Isolasi Fungi dan Bakteri Penanaman dan Perawatan Krisan Rancangan Percobaan

Pupuk majemuk NPK, diberikan dengan cara menebarkan pupuk tersebut tepat di atas lahan tanam, supaya merata homogen

3.3.4. Isolasi Fungi dan Bakteri

Tanah yang berasal dari lokasi sekitar pembuangan sampah pada kedalaman 20 cm, diambil ekstraknya untuk mendapatkan isolat fungi dan bakteri. Sepuluh gram tanah dilarutkan dengan 90 ml larutan fisiologis. Kemudian dikocok dengan alat pengocok shaker selama 20 menit. Larutan tersebut kemudian diencerkan sampai diperoleh kepekatan 10 -6 untuk fungi dan 10 -7 untuk bakteri. Suspensi dari pengenceran untuk fungi yakni 10 -4 , 10 -5 , dan 10 -6 diambil 1 ml dan dituang ke cawan petri lalu ditambahkan medium pikovskaya steril. Sedangkan untuk bakteri suspensi dari pengenceran 10 -4 , 10 -5 , 10 -6 dan 10 -7 , diambil 1 ml dan dituangkan ke cawan petri dan ditambahkan medium pikovskaya cair. Kemudian diinkubasi selama 48 jam pada suhu ruang. Koloni bakteri dan fungi yang menunjukkan zona jernih di sekelilingnya diseleksi, kemudian dipindahkan pada cawan agar pikovskaya yang baru dan dinkubasi kembali. Untuk memperoleh fungi yang benar-benar berzona jernih maka secara terus-menerus dilakukan seleksi dengan memindahkan koloni bakteri dan fungi yang tumbuh pada cawan sebelumnya ke cawan agar yang baru. Hasil pemindahan terakhir dipindahkan pada agar miring dan disimpan di lemari pendingin.

3.3.5. Pengujian Kemampuan Bakteri dan Fungi Pelarut Fosfat

3.3.5.1. Uji Kuantitatif

Isolat fungi yang diperoleh diuji kemampuannya dalam melarutkan P. Diambil 2 isolat bakteri dan 2 isolat fungi yang memiliki tingkat kemampuan yang tinggi dalam melarutkan P. Isolat-isolat bakteri dan fungi pada agar miring, dipindahkan dan ditumbuhkan pada cawan petri yang berisi pikovskaya padat. Setelah diinkubasi selama 48 jam, dipindahkan ke pikovskaya cair dengan sumber trikalsium fosfat Ca 3 PO 4 2 . Kemudian diinkubasi selama 7 hari. Setelah masa inkubasi berakhir, ditetapkan P-larut dengan UV spektrofotometer dengan panjang gelombang 660 nm. Hasil dari pengujian ini dipilih 2 isolat fungi dan 2 isolat bakteri yang baik dan siap dicobakan ke tanaman.

3.3.5.2. Uji Kualitatif

Selanjutnya dilakukan penentuan Indeks Pelarutan IP dan kecepatan tumbuh dari setiap bakteri dan fungi yang telah terseleksi. yaitu dengan menumbuhkan satu bulatan untuk masing-masing bakteri dan fungi dengan diameter tertentu pada mediua pikovskaya padat. Penentuan Indeks Pelarutan IP dan kecepatan tumbuh dilakukan terhadap 6 bakteri dan 6 fungi pelarut fosfat yang berhasil diisolasi. Indeks Pelarutan IP ditentukan dengan cara membagi diameter keseluruhan dengan diameter koloni untuk masing-masing bakteri dan fungi pelarut fosfat. Penghitungan diameter dan zona jernih terhadap bakteri dan miselium fungi ini dilakukan tiap hari yang berlangsung selama 5 hari untuk bakteri dan 4 hari untuk fungi.

