Pengukuran Profil Gelatinisasi Pati AACC 1983

Tabel 6 Pengaruh jenis pati dan suhu permukaan drum dryer terhadap OHC pati Suhu permukaan drum C OHC gg berat basah iii OHC pada rata- rata suhu permukaan drum ii Pati Ketan Pati IR 42 Kontrol 1.3244 ± 0.0253a 1.3890 ± 0.0559a 1.3567 ± 0.0525b 63.75 ± 0.21 1.0888 ± 0.0987a 1.0581 ± 0.0983a 1.0735 ± 0.0897a 74.65 ± 2.19 1.0910 ± 0.1082a 1.0297 ± 0.0422a 1.0603 ± 0.0808a 82.35 ± 1.34 1.1557 ± 0.0253a 1.0154 ± 0.0439a 1.0856 ± 0.0832a 94.10 ± 0.14 1.1690 ± 0.0165a 1.1032 ± 0.0642a 1.1361 ± 0.0553a OHC pada rata-rata jenis pati i 1.1658 ± 0.1057a 1.1191 ± 0.1530a i Huruf yang sama pada baris rata-rata jenis pati menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap OHC; ii Huruf yang berbeda pada kolom rata-rata suhu permukaan drum menunjukkan berbeda nyata p0.05 terhadap OHC; iii Huruf yang sama pada kolom iii pati ketan dan pati IR 42 menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap OHC; native

4.1.3 Derajat Gelatinisasi

Derajat gelatinisasi pati dengan berbagai perlakuan serta hasil analisis ragamnya disajikan pada Tabel 7. Berdasarkan tabel, jenis pati dan suhu proses gelatinisasi serta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap derajat gelatinisasi p0.05. Derajat gelatinisasi pati beras IR 42 lebih tinggi secara signifikan daripada pati ketan. Hal ini diduga karena pati beras ketan memiliki jumlah rantai amilopektin pendek yang banyak yaitu 27.4 dengan derajat polimerisasi 6-12 Jane et al. 1999 sehingga pengikatannya terhadap iodin berkurang Shen et al. 2013. Berbeda dengan Lai 2001, penelitian tersebut menyatakan derajat gelatinisasi pati beras beramilopektin tinggi lebih tinggi daripada pati beramilosa tinggi. Hal tersebut karena beras ketan memiliki struktur kristalin yang mudah dirusak akibat struktur granulanya kurang rigid, dan dapat mengembang dengan bebas ketika dipanaskan Sandhya Rani dan Bhattacharya 1989. Sementara itu, beras IR 42 yang beramilosa tinggi memiliki struktur yang lebih rigid, kompak sehingga amilosa sulit untuk keluar dari granula Wani et al. 2012 karena amilosa berperan menjaga struktur granula dan terkonsentrasi pada daerah pusat Seguchi et al. 2003. Kemudahan kerusakan struktur granula pati akan memudahkan pengeluaran amilosa selama gelatinisasi. Peningkatan kadar amilosa yang bebas ini akan meningkatkan derajat gelatinisasi yang lebih tinggi Kibar et al. 2010. Dari Tabel 7 juga terlihat peningkatan suhu permukaan drum dryer cenderung meningkatkan derajat gelatinisasi pati. Demikian juga penelitian Lai 2001 menunjukkan bahwa peningkatan suhu proses dapat meningkatkan derajat gelatinisasi pati pada beras beramilosa rendah 1.20 maupun tinggi 28.8. Selain itu menurut Munoz et al. 2015, suhu gelatinisasi DSC yang meningkat pada pati kentang, gandum, jagung dan singkong cenderung meningkatkan derajat gelatinisasi pati. Suhu pemanasan yang meningkat akan meningkatkan difusi air dan memberikan energi untuk memecahkan struktur kristalin dalam granula pati Lii et al. 1996. Selama gelatinisasi tersebut, ikatan heliks ganda, struktur kristalin pati rusak dan amilosa dapat keluar dari granula pati Wani et al. 2012. Derajat gelatinisasi pati beras ketan cenderung stabil pada proses gelatinisasi suhu 74.65±0.14 C sedangkan pati beras IR 42 cenderung stabil pada suhu 82.35±1.34 C. Namun terjadi penurunan derajat gelatinisasi pati ketan pada suhu