III. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
dan Rumah Plastik “Pondok Adi Nursery”, Desa Cimacan, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, dari November 2011 hingga Agustus
2012.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang digunakan meliputi sampel tanah sebagai sumber isolat yang berlokasi di daerah sekitar pembuangan sampah sementara Dramaga,
media Pikovskaya, media Nutrient Agar NA, Media Potatos Dektrose Agar PDA, larutan Fisiologis, larutan PB, larutan PC, bibit tanaman krisan varietas
Reagent, pupuk kandang, urea 46 N, SP -36 36 P
2
O
5
, dan KCl 60 K
2
O. Alat-alat yang digunakan adalah gelas piala, Erlenmeyer, tabung reaksi,
gelas ukur, coreborer, soil sampler, pinset, pembakar Bunsen, neraca digital gram autoklaf, inkubator, kertas saring, cawan petri, alat pengocok shaker, UV
Spektrofotometer , laminair flow air cabinet, pH meter, dan peralatan pengambilan
contoh tanah.
3.3. Metode Penelitian
3.3.1. Pengambilan Contoh Tanah
Tanah yang berada di lokasi sekitar pembuangan sampah Dramaga diambil dari lokasinya. Sampel tanah ini akan digunakan sebagai bahan untuk
memperoleh isolat mikroorganisme pelarut fosfat. Pengambilan tanah diambil pada satu titik dengan luasa 1 m
2
. Tanah diambil pada kedalaman ± 20 cm dari permukaan tanah secara komposit.
3.3.2. Persiapan Lahan
Lahan tanam bunga krisan yang terdapat di “ Pondok Adi Nursery” terdiri atas bedengan-bedengan dalam satu rumah plastik. Jumlah bedengan yang
terdapat dalam satu rumah plastik yakni enam sampai delapan bedengan. Setiap bedengan berukuran 20 m x 1.5 m. Jumlah bedengan yang dibutuhkan dalam
penelitian ini yakni 3 bedengan. Dua bedengan pertama yang berada dari pinggir area rumah plastik, masing-masing dibuat dua petakan, dimana setiap petakan
terdiri atas 6 plot yang menunjukkan jumlah perlakuan dalam penelitian. Sedangkan pada bedengan ketiga dari area rumah plastik, hanya dibuat satu
petakan, sehingga jumlah keseluruhan petakan yakni 5 petakan yang menunjukkan jumlah repetisi ulangan dalam penelitian. Setiap plot dalam
petakan memiliki ukuran 1 m x 1 m, sehingga ukuran luas setiap plot yang berada disetiap petakan adalah 1 m
2
. Jarak antara plot yang satu dengan plot yang lain adalah 45 cm. Pada setiap sisi plot ditutupi dengan plastik untuk mencegah
longsor pada plot dan mencegah terjadinya kontaminasi antar plot. Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari sisa-sisa rumput yang terdapat
di permukaan lahan. Selanjutnya dilakukan pengemburan tanah dengan menggunakan cangkul.
3.3.3. Pemupukan
Pemupukan terdiri atas 2 kali pemupukan yakni pemberian pupuk dasar dan pupuk susulan. Pupuk dasar diberikan pada saat satu hari sebelum masa
tanam bunga krisan. Sedangkan pupuk susulan diberikan setelah masa tanam bunga krisan. Pupuk susulan diberikan sebanyak 3 kali yakni pada 8 MST, 10
MST dan 12 MST. Pupuk dasar meliputi pupuk N, P dan K. Namun, dalam hal ini pupuk P diberikan sesuai dengan perlakuan yang dilakukan dalam penelitian ini.
Sedangkan pupuk N dan K diberikan dengan dosis yang sama pada semua perlakuan. Jumlah pupuk hayati yang diberikan pada penelitian ini adalah 50
mlm
2
, sedangkan jumlah pupuk P yang diberikan adalah 60.10 gm2 untuk dosi penuh dan 30.05 gm2 untuk 12 dosis. Jumlah bakteri pelarut fosfat pada pupuk
hayati adalah 1.5 x 10
7
cfuml sedangkan jumlah fungi pelarut fosfat pada pupuk hayati adalah 5.0 x 10
7
cfuml. Pupuk hayati diberikan dengan cara melakukan penyemprotan pada lahan tanam yang memperoleh perlakuan pupuk hayati
menggunakan sprayer lampiran . Pupuk hayati diberikan secara merata pada lahan tanam.
Pupuk majemuk NPK, diberikan dengan cara menebarkan pupuk tersebut tepat di atas lahan tanam, supaya merata homogen
3.3.4. Isolasi Fungi dan Bakteri