Potensi Bakteri dan Fungi Melarutkan Fosfat

2.11. Potensi Bakteri dan Fungi Melarutkan Fosfat

Beberapa bakteri tanah seperti bakteri pelarut fosfat mempunyai kemampuan untuk melarutkan P organik menjadi bentuk fosfat terlarut yang tersedia bagi tanaman. Efek pelarutan biasanya disebabkan oleh adanya produksi asam organik seperti asam asetat, asam format, asam laktat, asam oksalat, asam malat, dan asam sitrat yang dihasilkan oleh mikroba tersebut. Mikroba tersebut juga memproduksi asam amino, vitamin, dan growth promoting substance seperti IAA dan asam giberellin yang dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman Richardson 2001, Gyaneshwar et al. 2002; Ponmugaran 2006 dalam Suliasih 2007. Diantara populasi bakteri tanah, bakteri pelarut fosfat merupakan pelarut yang berpotensi melarutkan fosfat antara 1 hingga 50 , sedangkan fungi pelarut fosfat hanya menunjukkan 0.1-0.5 potensi pelarutan Chen et al. 2006 dalam Panhwar et al. 2011. Interaksi mikroorganisme tanah dalam tanaman di daerah perakaran bisa jadi sangat menguntungkan, netral, bervariasi atau mengganggu pertumbuhan tanaman. Keuntungan yang diperoleh dari aktivitas mikroorganisme ini termasuk produksi atau perubahan dalam kosentrasi hormon tanaman seperti IAA, Asam giberelin, sitokinin, etilen; fiksasi nitrogen, tekanan pertumbuhan dari organisme pengganggu dengan produksi siderofor, chitinase, antibiotik, dan pelarutan fosfat dan unsur lainnya Bhadbhade et al. 2002 dalam Kukreja et al. 2010. Pupuk biologis bakteri pelarut fosfat dinilai sebagai penyokong tanaman yang baik untuk mensuplai fosfor ke kadar yang sesuai. Pupuk ini diproduksi berdasarkan seleksi mikroorganisme tanah yang menguntungkan yang mana mempunyai efisiensi tinggi untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman dengan menyediakan makanan dalam bentuk yang dapat diserap. Aplikasi dari inokulan yang disediakan oleh mikroorganisme ini meningkat, banyak mikroorganisme yang aktif dan efektif untuk daerah aktivitas akar, yang mana meningkatkan kemampuan tanaman untuk mengambil unsur hara dalam jumlah yang lebih banyak Mehrvarz et al. 2008. Alexander 1977 menyatakan mikroorganisme berperan pada sejumlah transformasi dari unsur fosfat. Peranan tersebut diantaranya a mengubah kelarutan dari kandungan anorganik fosfat, b mineralisasi kandungan organik dengan pelepasan fosfat anoragnik, c mengubah fosfat anorganik, menyediakan anion ke dalam komponen sel, sebuah proses immobilisasi analog yang terjadi dengan nitrogen, d berperan pada oksidasi dan reduksi dari kandungan fosfat anorganik, khususnya dalam proses immobilisasi. Indikasi dari kegunaan mikroorganisme pelarut fosfat bisa dicapai dengan membandingkan pertumbuhan dan komposisi kimia dari pertumbuhan tanaman dengan kehadiran atau tidak hadirnya mikroorganisme. Sebagai contoh, ketika barley dibenihkan ke dalam sampel tanah steril dan nonsteril, dengan ukuran yang rendah dari ketersediaan fosfat, hasil dan kandungan fosfat ialah kekurangan di tanah nonsteril. Penurunan pertumbuhan oleh mikroflora di tanah alamiah tidak kelihatan jika fosfat yang disediakan tinggi Benians G.J. dan D.A. Barber 1974 dalam Alexander 1977. Bahan organik tanah mengandun P, yang mana mineralisasi dari bahan organik tanah melepaskan fosfat ke dalam larutan tanah. Fosfat yang dilepaskan dengan cara ini melibatkan keseimbangan ion fosfat yang dilepas dan ion fosfat yang diserap. Penguraian bahan organik oleh mikroba berhubungan dengan peningkatan produksi CO 2 yang mana memungkinkan peningkatan larutan fosfat tanah Mengel dan kirkby 1982

2.12. Mekanisme Pelarutan Fosfat

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Dua Kombinasi Pupuk dan Perlakuan Pembuangan Pucuk Terhadap Pertumbuhan Tanaman Krisan (Chrysanthemum morifolium sp)

0 15 69

PENGARUH IMBANGAN PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK N, P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI TANAH REGOSOL

0 2 11

PENGARUH IMBANGAN PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK N, P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI TANAH REGOSOL

3 20 92

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 7 63

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 2 10

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 3

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 8

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 16