P Anorganik Tanah Pemupukan Fosfat dan Permasalahannya

organik dan jumlahnya sekitar seperempat dari total fosfor di tanah Tisdale et al. 1985. Asam nukleat . Dua perbedaan bentuk dari asam nukleat, asam ribonukleat dan asam deoksiribonukleat, terdapat dalam semua bentuk kehidupan. Masing- masing terdiri dari unit rantai gula, baik ribose maupu deoksiribosa bergabung dengan jembatan ester fosfat. Sebuah basa nitrogen baik yang berasal dari purin maupun pirimidin diberikan ke masing-masing molekul gula. Nukleosida adalah unit-unit yang hanya mengandung satu molekul gula yang berikatan dengan satu molekul dari basa nitrogen. Fosfat berasal dari nuklosida yang disebut nukleotida Tisdale et al. 1985. Asam nukleat dimungkinkan dilepaskan ke dalam tanah lebih banyak dan cepat daripada fosfat inositol dan mengalami kerusakan lebih cepat. Karena tidak mungkin untuk mengisolasi asam nukleat murni dari tanah, Pengukurannya biasanya berdasarkan pada sejumlah nukleotida dari turunan purin atau pirimidin yang dibebaskan oleh hidrolisis dari fraksi bahan organik tanah. Tisdale et al. 1985.

2.5. P Anorganik Tanah

Fosfat terlarut dari material pupuk, dalam air limbah, dan sumber tanah setempat serta bereaksi dengan unsur tanah menghasilkan bentuk yang sukar larut. Fosfat kemudian hilang dari fase larutan akibat ditahan atau diikat oleh koloid tanah. Pemahaman dari perubahan tersebut adalah penting dalam manajemen pupuk fosfat dan untuk tujuan lain seperti pemilharaan lahan dari limbah cair. Sejumlah mekanisme ditujukan untuk menjelaskan retensi fosfat. Mekanisme tersebut termasuk reaksi pengendapan-pelarutan, reaksi penyerapan-pelepasan, dan reaksi mineralisasi–immobilisasi. Reaksi pelarutan-presipitasi rendah terdapat dalam tanah yang dipengaruhi oleh penamabahan pupuk fosfat dipelajari lebih ekstensif Tisdale et al. 1985. Di bawah kondisi lapang dimana pupuk fosfat diaplikasikan ke tanah dalam bentuk granul atau droplet dalam kosentrasi tinggi dan berdekatan dengan tanah yang berhubungan larutan tanah yang mengandung kosentrasi yang tinggi dari fosfat dan yang mengelilingi kation. Reaksi retensi fosfat dimulai di lingkungan seperti ini, yang mana sering memperkenankan presipitasi in situ dari bahan fosfat Tisdale et al. 1985. Bentuk fosfat sukar larut bila bergabung dengan Fe 3+ , and Al 3+ pada pH rendah, lebih larut bila bergabung dengan Ca 2+ dan Mg 2+ pada nilai pH mendekati netral, dan sukar larut bila bergabung dengan Ca 2+ pada nilai pH yang lebih tinggi ada wilayah yang lebar dalam pelarutan berbagai macam bahan fosfat ini dan ketersediaan mereka untuk tanaman biasanya paling besar dengan pH pada skala 6-7 untuk sebagian besar tanah pertanian Tisdale et al. 1985.

2.6. Pemupukan Fosfat dan Permasalahannya

Untuk meningkatkan produksi pangan pada tanah-tanah masam seperti ultisol diperlukan penambahan P-anorganik seperti fosfat alam dan bahan organik, baik pupuk kandang maupun sisa-sisa tanaman. Pupuk fosfat seperti fosfat alam bukan hanya merupakan sumber P, tapi juga Ca, disamping itu mengandung hara esensial seperti Mg, S, Fe, Cu dan Zn Dev 1996 dalam Noor 2003. Pupuk fosfat alam yang digunakan secara langsung umumnya memiliki kelarutan yang rendah dibandingkan dengan pupuk kimia, sehingga diperlukan suatu usaha yang dapat meningkatkan kelarutannya seperti penggunaan mikroorganisme dan bahan organik Noor 2003. Daya larut fosfat dalam karier fosfat yang berbeda adalah berubah-ubah. Daya larut air dari pupuk fosfat tidak selalu menjadi kriteria yang terbaik dari ketersediaaan elemen ini untuk tanaman. Kemungkinan pengukuran yang paling tepat untuk ketersediaan bagi tanaman dari elemen nutrisi adalah memperluas penyerapan oleh tanaman di bawah kondisi yang sesuai untuk tumbuh. Penentuannya tidak mudah, yakni kapan ketersediaan dari unsur pupuk harus di tentukan dengan cepat pada sejumlah besar sampel, sebagaimana dalam pengendalian pemupukan untuk tanaman Tisdale et a.l 1985. Keefektivan pupuk fosfat ditentukan oleh sifat dari garam fosfat dan kesuburan tanah serta reaksi dimana terdapat pupuk fosfat dengan berbagai macam unsur tanah. Pelarutan granul dari pupuk fosfat terlarut air sangat cepat, bahkan di bawah kondisi kadar air tanah rendah. Kecukupan air untuk mengawali pelarutan, mengubah granul dengan kapilaritas atau transport uap air. Larutan yang mendekati jenuh dari bahan pupuk fosfat berada di sekitar pupuk berbentuk granul dan droplet. Tisdale et al. 1985.

2.7. Efektivitas Pemupukan Fosfat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Dua Kombinasi Pupuk dan Perlakuan Pembuangan Pucuk Terhadap Pertumbuhan Tanaman Krisan (Chrysanthemum morifolium sp)

0 15 69

PENGARUH IMBANGAN PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK N, P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI TANAH REGOSOL

0 2 11

PENGARUH IMBANGAN PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK N, P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI TANAH REGOSOL

3 20 92

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 7 63

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 2 10

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 3

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 8

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 16