Pengunjung atau wisatawan Keterlibatan lembagainstansi terkait dalam wisata bahari

49 melengakapi jenis wisata tersebut, pihak pengelola menyediakan fasilitas berupa kapal sewa, pancing dan fasilitas selam Tabel 19. Tabel 19. Fasilitas wisata bahari di Pulau Putih. Fasilitas Jumlah unit Kapasitas orang Harga hari Rp Ket. Kapal : Kapal Nauli 1 1 65 8 000 . 000 KM. Nauli IV 1 25 3 200 000 KM. Samudera Wisata 1 30 5 000 000 SMR sibolga marina resort ,40 HP 1 6 1 320 000 SMR speed boat, 170 HP 1 10 2 700 000 SMR speed boat, 400 HP 1 10 4 000 000 Fasilitas selam : Sebagian rusak Tabung 38 120 000pc Kompresor 1 Weight belt Peralatan selam dasar : 100 000set Fin 16 Snorkel 6 Masker 6 Sumber : PT. Sibolga Marina Resort 2009 Penghubung antara Kota Pandan dengan Pulau Putih termasuk sulit karena belum tersedia kapal penyeberangan umum secara regular. Kebanyakan pengunjung datang melalui Kota Sibolga dengan menggunakan kapal yang disediakan oleh pengelola dengan tarif yang cukup mahal. Waktu tempuh yang dibutuhkan bervariasi tergantung jenis kapal yang digunakan. Jika menggunakan kapal yang disediakan oleh pengelola membutuhkan waktu 10-15 menit pelayaran tetapi kalau menggunakan kapal nelayan bisa menghabiskan waktu 1.5-2 jam.

4.1.2.3. Pengunjung atau wisatawan

Selain wisatawan lokal, pengunjung umumnya berasal dari berbagai daerah seperti Kota Medan, Sipirok, Jakarta, Tarutung, Padang Sidempuan bahkan dari mancanegara. Wisatawan yang berkunjung di lokasi wisata Pulau Putih biasanya mengalami peningkatan pada saat liburan dan akhir tahun. Rata-rata wisatawan mengunjungi lokasi tersebut sebanyak 2-3 kali dalam satu tahun. 50 Pengunjung umumnya datang secara berkelompok dan melakukan aktivitas bahari seperti rekreasi pantai, memancing, snorkelling, menyelam dengan dipandu beberapa orang guide yang disediakan oleh pengelola. Berdasarkan informasi yang diperoleh, wisata pancing sangat digemari oleh wisatawan karena di kawasan tersebut terdapat banyak ikan karang. Dilihat dari tingkat kunjungan wisatawan, jumlah Pengunjung di Pulau Putih masih tergolong rendah bahkan cenderung menurun tiap tahunnya. Puncak pengunjung terjadi pada tahun 1996-1997 yang mencapai ribuan orangtahun. Berdasarkan informasi yang diperoleh, jumlah rata-rata pengunjung di pulau ini selama 2 tahun terakhir sebanyak ± 460 orangtahun. Ketersediaan fasilitas masih sangat minim seperti keterbatasan air tawar, dan kelistrikan, peneranga n hanya menggunakan lampu petromax. Keterbatasan fasilitas ini sangat mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke daerah tersebut.

4.1.2.4. Keterlibatan lembagainstansi terkait dalam wisata bahari

Secara teknis, lembagainstansi yang terlibat dalam pengelolaan wisata bahari di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian dalam rangka percepatan pembangunan di Kabupaten Tapanuli Tengah. Untuk memajukan sektor ini, beberapa program kerja telah ditetapkan antara lain : Program pengembangan nilai budaya, program pengelolaan kekayaan budaya, program pengelolaan keragaman budaya, program pengembangan pemasaran pariwisata dan program pengembangan destinasi pariwisata. Jenis wisata bahari yang berkembang di Kabupaten Tapanuli Tengah saat ini yaitu wisata pantai yang sebagian besar berada di sekitar kota kabupaten, umumnya pengunjung berasal dari daerah tetangga seperti Kota Sibolga, Padang Sidempuan, Rantau Parapat dan mayarakat lokal. Sedangkan untuk wisata bahari berbasis kepulauan, belum ditangani secara optimal, namun berbagai upaya telah dilakukan untuk mempromosikan wilayah tersebut sebagai bagian dari program pengembangan destinasi wisata. Selain penyebaran informasi melalui media massa, upaya pemerintah daerah memperkenalkan kepariwisataan dengan mengadakan iven dan lomba yang diikuti oleh lapisan masyarakat seperti kegiatan Triathlon, lomba perahu dayung dan 51 atraksi kesenian tradisional seperti Sikambang, Serampang 12 dan sebagainya. Menurut salah seorang staf pada Dinas Pariwisata dan kebudayaan setempat, kegiatan-kegiatan seperti ini perlu dikembangkan dalam upaya menarik wisatawan dari dalam dan luar daerah.

4.2. Kondisi Lingkungan Perairan