derajat  gelatinisasi  pati  dengan  penyerapan  minyaknya.  Hal  ini  diduga  karena perbedaan  mekanisme  penyerapan  minyak  yang  terjadi  pada  model  pangan
berbentuk  pangsit  yang  berkadar air  rendah. Sebaliknya pati pragelatinisasi  yang digunakan pada adonan batter dan donat memiliki mekanisme penyerapan minyak
yang berhubungan dengan WHC, derajat gelatinisasi pati, dan air yang hilang pada model pangan Florentina et al. 2016; Shih et al. 2001; Kawas et al. 2001.
4.3.1 Pati Beras Ketan
Korelasi suhu proses gelatinisasi, karakteristik fisikokimia dan karakteristik model  pangan  pati  beras  ketan  dapat  dilihat  pada  Tabel  16  dan  Tabel  17.  Hasil
analisis  korelasi  menyatakan  suhu  permukaan  drum  dryer  berhubungan  positif dengan  kuat  terhadap  WHC  r  =  0.954  dan  derajat  gelatinisasi  r  =  0.927.
Peningkatan  suhu  permukaan  drum  akan  meningkatkan  karakteristik  WHC  dan derajat  gelatinisasi  pati.  Hal  ini  diduga  karena  peningkatan  suhu  dapat
menyebabkan peningkatan kerusakan granula pati, degradasi molekul pati sehingga terbentuk  struktur  pori  pati  pragelatinisasi  yang  menyerap  air  lebih  banyak
dibandingkan  pati  native  Majzoobi  et  al.  2011.  Penyerapan  air  yang  tinggi  ini memberikan  peluang  yang  besar  untuk  air  berikatan  dengan  pati.  Peningkatan
kerusakan  granula  pati  juga  menghasilkan  peningkatan  derajat  gelatinisasi  pati. Hasil ini sesuai dengan yang dilaporkan Tan et al. 2009 pada pragelatinisasi pati
beras dan Lin et al. 2010 pada ekstrusi tepung beras.
Selain itu OHC ketan berkorelasi kuat terhadap air yang hilang pada model pangan r=0.926 sedangkan derajat gelatinisasinya berkorelasi negatif terhadap air
yang  hilang  pada  model  pangan  r=-0.949.  Peningkatan  derajat  gelatinisasi menurunkan air yang hilang pada model pangan diduga karena pati dengan derajat
gelatinisasi yang tinggi memiliki kemampuan pengikatan air yang tinggi Shih  et al. 2002.
Ketidakstabilan  pati  beras  ketan  selama  pemanasan  cenderung  berkorelasi negatif terhadap penyerapan minyak pada model pangan r=-0.728. Peningkatan
viskositas breakdown relatif pati cenderung menurunkan penyerapan minyak model pangan.  Ketidakstabilan  pati  selama  pemanasan  yang  meningkat  diduga
membentuk pori-pori yang kecil yang cenderung menurunkan penyerapan minyak.
Sementara  itu,  kekerasan  pada  model  pangan  berhubungan  negatif  dengan kuat terhadap penyerapan minyak r=-0.933. Peningkatan kekerasan menurunkan
penyerapan minyak model pangan. Kekerasan yang terbentuk diduga akibat kerak yang terbentuk selama penggorengan. Kerak yang terbentuk dapat menghalangi air
yang hilang sehingga minyak terhambat masuk ke dalam bahan pangan Shih dan Daigle 1999; Rossel 2001; Huang et al. 2014.
4.3.2
Pati Beras IR 42
Korelasi suhu proses gelatinisasi, karakteristik fisikokimia dan karakteristik model pangan pati beras IR 42 juga dapat dilihat pada Tabel 16 dan Tabel 17. Hasil
analisis  korelasi  pati  beras  IR  42  menyatakan  suhu  permukaan  drum  dryer berkorelasi  positif  dengan  kuat  terhadap  WHC  r=0.904  dan  berkorelasi  positif
dengan sangat  kuat  terhadap derajat  gelatinisasi  r=0.992. Hal  ini sesuai  dengan Tan  et  al.  2009  bahwa  derajat  gelatinisasi  pati  beras  japonica  yang  beramilosa
tinggi akan meningkat dengan suhu gelatinisasi yang lebih besar dari 50
C. Namun suhu  permukaan  drum  dryer  berkorelasi  negatif  dengan  kuat  terhadap  OHC  pati
34 beras IR 42 r=-0.903. Hal ini terjadi karena peningkatan derajat gelatinisasi akibat
suhu permukaan drum dryer yang meningkat menurunkan pengikatannya terhadap minyak r=-0.922.
Peningkatan suhu permukaan drum dryer pada proses gelatinisasi pati beras IR 42 ini juga menurunkan kekerasan pada model pangan r=-0.936. Peningkatan
suhu permukaan drum dryer memberikan energi yang besar untuk merusak granula pati sehingga derajat gelatinisasi patinya meningkat. Menurut Oginni et al. 2014,
peningkatan derajat gelatinisasi dapat menyebabkan matriks bahan yang digoreng mudah  pecah  sehingga  menurunkan  kekerasannya.  Oleh  karena  itu,  derajat
gelatinisasi pati beras IR 42 memiliki korelasi negatif yang kuat terhadap kekerasan model pangan r=-0.940.
Ketidakstabilan pati beras IR 42 selama pemanasan memiliki korelasi negatif terhadap penyerapan minyak r=-0.879. Peningkatan viskositas breakdown relatif
pati beras IR 42 menurunkan penyerapan minyak. Hal ini diduga ketidakstabilan pati IR 42 selama pemanasan yang meningkat menghasilkan pori-pori kecil pada
model pangan yang menurunkan penyerapan minyak.
Kekerasan model pangan IR 42 berkorelasi negatif terhadap suhu pasting r=- 0.936.  Hal  ini  karena  suhu  pasting  pati  IR  42  yang  tinggi  memiliki  derajat
gelatinisasi  pati  yang  tinggi  r=0.915  dan  derajat  gelatinisasi  yang  tinggi  dapat menurunkan kekerasan pada model pangan. Selain itu kekerasan model pangan juga
berkorelasi positif terhadap daya ikat minyak pati r=0.981.
Tabel 16 Matriks korelasi pearson antara suhu permukaan drum dengan karakteristik pati dan model pangan
Parameter karakteristik pati dan model pangan
Suhu permukaan drum Pati ketan
Pati IR 42 WHC
0.954 0.904
OHC -
-0.903 Derajat gelatinisasi
0.927 0.992
Kekerasan -
-0.936 signifikan pada level 0.05; signifikan terhadap level 0.01; - tidak berkorelasi
Tabel 17 Matriks korelasi pearson antara karakteristik pati dan model pangan dengan karakteristik model pangan pati
Parameter karakteristik pati dan model pangan
Air yang hilang Penyerapan
Minyak Kekerasan
Pati Ketan
Pati IR 42
Pati Ketan
Pati IR 42
Pati Ketan
Pati IR 42
WHC -
- -
- -
- OHC
0.926 -
- -
- 0.981
Derajat gelatinisasi -0.949
- -
- -
-0.940 Suhu pasting
- -
- -
- -0.936
Viskositas breakdown relatif -
- -0.728
-0.879 -
- Kekerasan
- -
-0.933 -
- -
signifikan pada level 0.05; signifikan terhadap level 0.01; - tidak berkorelasi