Mekanisme Pelarutan Fosfat TINJAUAN PUSTAKA

kelarutan dari kandungan anorganik fosfat, b mineralisasi kandungan organik dengan pelepasan fosfat anoragnik, c mengubah fosfat anorganik, menyediakan anion ke dalam komponen sel, sebuah proses immobilisasi analog yang terjadi dengan nitrogen, d berperan pada oksidasi dan reduksi dari kandungan fosfat anorganik, khususnya dalam proses immobilisasi. Indikasi dari kegunaan mikroorganisme pelarut fosfat bisa dicapai dengan membandingkan pertumbuhan dan komposisi kimia dari pertumbuhan tanaman dengan kehadiran atau tidak hadirnya mikroorganisme. Sebagai contoh, ketika barley dibenihkan ke dalam sampel tanah steril dan nonsteril, dengan ukuran yang rendah dari ketersediaan fosfat, hasil dan kandungan fosfat ialah kekurangan di tanah nonsteril. Penurunan pertumbuhan oleh mikroflora di tanah alamiah tidak kelihatan jika fosfat yang disediakan tinggi Benians G.J. dan D.A. Barber 1974 dalam Alexander 1977. Bahan organik tanah mengandun P, yang mana mineralisasi dari bahan organik tanah melepaskan fosfat ke dalam larutan tanah. Fosfat yang dilepaskan dengan cara ini melibatkan keseimbangan ion fosfat yang dilepas dan ion fosfat yang diserap. Penguraian bahan organik oleh mikroba berhubungan dengan peningkatan produksi CO 2 yang mana memungkinkan peningkatan larutan fosfat tanah Mengel dan kirkby 1982

2.12. Mekanisme Pelarutan Fosfat

Pelarutan fosfat oleh Pseudomonas didahului dengan sekresi asam-asam organik, diantaranya asam sitrat, asam glutamate, suksinat, laktat, oksalat, glioksilat, malat, dan fumarat. Hasil sekresi tersebut akan berfungsi sebagai katalisator, pengkhelat dan memungkinkan asam-asam organik tersebut membentuk senyawa komplek dengan kation Ca 2+ , Mg 2+, Fe 2+ , dan Al 3+ sehingga terjadi pelarutan fosfat menjadi bentuk tersedia yang dapat diserap oleh tanaman Rao 1982 dalam Wulandari 2001. Lestari 1994 menyatakan proses utama terhadap pelarutan senyawa fosfat sukar larut adalah produksi asam organik oleh mikroorganisme dan sebagian asam anorganik yang dapat berinteraksi dengan senyawa P sukar larut serta melarutkan fosfor dari komplek Al-P, Fe-P, Mn-P dan Ca-P. seperti yang diungkapkan oleh Basyaruddin 1982 dalam suatu reaksi sederhana sebagai berikut : OH OH Al H 2 O OH + OH - Al H 2 O OH+ H 2 PO 4- H 2 PO 4 OH Fase Padat Larutan Padat Larutan OH OH Fe H 2 O OH + OH - Fe H 2 O OH + H 2 PO 4- H 2 PO 4 OH Fase Padat Larutan Padat Larutan Gambar 2 Reaksi sederhana pelarutan P sukar larut dari komplek Al-P dan Fe-P Asam organik seperti asam sitrat dan asam sulfat berperan dalam meningkatkan kelarutan fosfat dalam batuan fosfat Alexander 1977 dalam Lestari 1994, ditegaskan oleh Leiwakabessy 1989 dalam Lestari 1994 dalam mekanisme berikut: HNO 3 , H 2 SO 4 Asam Organik P anorganik P Larut P tidak larut Gambar 3 Mekanisme pelarutan fosfat oleh asam organik Pelepasan H 2 PO 4 - menyebabkan jumlah fosfat dalam larutan tanah akan bertambah. Mengel dan Kirkby 1982 menyatakan proses akhir dimana fosfat organik diubah menjadi tersedia dengan pemecahan fosfat anorganik dengan sejumlah reaksi fosfat. Enzim fosfat dihasilkan oleh akar tanaman tingkat tinggi oleh sejumlah mikroorganisme Aspergillus, Penicillium, Mucor, Rhizopus, Bacillus, Pseudomonas . Walaupun pelarutan fosfat umumnya memerlukan produksi asam, mekanisme yang lain dapat diperhitungkan untuk mobilisasi fosfat besi, di tanah banjir, besi dalam fosfat besi yang tidak larut dapat direduksi, sebuah proses yang menunjukkan ke pembentukkan larutan besi dengan dengan pelepasan yang bersamaan dari fosfat ke dalam larutan Patrick et al 1973 dalam Alexander 1977. Fosfat dapat juga dibuat lebih tersedia untuk diambil tanaman dengan memastikan bakteri yang membebaskan hydrogen sulfida, sebagai produk yang bereaksi dengan fosfat besi untuk menghasilkan besi sulfida pembebasan fosfat Sperber 1957 dalam Alexander 1977. Penambahan asam nukleat murni ke dalam tanah dengan cepat mengalami defosforilasi. Sejumlah besar berbagai heterotrof dapat berkembang pada media yang mengandung nukleotida sebagai sumber tunggal dari karbon, nitrogen, dan fosfor. Mineralisasi dipengaruhi oleh pH, dan tingkat penurunan dari akibat kemasaman meningkat. Proses tranformasi dari suatu inisial depolimerisasi dari RNA oleh ribonuklease dan DNA oleh deoksiribonuklease dan pemecah fosfat berasal dari produk yang dibangun oleh depolimer enzim-enzim. Fosfor dalam sel mikroba, sebagian besar terdapat dalam bentuk RNA dan DNA, dibebaskan dengan cepat oleh beberapa organisme walaupun itu dibebaskan dengan lambat oleh organisme lainnya Mills Alexander 1974 dalam Alexander 1977.

2.13. Hasil-Hasil Penelitian Penggunaan Bakteri dan Fungi Pelarut Fosfat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Dua Kombinasi Pupuk dan Perlakuan Pembuangan Pucuk Terhadap Pertumbuhan Tanaman Krisan (Chrysanthemum morifolium sp)

0 15 69

PENGARUH IMBANGAN PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK N, P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI TANAH REGOSOL

0 2 11

PENGARUH IMBANGAN PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK N, P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI TANAH REGOSOL

3 20 92

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 7 63

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 2 10

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 3

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 8

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 16