24 94.10±0.14
C  diduga  karena  jumlah  kerusakan  kristalin  yang  tinggi  pada  suhu tersebut  sehingga  memicu  interaksi  antara  rantai  pendek  amilopektin,  amilosa-
amilosaamilopektin  yang  membentuk  ikatan  heliks  baru.  Pengikatan  iodin terhadap  heliks  amilopektin  yang  baru  tersebut  meningkat.  Akan  tetapi,  panjang
gelombang optimum yang digunakan dalam metode pengukuran derajat gelatinisasi untuk  pengukuran  amilosa  sehingga  pengikatan  heliks  amilopektin  dengan  iodin
yang berwarna merah kecoklatan menurunkan absorbansinya. Panjang gelombang optimum untuk amilopektin yaitu 550 nm Shen et al.2013.
Tabel 7 Derajat gelatinisasi pada jenis pati dan suhu permukaan drum dryer tertentu
i
Huruf yang berbeda pada baris rata-rata jenis pati menunjukkan berbeda nyata p0.05 terhadap derajat gelatinisasi;
ii
Huruf yang berbeda pada kolom rata-rata suhu permukaan drum menunjukkan berbeda nyata p0.05 terhadap derajat gelatinisasi;
iii
Huruf yang berbeda pada kolom iii pati ketan dan pati IR 42 menunjukkan berbeda nyata p0.05 terhadap derajat gelatinisasi; native
4.1.4 Profil Pasting
Perubahan struktur granula pati selama pemasakan diikuti dengan perubahan vikositasnya.  Viskositas  pasta  pati  bergantung  pada  jumlah  granula  pati  yang
tergelatinisasi dan banyaknya molekular granula pati yang pecah Hagenimana et al.  2006.  Perubahan  vikositas  pati  selama  pemanasan  dan  pendinginan  secara
umum dapat dilihat pada Gambar 6 untuk pati beras ketan sedangkan pada Gambar 7 untuk pati beras IR 42.
Suhu permukaan drum C
Derajat gelatinisasi
iii
Derajat gelatinisasi pada rata-rata suhu
permukaan drum
ii
Pati Ketan Pati IR 42
Kontrol 0.00 ± 0.00a
0.00 ± 0.00a 0.00 ± 0.00a
63.75 ± 0.21 54.96 ± 5.61b
63.14 ± 5.48c 59.06 ± 6.54b
74.65 ± 2.19 86.96 ± 1.73de
84.33 ± 0.28d 85.65 ± 1.83cd
82.35 ± 1.34 87.49 ± 3.65de
92.34 ± 6.31de 89.92 ± 5.06d
94.10 ± 0.14 70.08 ± 2.41c
94.77 ± 0.48e 82.43 ± 14.32c
Derajat gelatinisasi pada rata-rata jenis pati
i
59.90 ± 34.11a 66.92 ± 37.28b
Gambar 6 Profil pasting pati dan pati beras ketan pragelatinisasi 20
40 60
80 100
120
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000
100 200
300 400
S uhu
C
V iskos
it as c
P
Waktu detik native
63.6 C 73.1 C
81.4 C 94.2 C
Gambar 7 Profil pasting pati dan pati beras IR 42 pragelatinisasi Suhu  pasting  pada  berbagai  macam  perlakuan  pati  serta  hasil  analisis
ragamnya dapat dilihat pada Tabel 8. Jenis pati dan suhu permukaan drum serta interaksi  keduanya  berpengaruh  nyata  terhadap  suhu  pasting  p0.05.  Suhu
pasting pada beras ketan lebih rendah secara signifikan dibandingkan pati  beras IR 42. Hal ini sesuai dengan Jane et al. 1999, Charles et al.2005 dan Patindol
et al. 2009,  bahwa suhu pasting lebih tinggi terjadi pada pati berkadar amilosa tinggi. Amilosa yang keluar dari granula pati beras IR 42 selama pengembangan
akan membatasi proses gelatinisasi sehingga diperlukan energi yang lebih besar untuk proses gelatinisasi Odenigbo et al. 2013. Selain itu difusi air lebih mudah
terjadi pada pati beramilopektin tinggi dibandingkan pati beramilosa tinggi karena leaching  amilosa  yang  terbatas  pada  tahap  awal  gelatinisasi  Kibar  et  al.  2010
dan molekul amilopektin bercabang sehingga mudah memutuskan ikatan hidrogen selama gelatinisasi.
Perlakuan gelatinisasi pati akan mempengaruhi suhu pasting pati. Suhu drum drying  yang  lebih  tinggi  cenderung  menghasilkan  suhu  pasting  yang  rendah,
kecuali  pada  suhu  proses  gelatinisasi  94.10±0.14 C.  Pada  suhu  drum  drying
94.10±0.14 C,  pati  yang  telah  tergelatinisasi  diduga  mengalami  modifikasi  heat
moisture  treatment  HMT  karena  penguapan  air  terjadi  dengan  cepat  pada  suhu yang tinggi tersebut di permukaan drum sehingga air tidak memiliki cukup waktu
untuk berdifusi ke dalam granula pati dan gelatinisasi yang terjadi tidak sempurna. Hal  ini  sesuai  dengan  Jiranuntakul  et  al.  2011  bahwa  HMT  pada  beras  normal
maupun beras ketan memiliki suhu pasting yang lebih tinggi daripada beras tanpa HMT.
Viskositas puncak menyatakan kemampuan granula pati mengikat air untuk pengembangan  granula  Wani  et  al.  2012.  Viskositas  puncak  pada  pati  dengan
perlakuan  tertentu  serta  hasil  analisis  ragamnya  disajikan  pada  Tabel  9.  Suhu permukaan drum dan interaksi jenis pati dengan suhu permukaan drum berpengaruh
nyata terhadap viskositas puncak pati p0.05. Perbedaan viskositas puncak yang nyata  terjadi  pada  suhu  94.10±0.14
C  dimana  nilai  viskositas  puncak  pada  suhu tersebut tertinggi. Hal ini terjadi kemungkinan karena pada suhu 94.10±0.14
C pati telah mengalami HMT. Nilai viskositas yang tinggi pada suhu tersebut menyatakan
20 40
60 80
100 120
1000 2000
3000 4000
5000 6000
100 200
300 400
S uhu
C
V ikositas
cP
Waktu detik native
63.9 C 76.2 C
83.8 C 94.0 C