Kesesuaian Wisata Kecerahan Abiotik

67 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa ikan karang diseluruh stasiun penelitian memiliki keragaman sedang, artinya penyebaran jumlah individu tiap jenis ikan sedang dan hal ini menunjukan bahwa kestabilan komunitas sedang serta tekanan ekologi tidak terlalu buruk. Dari segi keseragaman terlihat bahwa terdapat 10 stasiun memiliki keseragaman yang sedang kecuali stasiun M01 yang termasuk dalam kategori keseragaman tinggi. Artinya selain stasiun M01 menunjukan bahwa ada kecenderungan penyebaran individu tiap jenis dalam suatu area adalah sama atau tidak terlalu jauh berbeda. Sedangkan hasil analisis terhadap dominansi menunjukan nilai indeks dibawah 0.50 untuk seluruh stasiun penelitian yaitu berada pada kisaran 0.11-0.20 yang artinya bahwa tidak ada satu jenis ikan karang yang mendominasi suatu area. Kondisi ini cukup baik bagi habitat dan memungkinkan ikan karang tidak terjadi perebutan ruang dan makanan, sehingga kestabilan ekologi tetap terjaga.

4.4. Kesesuaian Wisata

Kegiatan wisata yang dapat dikembangkan dengan konsep ekowisata bahari adalah wisata pantai dan wisata bahari, dalam penelitian ini wisata bahari yang dianalisis ada dua yaitu wisata snorkelling dan wisata selam. Dalam menganalisis kesesuaian wisata bahari, ada beberapa parameter yang harus dipertimbangkan untuk wisata snorkelling terdiri dari 7 parameter diantaranya : kecerahan, tutupan komunitas karang, jumlah jenis lifeform karang, jumlah jenis ikan karang, kecepatan arus, kedalaman terumbu karang, dan lebar hamparan datar terumbu karang. Untuk jenis wisata selam terdiri dari 6 parameter. Ke enam parameter tersebut sama seperti parameter pada jenis wisata snorkelling kecuali lebar hamparan terumbu karang tidak dipertimbangkan sebagai salah satu parameter.

a. Kecerahan

Kegiatan pariwisata bahari, khususnya menyelam dan snorkelling sangat membutuhkan tingkat kecerahan yang tinggi. Hal ini disebabkan karena kegiatan tersebut bertujuan untuk menikmati keindahan panorama yang terdapat di bawah permukaan air. Oleh karena itu, dalam menentukan zona wisata, kecerahan merupakan faktor yang sangat penting dan mendapat bobot nilai yang tinggi. 68 Keppres No. 51 Tahun 2004 menetapkan ambang batas nilai kecerahan diatas 6 meter. Dibawah nilai tersebut tidak direkomendasikan untuk kegiatan pariwisata karena perairan dengan kecerahan yang rendah menandakan kualitas airnya kurang baik dengan tingkat bahan organik terlarut atau tingkat sedimentasi yang sangat tinggi, sehingga tidak layak untuk melakukan wisata bawah air. Hasil pengamatan di lapangan diperoleh nilai kecerahan 100 untuk 11 stasiun pengamatan pada daerah lereng terumbu karang hingga kedalaman 10 meter. Nilai ini sesuai dengan kriteria yang diinginkan dalam kegiatan wisata bahari terutama snorkelling dan selam. Artinya bahwa kawasan penelitian memiliki kualitas air yang baik dan sangat sesuai bagi pertumbuhan karang serta aktivitas wisata bahari karena di perairan yang jernih tentunya akan memudahkan wisatawan untuk menikmati keindahan panorama yang ada di bawah air.

b. Tutupan karang hidup