26
4.1.1. Analisis data ekologis
a. Persentase tutupan karang
Persen penutupan karang berdasarkan pada kategori dan persentasi karang hidup lifeform, semakin tinggi persen penutupan karang hidup maka kondisi
ekosistem terumbu karang semakin baik, dan semakin penting pula untuk dilindungi. Data persen penutupan karang hidup yang diperoleh berdasarkan
metode line intersept transect LIT dihitung berdasarkan persamaan yakni :
? ? ?
?? ?
? ? ? ? ?
Keterangan : Ni = persen penutupan karang
li = panjang total lifeform jenis ke-i
L = panjang transek 70 m Data kondisi penutupan terumbu karang yang diperoleh dari persamaan di
atas kemudian dikategorikan berdasarkan Gomez dan Yap 1988 yaitu : a.
75 - 100 = sangat baik
b. 50 - 75
= baik c.
25 - 50 = sedang
d. 0 - 25
= rusak
b. Jenis dan keragaman ikan karang
Keragaman jenis ikan karang berdasarkan hasil pengamatan yang diidentifikasi dengan pedoman yang ada. Sedangkan kelimpahan jenis ikan karang
dihitung dengan menggunakan rumus:
n X
∑ =
=
n i
i
1
x
Keterangan: X
= kelimpahan ikan ? x
i
= jumlah ikan pada stasiun pengamatan ke- i n = luas terumbu karang yang diamati m
2
Keanekaragaman ikan karang dihitung dengan menggunakan indeks keanekaragaman Shannon Shannon diversity index = H’ Shanon 1948; Zar
1996 dan indeks kemerataan Pielou’s index = J’ Pielou 1996; Zar 1996.
?
?
? ?
? ? ? ?? ? ?
? ?? ?
27 Keterangan : p
i
= n
i
N n
i
= frekuensi kehadiran jenis i N
= frekuensi kehadiran semua jenis
J’ = H’H’max Keterangan : H’
= ln S S
= jumlah jenis Tabel 5. Klasifikasi indeks Shanon – Zar
Nilai Indeks H` Kriteria
1 Keanekaragaman rendah, penyebaran jumlah
individu tiap jenis rendah, kestabilan komunitas rendah, tekanan ekologi besar
1 – 3 Keanekaragaman sedang, penyebaran jumlah
individu tiap jenis sedang, kestabilan komunitas sedang, tekanan ekologi sedang
3 Keanekaragaman tinggi, penyebaran jumlah
individu tiap jenis tinggi, kestabilan komunitas tinggi, tekanan ekologi rendah
Nilai indeks keseragaman berkisar antara 0 sampai 1. Makin kecil nilai E menunjukkan penyebaran individu tiap spesiesgenera tidak sama dan ada
kecenderungan bahwa satu genus mendominasi populasi tersebut Tabel 6. Semakin besar nilai keseragaman maka populasi akan menunjukkan keseragaman
yaitu jumlah individu setiap spesiesgenera dapat dikatakan sama atau tidak jauh berbeda Odum 1971.
Penilaian keseragaman ikan karang menggunakan kisaran yang dinyatakan oleh Daget 1976 .
Tabel 6. Klasifikasi indeks keseragaman–Daget
Nilai Indeks Keseragaman E Kondisi Komunitas
0.00 – 0.50 TertekanRendah
0.51 – 0.75 LabilSedang
0.75 – 1.00 StabilTinggi
Sumber : Daget 1976
28 Nilai dominansi dihitung dengan menggunakan rumus :
D
? ? ?
? ? ?
?
? ?
?? ?
Keterangan :
D = indeks Dominansi Simpson
ni = jumlah individu ke- i N = jumlah total individu
S = jumlah spesiesgenera i = 1,2,3...,S
Kisaran nilai indeks dominansi adalah 0 – 1, jika nilainya mendekati 0 0 – 0.50 berarti hampir tidak ada spesiesgenera yang mendominasi dan apabila nilai
indeks dominansi mendekati 1 0.51 – 1 berarti ada salah satu spesiesgenera yang mendominasi populasi Odum 1971.
3.4.2. Analisis matriks kesesuaian wisata snorkelling dan selam
Kegiatan wisata bahari yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata bahari
mempunyai persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai dengan objek wisata yang akan dikembangkan. Analisis kesesuaian pemanfaatan wisata bahari
berbasis konservasi mencakup penyusunan matriks kesesuaian setiap kategori ekowisata bahari yang ada pada setiap stasiun pengamatan, pembobotan dan
pengharkatan, serta analisis indeks kesesuaian setiap kategori wisata bahari. Penentuan kriteria, pemberian bobot dan skor ditentukan berdasarkan hasil
studi empiris dan justifikasi para ahli expert yang berkompeten dibidang ekowisata bahari, baik secara tertulis maupun lisan. Langkah awal yang dilakukan
adalah membangun sebuah matriks kriteria kesesuaian pemanfaatan untuk mempermudah pembobotan weighting dan pengharkatan scoring yang berisi
informasi parameter, bobot, kelas kesesuaian dan skor.
a. Kesesuaian wisata snorkelling
Kesesuaian wisata bahari kategori wisata snorklling mempertimbangkan tujuh 7 parameter dengan tiga 3 klasifikasi penilaian. Parameter kesesuaian
wisata snorkelling antara lain kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis
29 lifeform, jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang, dan lebar
hamparan datar karang Yulianda 2007 Tabel 7. Tabel 7. Matriks kesesuaian area untuk wisata bahari kategori wisata snorkelling
No. Parameter Bobot
Standar Parameter
Skor N Bobot x skor
1. Kecerahan
perairan 5
100 3
…. ….
…. ….
80 100 2
20 - 50 1
20 2.
Tutupan komunitas
karang 5
75 3
…. ….
…. ….
50 – 75 2
25 – 50 1
25 3.
S Jenis lifeform karang
3 12
3 ….
…. ….
…. 7 -12
2 4 -7
1 4
4. Jenis ikan
karang 3
50 3
…. ….
…. ….
30 – 50 2
10 - 30 1
10 5.
Kecepatan arus cmdet
1 0 – 15
3 ….
…. ….
…. 15 – 30
2 30 – 50
1 50
6. Kedalaman
terumbu karang m
1 1 – 3
3 ….
…. ….
…. 3 – 6
2 6-10
1 10- 1
7. Lebar hamparan
datar karang m 1
500 3
…. ….
…. ….
100 - 500 2
20 - 100 1
20 S N =
S Nmaks = 57 IKW =
Sumber : Yulianda 2007 Selanjutnya menentukan indeks kesesuaian pemanfaatan untuk wisata
snorkelling yaitu dengan menggunakan formulasi :
30
? ?
? ?
• ? ? ?
? ?? ?
? ? ? ? ?
Keterangan : IKW
= indeks kesesuaian wisata S Ni
= nilai parameter ke-i bobot x skor S Nmaks
= nilai maksimum dari suatu kategori wisata Ketentuan kelas kesesuaian untuk kegiatan wisata snorkeling adalah sebagai
berikut : S1
= sangat sesuai, dengan IKW 83 – 100 S2
= sesua i, dengan IKW 50 - 83 N
= tidak sesuai, dengan IKW 50
b. Kesesuaian wisata selam