012.
4. Historiografi Penulisan sejarah Historiografi adalah menyusun data-data yang telah didapatkan secara
kronologis sehingga menjadi suatu kisah yang selaras. Dalam historiografi ini dibagi menjadi bab karakteristik dan hasil wawancara perkembangan produksi
kayu yang dilakukan oleh responden pada masing-masing kecamatan dan bab analisis perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat di wilayah Bogor Barat.
Pada analisis perkembangan produksi kayu petani hutan rakyat dikelompokkan berdasarkan periodisasi.
3.6 Analisis dan Pengolahan Data