3.3.5.3. Penghitungan Total Mikroorganisme Pelarut Fosfat

Sebanyak 2.5 ml untuk masing-masing biakan bakteri dan fungi yang berada pada media cair pikovskaya setelah inkubasi 4 hari dimasukkan ke dalam larutan 5 molase steril yang memiliki volume 90 ml untuk selanjutnya di inkubasi ± 3 hari. Kemudian dipipet 1 ml dan dimasukkan ke dalam 9 ml larutan fisiologis secara aseptik dalam serangkaian seri pengenceran sampai 10 -8 . Kemudian dilakukan penghitungan CFU Colony forming Unit. Suspensi dari pengenceran 10 -4 , 10 -5 , 10 -6 dan 10 -8 dituangkan pada cawan petri yang berisi media Nutrient Agar NA untuk pengujian CFU bakteri dan suspensi dari pengnecran 10 -4 , 10 -5 , 10 -6 dan 10 -8 dipipet 1 ml dan dituangkan ke cawan petri yang berisi media Potatos Dektrose Agar PDA untuk penghitungan CFU fungi. Selanjutnya diinkubasi selama ± 48 jam. Penghitungan total mikroorganisme pada pupuk hayati ini dilakukan untuk mengetahui jumlah populasi mikroorganisme pelarut fosfat yang terdapat pada pupuk hayati sebelum diaplikasikan ke lahan tanam.

3.3.5.4. Uji Antagonis

Isolat-isolat yang telah terpilih yang akan diinokulasikan pada carrier molases dilakukan uji antagonis. Uji antagonis ini dilakuakan untuk mengetahui karakteristik mikroorganisme pelarut fosfat terhadap satu sama lain. Uji ini dilakukan dengan cara menumbuhkan dua isolat bakteri dan dua isolat fungi serta kombinasi antara isolat bakteri dan fungi masing-masing pada satu media Pikovskaya. Selanjutnya dinkubasi selama ± 48 jam. Ilustrasi dan sususnan uji ini dilampirkan pada lampiran.

3.3.6. Penanaman dan Perawatan Krisan

Penanaman bunga krisan dilakukan di rumah plastik. Bibit bunga krisan diperoleh dari agen yang menjual bibit bunga krisan. Bunga krisan ditanam di atas bedengan ukuran 1x1 m untuk setiap plot perlakuan. Jarak tanam bunga krisan adalah 12.5x12.5 cm. perawatan meliputi penyiraman bunga krisan, pemberian cahaya lampu pada malam hari, pengendalian hama, dan pembuangan gulma pada lahan tanam krisan, pembuangan daun yang berada pada bagian bawah 13 tinggi tanaman dan pembuangan pucuk apikal.

3.3.7. Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok faktor tunggal pemupukan dengan 6 taraf perlakuan yakni 0 ml pupuk hayati + 0 P, 0 ml pupuk hayati + 50 P, 0 ml pupuk hayati + 100 P, 50 ml pupuk hayati + 0 P, 50 ml pupuk hayati + 50 P, dan 50 ml pupuk hayati + 100 P. Persentase 0, 50, 100 pupuk P yang di berikan berdasarkan pada dosis rekomendasi perkebunan krisan “Pondok Adi Nursery”, yakni dosis 100 setara dengan 60.10 gm 2 , 50 P setara dengan 30.05 gm 2 , dan 0 P setara dengan 0 gm 2 . Masing-masing perlakuan dilakukan sebanyak lima ulangan. Setiap ulangan berupa satu petak tanam seluas 1 m 2 dengan jumnlah tanaman 80-90 tanaman. Dengan demikian terdapat 30 petak perlakuan dengan total kesekluruhan jumlah tanaman 2400-2700 tanaman. Petak perlakuan ditunjukkan oleh gambar Gambar 4 Petak perlakuan 5 1 m 1 m 4 1 2 3 Keterangan : P0D0 : 0 ml pupuk hayati + 0 P P0D1 : 0 ml pupuk hayati + 50 P P0D2 : 0 ml pupuk hayati + 100 P P1D0 : 50 ml pupuk hayati + 0 P P1D1 : 50 ml pupuk hayati + 50 P P1D2 : 50 ml pupuk hayati + 100 P : Ulangan 1 - 5 1 - 5

3.3.8. Parameter Pengamatan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Dua Kombinasi Pupuk dan Perlakuan Pembuangan Pucuk Terhadap Pertumbuhan Tanaman Krisan (Chrysanthemum morifolium sp)

0 15 69

PENGARUH IMBANGAN PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK N, P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI TANAH REGOSOL

0 2 11

PENGARUH IMBANGAN PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK N, P DAN K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI MERAH (Capsicum annum L.) DI TANAH REGOSOL

3 20 92

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 7 63

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 2 10

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 3

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 8

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 2

Aplikasi Pupuk SP-36 dan Pupuk Kandang Sapi terhadap Ketersediaan dan Serapan Fosfor serta Pertumbuhan Tanaman Jagung pada Tanah Inceptisol Kwala Bekala

0 0 16