22 WHC pati pragelatinisasi yang dihasilkan. Suhu permukaan drum yang meningkat
tersebut akan memberikan energi yang lebih besar untuk proses gelatinisasi pati Lii et al. 1996. Proses gelatinisasi ini menyebabkan kerusakan granula pati sehingga
granula  pati  yang  rusak  akan  menyebabkan  daya  ikat  air  yang  tinggi  Lee  et  al. 2012. Kerusakan ikatan yang lemah pada bagian amorf selama proses gelatinisasi
ini  akan  meningkatkan  hidrasi  molekul-molekul  pati  Wootton  et  al.  1978.  Hal yang  sama  juga  terjadi  pada  modifikasi  pati  seperti  annealing  dimana  pati  yang
telah mengalami annealing memiliki kapasitas absorpsi air yang meningkat karena jumlah  daerah  amorf  meningkat  dan  ikatan  hidrogen  di  antara  daerah  amorf  dan
kristalin terputus Adebowale et al. 2005.
Pada pati beras ketan, peningkatan WHC terjadi besar pada suhu permukaan drum yang lebih rendah dan peningkatan WHC relatif kecil ketika suhu permukaan
drum  ditinggikan.  Kondisi  sebaliknya  terjadi  pada  pati  beras  IR  42,  peningkatan WHC relatif rendah pada suhu permukaan drum yang lebih rendah dan meningkat
cukup besar ketika suhu dinaikkan. Sementara itu, WHC yang cukup besar terjadi pada suhu permukaan drum di atas 74.65±2.19
C untuk pati beras ketan sedangkan pada suhu 94.10±0.14
C untuk pati beras IR 42.
i
Huruf yang berbeda pada baris rata-rata jenis pati menunjukkan berbeda nyata p0.05 terhadap WHC;
ii
Huruf  yang  berbeda  pada  kolom  rata-rata  suhu  permukaan  drum  menunjukkan  berbeda nyata  p0.05  terhadap  WHC;
iii
Huruf  yang  berbeda  pada  kolom  iii  pati  ketan  dan  pati  IR  42 menunjukkan berbeda nyata p0.05 terhadap WHC; native
4.1.2 Oil Holding Capacity OHC
Kemampuan pati mengikat minyak dengan berbagai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6. Pragelatinisasi secara signifikan menurunkan OHC pati tetapi tidak
ditemukan pengaruh suhu permukaan drum terhadap karakteristik OHC pada pati pragelatinisasi. Demikian juga dengan modifikasi pati secara fisik lainnya seperti
Heat  Moisture  Treatment  memiliki  kapasitas  absorpsi  minyak  yang  lebih  rendah dibandingkan pati native Adebowale et al. 2005. Proses gelatinisasi pada tepung
sorgum  juga  menghasilkan  kapasitas  penyerapan  minyak  yang  lebih  rendah dibandingkan tanpa gelatinisasi Mbaeyi-Nwaoha et al. 2013. Namun hasil yang
berbeda dinyatakan Patindol et al. 2012 bahwa tepung beras maupun pati beras tergelatinisasi memiliki kemampuan penyerapan minyak yang lebih tinggi daripada
native.
