Saran Kawasan Pulau Putih cukup sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan

107

5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain : 1. Kondisi terumbu karang di Kawasan Pulau Putih termasuk dalam kategori “sedang” dimana rerata tutupan karang hidup yang dimiliki sebesar 41,71.

2. Kawasan Pulau Putih cukup sesuai untuk dikembangkan sebagai kawasan

ekowisata bahari baik snorkelling maupun selam dengan rata-rata jumlah maksimum yang dapat ditampung per hari sebanyak 157 oranghari untuk wisata snorkelling dan 156 oranghari untuk wisata selam. Jumlah maksimum rata-rata per hari sebanyak 313 oranghari. 3. Hasil pendugaan nilai ekonomi wisata di kawasan Pulau Putih masih rendah berdasarkan kondisi pariwisata yang ada yaitu sebesar Rp. 583 . 89 6. 892,- per tahun dengan consumer surplus per individu sebesar Rp. 1 . 269 . 341,- dengan kata lain, bahwa nilai ekonomi sumberdaya terumbu karang di kawasan Pulau Putih per hektar sebesar Rp. 3 . 719 . 799,- 4. Berdasarkan analisis SWOT, maka rencana strategi utama dalam pengembangan ekowisata di kawasan Pulau Putih lebih dititik beratkan pada kebijakan mengoptimalkan pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya terumbu karang serta koordinasi antar stakeholders dalam upaya pengembangan ekowisata secara berkelanjutan.

