Oil Holding Capacity OHC
                                                                                Gambar 7 Profil pasting pati dan pati beras IR 42 pragelatinisasi Suhu  pasting  pada  berbagai  macam  perlakuan  pati  serta  hasil  analisis
ragamnya dapat dilihat pada Tabel 8. Jenis pati dan suhu permukaan drum serta interaksi  keduanya  berpengaruh  nyata  terhadap  suhu  pasting  p0.05.  Suhu
pasting pada beras ketan lebih rendah secara signifikan dibandingkan pati  beras IR 42. Hal ini sesuai dengan Jane et al. 1999, Charles et al.2005 dan Patindol
et al. 2009,  bahwa suhu pasting lebih tinggi terjadi pada pati berkadar amilosa tinggi. Amilosa yang keluar dari granula pati beras IR 42 selama pengembangan
akan membatasi proses gelatinisasi sehingga diperlukan energi yang lebih besar untuk proses gelatinisasi Odenigbo et al. 2013. Selain itu difusi air lebih mudah
terjadi pada pati beramilopektin tinggi dibandingkan pati beramilosa tinggi karena leaching  amilosa  yang  terbatas  pada  tahap  awal  gelatinisasi  Kibar  et  al.  2010
dan molekul amilopektin bercabang sehingga mudah memutuskan ikatan hidrogen selama gelatinisasi.
Perlakuan gelatinisasi pati akan mempengaruhi suhu pasting pati. Suhu drum drying  yang  lebih  tinggi  cenderung  menghasilkan  suhu  pasting  yang  rendah,
kecuali  pada  suhu  proses  gelatinisasi  94.10±0.14 C.  Pada  suhu  drum  drying
94.10±0.14 C,  pati  yang  telah  tergelatinisasi  diduga  mengalami  modifikasi  heat
moisture  treatment  HMT  karena  penguapan  air  terjadi  dengan  cepat  pada  suhu yang tinggi tersebut di permukaan drum sehingga air tidak memiliki cukup waktu
untuk berdifusi ke dalam granula pati dan gelatinisasi yang terjadi tidak sempurna. Hal  ini  sesuai  dengan  Jiranuntakul  et  al.  2011  bahwa  HMT  pada  beras  normal
maupun beras ketan memiliki suhu pasting yang lebih tinggi daripada beras tanpa HMT.
Viskositas puncak menyatakan kemampuan granula pati mengikat air untuk pengembangan  granula  Wani  et  al.  2012.  Viskositas  puncak  pada  pati  dengan
perlakuan  tertentu  serta  hasil  analisis  ragamnya  disajikan  pada  Tabel  9.  Suhu permukaan drum dan interaksi jenis pati dengan suhu permukaan drum berpengaruh
nyata terhadap viskositas puncak pati p0.05. Perbedaan viskositas puncak yang nyata  terjadi  pada  suhu  94.10±0.14
C  dimana  nilai  viskositas  puncak  pada  suhu tersebut tertinggi. Hal ini terjadi kemungkinan karena pada suhu 94.10±0.14
C pati telah mengalami HMT. Nilai viskositas yang tinggi pada suhu tersebut menyatakan
20 40
60 80
100 120
1000 2000
3000 4000
5000 6000
100 200
300 400
S uhu
C
V ikositas
cP
Waktu detik native
63.9 C 76.2 C
83.8 C 94.0 C
26 kadar pati yang tidak tergelatinisasi tinggi akibat pati tidak tergelatinisasi sempurna
Hagenimana et al. 2006. Berdasarkan hasil penelitian ini, viskositas puncak pati pada setiap jenis pati
tidak berbeda nyata. Hal ini berbeda dengan penelitian Chung et al. 2011, beras ketan memiliki viskositas puncak yang lebih tinggi daripada beras beramilosa tinggi
karena  granula  pati  beras  ketan  mudah  mengembang  selama  proses  gelatinisasi sehingga dengan cepat dan besar vikositasnya meningkat. Demikian juga dengan
viskositas puncak pati beras pragelatinisasi pada setiap perlakuan cenderung sama. Berbeda dengan Hagenimana et al. 2006, tepung hasil proses ekstrusi memiliki
viskositas  puncak  yang  lebih  rendah  daripada  pati  yang  tidak  tergelatinisasi. Penurunan viskositas puncak terjadi karena degradasi granula pati yang meningkat
akibat penggunaan suhu proses gelatinisasi yang tinggi Lin et al. 2010 sehingga tidak memiliki kemampuan pengembangan granula yang besar seperti pati native.
Tabel 8 Suhu pasting pati pada jenis pati dan suhu permukaan drum tertentu
Suhu permukaan drum C
Suhu pasting C
iii
Suhu pasting pada rata-rata suhu
permukaan drum
ii
Pati Ketan Pati IR 42
Kontrol 67.10 ± 0.28b
82.82 ± 0.04c 74.96 ± 9.08c
63.75 ± 0.21 50.15 ± 0.71a
85.92 ± 0.25d 68.04 ± 20.66a
74.65 ± 2.19 50.18 ± 0.04a
86.95 ± 0.00d 68.56 ± 21.23ab
82.35 ± 1.34 50.38 ± 0.32a
88.35 ± 0.28e 69.36 ± 21.93b
94.10 ± 0.14 85.70 ± 0.07d
86.15 ± 1.77d 85.92 ± 1.05d
Suhu pasting pada rata- rata jenis pati
i
60.70 ±  14.87a 86.04 ±  2.01b
i
Huruf yang berbeda pada baris rata-rata jenis pati menunjukkan berbeda nyata p0.05 terhadap suhu  pasting;
ii
Huruf  yang  berbeda  pada  kolom  rata-rata  suhu  permukaan  drum  menunjukkan berbeda nyata p0.05 terhadap suhu pasting;
iii
Huruf yang berbeda pada kolom iii pati ketan dan pati IR 42 menunjukkan berbeda nyata p0.05 terhadap suhu pasting; native
Tabel 9 Viskositas puncak pada jenis pati dan suhu permukaan drum tertentu
Suhu permukaan drum C
Viskositas puncak cP
iii
Viskositas puncak pada rata-rata suhu
permukaan drum
ii
Pati Ketan Pati IR 42
Kontrol 3802 ± 87ab
4410 ± 16bc 4106 ± 355a
63.75 ± 0.21 5241 ± 138cd
2928 ± 16a 4084 ± 1338a
74.65 ± 2.19 3722 ± 410ab
4318 ± 15bc 4020 ± 418a
82.35 ± 1.34 3248 ± 319ab
4212 ± 38bc 3730 ± 587a
94.10 ± 0.14 5893 ± 409d
5098 ± 1515cd 5495 ± 1016b
Viskositas puncak pada rata-rata jenis pati
i
4381 ± 1086a 4193 ± 898a
i
Huruf  yang  sama  pada  baris  rata-rata  jenis  pati  menunjukkan  tidak  berbeda  nyata  terhadap viskositas puncak;
ii
Huruf yang berbeda pada kolom rata-rata suhu permukaan drum menunjukkan berbeda nyata p0.05 terhadap viskositas puncak;
iii
Huruf yang berbeda pada kolom iii pati ketan dan pati IR 42 menunjukkan berbeda nyata p0.05 terhadap viskositas puncak; native
Kestabilan pati selama pemanasan pada perlakuan tertentu serta hasil analisis ragamnya disajikan pada Tabel 10. Jenis pati, suhu permukaan drum serta interaksi
keduanya  berpengaruh  nyata  terhadap  viskositas  breakdown  relatif  pati.
                                            
                