Suhu permukaan drum
C WHC g g berat kering
iii
WHC pada rata-rata suhu permukaan
drum
ii
Pati Ketan Pati IR 42
Kontrol 1.4236 ± 0.0878a
1.5163 ± 0.0610a 1.4700 ± 0.0846a
63.75 ± 0.21 6.5887 ± 0.1038d
4.3019 ± 0.2682b 5.4453 ± 1.2657b
74.65 ± 2.19 11.7032 ± 0.6011f
4.9221 ± 0.0412c 8.3126 ± 3.7336c
82.35 ± 1.34 12.2546 ± 0.2643g
4.5154 ± 0.0578bc 8.3850 ± 4.2424c
94.10 ± 0.14 12.7456 ± 0.3317h
7.6596 ± 0.2210e 10.2026 ± 2.7971d
WHC pada rata- rata jenis pati
i
8.9431 ± 4.5238b 4.5831 ± 2.0260a
Tabel 5 Pengaruh jenis pati dan suhu permukaan drum dryer terhadap WHC pati
Tabel 6 Pengaruh jenis pati dan suhu permukaan drum dryer terhadap OHC pati
Suhu permukaan drum
C OHC gg berat basah
iii
OHC pada rata- rata suhu
permukaan drum
ii
Pati Ketan Pati IR 42
Kontrol 1.3244 ± 0.0253a
1.3890 ± 0.0559a 1.3567 ± 0.0525b
63.75 ± 0.21 1.0888 ± 0.0987a
1.0581 ± 0.0983a 1.0735 ± 0.0897a
74.65 ± 2.19 1.0910 ± 0.1082a
1.0297 ± 0.0422a 1.0603 ± 0.0808a
82.35 ± 1.34 1.1557 ± 0.0253a
1.0154 ± 0.0439a 1.0856 ± 0.0832a
94.10 ± 0.14 1.1690 ± 0.0165a
1.1032 ± 0.0642a 1.1361 ± 0.0553a
OHC pada rata-rata jenis pati
i
1.1658 ± 0.1057a 1.1191 ± 0.1530a
i
Huruf yang sama pada baris rata-rata jenis pati menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap OHC;
ii
Huruf  yang  berbeda  pada  kolom  rata-rata  suhu  permukaan  drum  menunjukkan  berbeda  nyata p0.05 terhadap OHC;
iii
Huruf yang sama pada kolom iii pati ketan dan pati IR 42 menunjukkan tidak berbeda nyata terhadap OHC; native
4.1.3 Derajat Gelatinisasi
Derajat  gelatinisasi  pati  dengan  berbagai  perlakuan  serta  hasil  analisis ragamnya  disajikan  pada  Tabel  7.  Berdasarkan  tabel,  jenis  pati  dan  suhu  proses
gelatinisasi serta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap derajat gelatinisasi p0.05.  Derajat  gelatinisasi  pati  beras  IR  42  lebih  tinggi  secara  signifikan
daripada pati ketan. Hal ini diduga karena pati beras ketan memiliki jumlah rantai amilopektin  pendek  yang  banyak  yaitu  27.4  dengan  derajat  polimerisasi  6-12
Jane  et  al.  1999  sehingga  pengikatannya  terhadap  iodin  berkurang  Shen  et  al. 2013.
Berbeda  dengan  Lai  2001,  penelitian  tersebut  menyatakan  derajat gelatinisasi pati beras beramilopektin tinggi lebih tinggi daripada pati beramilosa
tinggi.  Hal  tersebut  karena  beras  ketan  memiliki  struktur  kristalin  yang  mudah dirusak  akibat  struktur  granulanya  kurang  rigid,  dan  dapat  mengembang  dengan
bebas  ketika  dipanaskan  Sandhya  Rani  dan  Bhattacharya  1989.  Sementara  itu, beras  IR  42  yang  beramilosa  tinggi  memiliki  struktur  yang  lebih  rigid,  kompak
sehingga amilosa sulit untuk keluar dari granula Wani et al. 2012 karena amilosa berperan menjaga struktur granula dan terkonsentrasi pada daerah pusat Seguchi
et  al.  2003.  Kemudahan  kerusakan  struktur  granula  pati  akan  memudahkan pengeluaran amilosa selama gelatinisasi. Peningkatan kadar amilosa yang bebas ini
akan meningkatkan derajat gelatinisasi yang lebih tinggi Kibar et al. 2010.
Dari Tabel 7 juga terlihat peningkatan suhu permukaan drum dryer cenderung meningkatkan  derajat  gelatinisasi  pati.  Demikian  juga  penelitian  Lai  2001
menunjukkan  bahwa  peningkatan  suhu  proses  dapat  meningkatkan  derajat gelatinisasi  pati  pada  beras  beramilosa  rendah  1.20  maupun  tinggi  28.8.
Selain itu menurut Munoz et al. 2015, suhu gelatinisasi DSC yang meningkat pada pati  kentang,  gandum,  jagung  dan  singkong  cenderung  meningkatkan  derajat
gelatinisasi  pati.  Suhu  pemanasan  yang  meningkat  akan  meningkatkan  difusi  air dan  memberikan  energi  untuk  memecahkan  struktur  kristalin  dalam  granula  pati
Lii et al. 1996. Selama gelatinisasi tersebut, ikatan heliks ganda, struktur kristalin pati rusak dan amilosa dapat keluar dari granula pati Wani et al. 2012.
Derajat gelatinisasi pati beras ketan cenderung stabil pada proses gelatinisasi suhu  74.65±0.14
C  sedangkan  pati  beras  IR  42  cenderung  stabil  pada  suhu 82.35±1.34
C. Namun terjadi penurunan derajat gelatinisasi pati ketan pada suhu