5.2. Saran

1. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa nilai ekonomi terumbu karang kawasan Pulau Putih unt uk wisata sangat lemah dan belum melibatkanmemberikan manfaat ekonomi terhadap masyarakat. Jika berdasar pada pertimbangan tersebut, maka kawasan Pulau Putih akan lebih penting sebagai zona inti dalam konservasi laut daerah yang memiliki nilai efek spill over kepada masyarakat. 2. Penelitian serupa dapat dilakukan pada daerah yang lain sekitar Pulau Mansalar untuk mendukung rencana pemerintah setempat dalam mengembangkan ekowisata di Kabupaten Tapanuli Tengah. 108 DAFTAR PUSTAKA Angamanna D. 2005. Ecotourism Development Plan for Anawilundawa Wildlife Sanctuary And Ramsar Wetland . IUCN-Ramsar. Bappeda Kabupaten Tapanuli Tengah. 2003. Laporan Akhir Pembuatan Studi Master Plan Pulau Mursala. Budowski G. 1976. To urism and environmental conservation: conflict, coexistence or symbiosis? Environmental Conservation 3: 27-3 1. Brandon K. 1996. Ecotourism and conservation: A Revew of Key Issues. The World Bank. Washington, D.C., USA. 56 p. Brown K. 2002. Innovation fo r Concervation and Development. The Geographical Journal 168: 6-17 Bruce D, Hoctor Z, Garrod B, Wilson J. 2002. Planning for Marine Ecotourism in the UE Atlantic Area . META-Project. Bristol: University of the Weat England. Carpenter KE., R.I. Miclat, V.D. Albaladejo and V.T. Corpuz, 1982. The influence of substrate structure on the local abundance and diversity of Philippine reef fishes. p. 497-502. In E.D. Gomez, C.E. Birkeland, R.W. Buddemeier, R.E. Johannes, J.A. Marsh, Jr. and R.T. Tsuda eds. Proceedings of the 4 th International Coral Reef Symposium Vol 2. Marine Science Center, University of the Philippines, Manila, Philippines. Chabanet P, Ralambondrainy H, Amanieu M, Faure G and Galzin R. 1997. Relationships between coral reef substrata and fish. Coral Reefs 16: 93–102. Cesar H, Burke L, and Pet-Soede L. 2003. The Economic of worldwide coral reef degradation. Cesar Environmental Economic . Consulting: Arnhem Natherlands, 23 p. CRITC COREMAP-LIPI. 2004. Baseline Ekologi Terumbu Karang Kabupaten Tapanuli Tengah. P2O LIPI. CRITC COREMAP-LIPI. 2006. Manual Monitoring Kesehatan Karang. P2O LIPI. CRITC COREMAP-LIPI. 2007. Studi Monitoring Ekologi Terumbu Karang Kab Tapanuli Tengah. P2O LIPI. CRITC COREMAP-LIPI. 2008. Studi Monitoring Ekologi Terumbu Karang Kab Tapanuli Tengah. P2O LIPI 109 Dahuri R. 1993. Daya Dukung dan Pengembangan Pariwisata Bahari Berkelanjutan. Seminar Nasional Manajemen Kawasan Pesisir untuk Ecotourism dalam Rangka Dies Natalis ke-30 Institut Pertanian Bogor, Program Megister Manajemen, IPB Bogor. Dahuri R, Sapta P.G, J. Rais dan M.J.Sitepu.1996. Pengeloaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT. Pradnya Paramita. Jakarta. Dahuri R. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut. Aset Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 412 hlm. Dharmaratne G, Sang F, Walling L. 2000. Tourism potentials for financing protected areas. Annals of Tourism Research 27: 590-610. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tapanuli Tengah. 2008. Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah. Dirawan G.D. 2003. Analisis Sosio-Ekonomi dalam Pengembangan Ekotourisme pada Kawasan Suakamarga Satwa Mampie Lampoko. Disertasi. Institut Pertanian Bogor. 25 hlm. Dixon J., L.Scura, T.Van’t Hof. 1993. Meeting Ecological and Economic Goalsmarine Park in the Caribbean. Ambio 22: 117-125. Driver B, Bruns D. 2001. Concepts and Uses of the Benefits Approach to Leisure. Pages 349-369 in E. Jackson and T. Burton, eds. Leisure Studies: Prospects for the Twenty-First Century. Venture Publishing, Inc., State College, Pennsylvania.pp.349-369 English, S.A., C.Wilkinson and V. Baker. 1994. Survey Manual for Tripical Marine Resources. Australian Institute of Marine Science, Townsville. Australia. English S.A., C Wilkinson V Baker. Editors. 1997. Survey Manual for Tropical Marine Resources, 2 nd edition. ASEAN-Australian Marine Science Project: Living Coastal Resources. Australian Institute of Marine Science, Townsville. 368 p. Fandeli C., dan Mukhlison editor. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan UGM Kerjasama dengan Unit KSDA Daerah Istimewa Yogyakarta, Pustaka Pelajar Offset.Yogyakarta. 273 hlm. Fandeli C. 2001. Pengertian dan Kerangka Dasar Pariwisata. Fandeli, C. editor, 2001. Dasar-Dasar Manajemen Kepariwasataan Alam. Ed itor Liberty. Yogyakarta. 35 hlm. Gomez ED Yap HT. 1984. Monitoring Reef Condition. In : Kenchington RA Hudson BET, editor. Coral Reef Management Handbook. 2 nd Edition. 110 Jakarta : UNESCO Regional Office for Science and Technology for South East Asia. pp 187 - 195. Hawkins JP Roberts CM. 1993. E? ects of recreational diving on coral reefs. Trampling of reef flat communities . Journal of Applied Ecology 30: 25–30. Hill J, Wilkinson C. 2004. Method for ecological monitoring of coral reefs. Townsville : Australian Institute of Marine Science. Huybers T, Bennett J. 2003. Environmental management and the competitiveness of nature-based tourism destinations. Environmental and Resource Economics 24: 213-233. Inhutani IV. 1996. Ekowisata sebagai Langkah Konservasi http:lembarindonesia.wordpress.com20080715.. Di unduh pada tanggal 26 Agustus 2009. Jaya INS. 2002. Aplikasi Sistem Informasi Geografis untuk kehutanan. Bogor: IPB Press. Kamaluddin LM. 2003. Analisis dan Evaluasi Mengenai Kebijakan Penentuan Sumberdaya Kelautan di Wilayah Perbatasan Negara Tetangga. Disampaikan pada Acara Diskusi Pembangunan Pulau-Pulau Kecil. Diselenggarakan oleh PKSPL-IPB, 2 Januari 2003 di JMC Jakarta. Jurnal Universitas Paramadina Vol.2 No. 3, Mei 2003: 264-273. Kusumastanto T. 2004. Pembangunan Pulau-Pulau Kecil. Jakarta. Conservation International. 2006. Studi Kelayakan Ekowisata. Kuiter RH. 2001. Tropical Reef Fishes of the Western Pacific, Indonesia and Adjacent Waters . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Lundberg et al. 1997. Ekowisata sebagai Langkah Konservasi http:lembarindonesia.wordpress.com20080715.. Di unduh pada tanggal 26 Agustus 2009. Manuputy AEW, Giyanto, Winardi, Susanti, S.R, dan Djuwariah. 2006. Monitoring Kesehatan Karang Reef Health Monitoring. P2O-LIPI, Jakarta Manuputy AEW. 1986. Karang Lunak, salah satu Penyusun Te rumbu Karang. Oseana. Vol XI. No.4. P3O LIPI. Jakarta McNeely JA, Thorsell JW, Ceballos-Lascurian H. 1992. Guidelines: Development of National Park and Protected Area for Tourism . Madrid: WTO_UNEP_IUCN. Mihalic T. 2000. Environmental management of a tourist destination: A factor of tourism competitiveness. Tourism Management 21 : 65-78. 111 Nybakken JW. 1992. Biologi Laut. Suatu Pendekatan Ekologis. Terjemahan: HM Eidman, Koesoebiono, DG Bengen, M Hutomo, S Sukardjo. Gramedia. Jakarta. 459 p. Nurisyah S. 2001. Rencana Pengembangan Fisik Kawasan Wisata Bahari di Wilayah Pesisir Indonesia. Bulettin Taman dan Lanskap Indonesia. Perencanaan, Perancangan dan Pengelolaan Volume 3, Nomor 2, 2000. Studio Arsitektur Pertamanan Fakultas Pertanian IPB Bogor. Nugroho I. 2004. Buku Ajar Ekotourism. Fakultas Pertanian, Universitas Widyagama, Malang. 65 hal. Odum EP. 1971. Fundamental Ecology. WB Sounder, Co, Philadelphia. 574 p Omarsaid C. 1999. Keterkaitan Lingkungan Bahari dan Ekowisata http:www.terranet.or.idtulisandetil.php?id=1394.. Di unduh pada tanggal 24 Juli 2009. Orams MB. 1999. Impact and Marine Tourism. Development Management . Published by Routledge, 11 New Fetter Lane, London EC4P 4EE. Paul FJ, Eagles, McCool SF. Haynes CD. 2002. Sustainable Tourism in Protected Areas. IUCN – The World Conservation Union. Pendleton LH. 1994. Environmental quality and recreational demand in a Carribean cral reef. Coastal Management 22: 399-404 Planthong S, Inglis G, Huber M. 2000. Effects of self – quide snorkeling trails on corals in a tropical marine park. Conservation biology 14: 1821-1833. Prahasta E. 2005. Sistem Informasi Geografis, konsep – konsep dasar. Ed rev. Bandung: Penerbit Informatika. Prihatna S. 2007. Modul Teknik Pengambilan Data Untuk Travel Cost Method. Makalah Pelatihan Teknik dan Metode Pengumpulan Data Valuasi Ekonomi. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor PKSPL-IPB bekerjasama dengan Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut BAKOSURTANAL. Bogor, 05-09 Maret 2007. Rangkuti, F. 1997. Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis-Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi untuk Menghadapi abad 21. Cet ke-10. Jakarta : Gramedia Pustaka Umum. Scleyer M, Tomalin B. 2000. Damage on South Afi- ican coral reefs and an assesment of their sustainable diving capacity using afisheries approach. Bulletin of Marine Science 67: 1025-1042 112 Sembiring I., Hasnudi, Irfan Umar S. 2004. Survei Potensi Ekowisata di Kabupaten Dairi. http:library.usu.ac.iddownloadfphutan- iskandar2.pdf. Di unduh pada tanggal 24 Juli 2009. Sigabarian IL. 2008. Rencana pengembangan kawasan ekowisata pesisir interpretatif di kawasan koservasi laut daerah selat Dampier Kabupaten Raja Ampat Provinsi Papua Barat [thesis]. Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Shaffer SC, Inglis GJ. 2000. Influence of Social, Biophysical, and Managerial Condition on Tourism Experiences Within the Great Barrier Reef World Heritage Area. Environmental Management 26 : 73-87. Suharsono. 2002. Jenis – Jenis Terumbu Karang Indonesia. COREMAP I. Jakarta Suharsono. 2008. Jenis – Jenis Karang di Indonesia. COREMAP Program. Jakarta Tapanuli Tengah dalam Angka 2008. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Tengah. Thamrin. 2006. Karang: Biologi Reproduksi dan Ekologi. Minamandiri Pres. Pekanbaru. pp 5-13. Tomascik T, Sander F. 1985. Effects of eutrophication on reefbuilding corals. I. Growth rates of the reef-building coral Montastrea Annularis. Mar Biol 87:143–155 Tomascik T, A.J. Mah, A. Nontji, M.K.Moosa. 1997. The Ecology of The Indonesian Seas. University of Part I II, New South Waless Press Ltd. Sidney. Veron JEN. 1995 Coral in Space and Time: The Biogeography and Evolution of Scleractinian . Cornell, Univ. Press. Ithaca. 321 p. Veron JEN. 2000. Corals of the world. Australian Institute of Marine Science, PMB3, Townsville MC, Qld4810, Australia vol.1 : 463 p. Walters R, Samways M. 2001. Sustainable dive ecotourism on South African coral reef. Biodiversity and Conservation 10 : 2167-2179 Westmacott S, Teleki K, Wells S and West J.2000. Management of bleached and severely damaged coral reefs. IUCN:Gland Switzerland. 36 p. Williams I, Polunin N. 2000. Differences between protected and unprotected reefs of the western Caribbean in attributes preferred by dive tourist. Environmental Conservation 27 : 382-391 113 Wood EM. 1977. Ecologycal Study of Coral Reefs in Sabah. World Wildlife Fund, Project Malaysia: 15. London. Yulianda F. 2003. Pengelolaan Terumbu Karang di Kawasan Wisata Bahari. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Yulianda F. 2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Seminar Sains Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB. Bogor. 19 hlm Zakai D, Chadwick-Furman NE. 2002. Impact of intensive of recreational diving on coral reef at Eliat, northern Red Sea. Biological Conservation 105 : 179- 187. LAMPIRAN Lampiran 1. Peta kawasan penelitian 115 Lampiran 2. Kuisioner untuk analisis sosial-ekonomi Kuisioner untuk Persepsi Masyarakat A. Petunjuk Pengisian Berilah tanda silang X pada pilihan jawaban a,b,c,d,e,f, dan jika disediakan titik-titik ............. mohon diisi sesuai keadaan yang BapakIbuSaudaraSaudari alami atau yang diketahui.

B. Data Responden

1. Nama responden ......................... 2. Berapa umur anda saat ini?………tahun 3. Jenis kelamin ? a. Laki-laki b. Perempuan 4. Status perkawinan anda ? a. Belum kawin c. Kawin c. Dudajanda 5. Pendidikan formal terakhir anda ? a. SDSederajat c. SLTAsederajat e. Sarjana b. SLTPsederajat d. DiplomaSarmud f. Pascasarjana 6. Apa Jabatan anda saat ini? a. Nelayan e. Guru b. Petani f. Pedagang c. Wiraswasta g. ..... d. PNS 7. Pendapatan rumah tanggabulan : a. Rp 500.000 – 1.000.000 c. Rp 3.000.000 – 4.000.000 b. Rp 1.000.000 – 2.000.000 d. Rp 4.000.000 – 5.000.000 e. Lebih dari Rp 5.000.000 8. Berapa jumlah rata-rata pengeluaran rutin untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga anda setiapa bulannya, diluar cicilan mobil, sepeda motor, televisi, dan sebagainya? a. Antara Rp. 100.000.- sampai dengan Rp. 250.000.- b. Antara Rp. 250.000.- sampai dengan Rp. 500.000.- c. Antara Rp. 500.000.- sampai dengan Rp. 750.000.- d. Antara Rp. 750.000.- sampai dengan Rp. 1.000.000.- e. Lebih dari Rp. 1.000.000.-

c. Persepsi Terhadap Terumbu Karang kondisi Kawasan perairan Tapanuli Tengah